29 -Hari yang aneh

19 3 0
                                    

🍁اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّد🍁

"Tidak ada jarak yang terukir, bagi setiap orang yang didalam hatinya ada cinta"

Takdir Allah

Takdir Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





...............

Pagi ini mentari kembali menyapa bumi, sosoknya yang selalu dinanti oleh mahkluk belahan bumi, bahkan tanpanya, bumi ini terasa gelap dan sunyi.

"Hafshah jangan pernah lupakan Aku, ya". Ucap Kinan selepas melepaskan pelukannya.

"Iya in sya allah, Aku tidak akan pernah melupakanmu, Kinan".

Kinan memberikan paper bag kecil kedepan Kinan "Tolong Kamu ambil hadiah kecilku, maaf gak bisa memberikan lebih".

Hafshah menerimanya dengan senang hati "Jazakillah, maaf jadi merepotkan".

Kinan menggeleng kecil "Tidak sama sekali. Oh ya, bukanya pas di pesawat sudah lepas landas, ya". Pesan Kinan.

"Hafshah".

Hafshah menengok kebelakang, ternyata Umi nya yang memanggil "Iya Umi".

"Ayo ! Pesawatnya sudah mau terbang".

"Iya Umi. Kalau gitu Hafshah pamit". Sebelum Hafsah pergi, Ica kembali bersuara "Sayang duluan aja, Umi mau ngobrol bentar sama Kinan".

"Baik Umi, Assalamualaikum". Pamit Hafsah.

"Kinan". Panggil Ica.

"Iya Tante". Jawab Kinan.

Ica terkekeh kecil "Jangan panggil Tante, Umi saja oke".

"I-iya". Jawabnya sedikit canggung.

Ica tersenyum hangat lalu menggenggam tangan kanan Kinan "Terimakasih sudah mau berteman dengan Hafshah dan Terimakasih pula sudah menjadikan kebahagiaan untuknya".

Kinan membalas senyuman Ica "Terimakasih kembali, U-umi".

Ica lagi-lagi terkekeh kecil mendengar jawaban Kinan yang masih terbilang canggung "Biasakan panggil Umi, agar tidak canggung ya".

"In sya allah".

Sebelum berangkat, Ica mengeluarkan sebuah gelang emas dengan bintang-bintang kecil yang menghiasi "Ini untuk Kinan, jangan pernah di lepas ya, karena Kinan gak akan pernah bisa melepaskannya".

Dahi Kinan mengernyit "Loh... Emang kenapa gak". Ucapan Kinan terpotong oleh teriakan Hafshah

"UMI CEPETAN NAIK, NANTI KETINGGALAN PESAWAT".

"Umi berangkat sekarang, jaga diri baik-baik di sini. Ini nomor Umi, Assalamualaikum ". Setelah memasangkan gelang dan memberikan nomor Telepon, Ica berlari memasuki pesawat.

TAKDIR ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang