O.1

1.1K 91 28
                                    


"WATANABE?"

"HUAAA DUABELAS KURANG DUA SAMA DENGAN NOL."

Haruto berteriak kaget saat seorang guru memanggil namanya tepat disamping telinganya, dia yang sedang tertidur otomatis langsung terkejut dan spontan berteriak sambil berdiri.

"Berani-berani nya kamu tidur waktu pelajaran saya." Ujar sang guru sambil berkacak pinggang, Haruto mengusap wajahnya yang sedikit ada bekas iler kemudian membungkuk pelan, "Maaf pak, saya ketiduran."

"Kali ini saya maafkan, kalau sekali lagi begitu awas kamu!" Ancam sang guru kemudian berjalan kembali ke meja nya, Haruto langsung duduk ditempatnya melihat dirinya kini lolos dari hukuman. Ia menguap lebar karena masih merasa ngantuk.

"Sekarang, tutup buku kalian semua. Kita ulangan harian."

"HAHHH?????" Semua murid didalam kelas terkejut bukan main, ada yang langsung membuka buku dan membaca dengan cepat walaupun tak ada satupun yang masuk kedalam otak, ada yang hanya melongo menatap kearah papan tulis yang menunjukkan rumus-rumus fisika, dan ada juga yang memejamkan dan menaikkan kedua tangannya, berdoa dan menyerahkan diri kepada yang maha kuasa.

Haruto sudah pasti masuk yang terakhir, apalagi dia baru bangun dari tidurnya dan engga denger penjelasan sang guru didepannya, jadi dia cuma bisa pasrah sama keadaan.

"Udah udah. Tutup bukunya cepet terus siapin kertas satu lembar, soalnya dikit kok, bapak tulis dipapan tulis ya." Ujar sang guru yang kini sudah berdiri didepan papan tulis sambil memegang sebuah buku.

Haruto membuka buku tulisnya dan merobek kertasnya, baru saja hendak menutup buku tulisnya itu tiba-tiba orang yang duduk didepannya membalikkan badannya dan menatap kearah Haruto dengan senyumannya. Tangannya terulur kedepan Haruto yang Haruto sendiri udah hapal sama kelakuannya, apa lagi kalau bukan buat minta kertasnya itu.

"Besok ganti." Ujar Haruto sambil memberikan kertas digenggamannya.

"Halah, perhitungan banget lo jadi temen." Jeongwoo langsung saja mengambil kertas tersebut dan membalikkan badannya kembali kearah depan.

Ulangan mereka kini sudah berjalan selama lebih dari 30 menit. Waktu yang tersisa sisa 30 menit lagi, tapi Haruto belom ngerjain satu soal pun dari 5 soal essay didepannya. Daritadi dia itu udah manggil temen-temennya buat minta jawaban, tapi yang namanya lagi begini pasti mereka pura-pura ga denger alias budek, sengaja engga mau ngasih jawaban ke Haruto. Haruto sendiri udah misuh-misuh kecil, dia noel-noel punggung lebar milik Jeongwoo didepannya lalu memajukan badannya sedikit kedepan.

"Woo, nyontek nomor satu." Bisiknya kecil sembari melirik kearah sang guru yang masih sibuk sama kertas dimejanya. Jeongwoo melirik kearah belakang lalu menunjukkan kertas miliknya kepada Haruto, Haruto yang awalnya seneng karena dikasih jawaban langsung liat jawaban Jeongwoo, seketika dia mendatarkan pandangannya dan mendorong punggung Jeongwoo kesal.

"Ah lo mah!" Kesal Haruto. Gimana engga kesel? Jeongwoo emang ngasih dia jawaban punya dia, tapi soal nomor satu baru ditulis "ditanya" sama "diketahui" doang, sisanya kosong melompong.

"Yok bisa yok, pake ilmu cocoklogi." Ujarnya menyemangati diri sendiri, saat tangannya hendak menjawab pertanyaan, tiba-tiba dia baru inget satu hal.

KAN SOALNYA ESSAY? GIMANA BISA PAKE ILMU COCOKLOGI.

Seketika Haruto menjatuhkan kepalanya kearah mejanya, dia mengambil nafas dan membuangnya selama berkali-kali, udah kayak ibu-ibu mau lahiran.

Setelah beberapa kali ngeluh, Haruto menegakkan badannya kembali, matanya tak sengaja menatap kearah Jungwon yang lagi nengok kanan kiri.

"Won, Jungwon!" Bisik Haruto kecil, Jungwon menoleh kearahnya lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, lo. Nomor satu nyontek dong!" Seru Haruto masih berbisik. Jungwon seketika menggelengkan kepalanya, "Belom." Jawabnya sambil berbisik juga.

reveal | treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang