Ketiganya membuka mata mereka dengan bersamaan. Mereka menatap satu sama lain dalam diam, tak ada yang mengeluarkan suara mereka."Kak," Panggil Junghwan, Junkyu menoleh kearahnya dengan tatapan kosong.
"Kita harus cari kak Yoshi, terus nyuruh dia ngaku sama apa yang dia perbuat!" Seru Junghwan, matanya berkaca-kaca akibat menahan amarahnya. Haruto mengangguk setuju, "Betul, kita harus cari dia."
"Enggak, enggak perlu." Jawab Junkyu lirih. Ia melepaskan genggamannya pada buku diary milik Asahi sehingga buku tersebut terlepas dan jatuh, karena Junghwan dan Haruto juga sudah melepaskan genggaman mereka.
Haruto mengerutkan dahinya bingung, "Enggak perlu? Maksud lo kak?"
"Karena gue udah disini."
Sontak keduanya menoleh kearah belakang kala mendengar suara Yoshi. Dapat mereka lihat Yoshi yang sedang berdiri beberapa meter sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Junghwan mengambil ancang-ancang untuk melawan Yoshi, sedangkan Haruto sudah mengangkat kedua tangannya mengepal didepan dada. Yoshi yang melihat itu tersenyum mengejek kearah keduanya, "Mau ngapain lo?"
"Lo pembunuh." Balas Haruto.
"Terus?"
"Ngakuin itu ke pihak sekolah!" Seru Junghwan. Yoshi tertawa kecil mendengarnya lalu menaikkan satu alisnya, "Siapa lo berani-berani nyuruh gue?"
Junghwan dan Haruto menggeram kesal, tapi tiba-tiba saja tubuh keduanya melemah, mereka terjatuh dilantai. Haruto menahan tubuhnya dengan tangannya lalu mendongak, "Kak, gue kenapa?" Tanyanya pada Junkyu.
Namun Junkyu, hanya diam saja.
Baik Junghwan maupun Haruto melototkan mata mereka tak percaya kala Yoshi berjalan kearah mereka dan berdiri disebelah Junkyu.
"Kak?" Junghwan menggeleng tak percaya ketika mengetahui situasi yang terjadi. Yoshi tersenyum miring melihat keduanya yang sudah hampir tak sadarkan diri, ia berjongkok didepan Junghwan lalu menaikkan satu alisnya, "Gimana? Enak gak minumannya?"
Junghwan melototkan matanya mendengar itu, ia menatap kearah Junkyu yang hanya menunduk dalam. Jadi, di dalam minuman teh krisan itu ada sesuatu didalamnya? Perlahan tubuh Junghwan dan Haruto terjatuh sempurna diatas lantai, tanda bahwa mereka sudah tak sadarkan diri.
Yoshi berdiri dari tempatnya lalu melirik kearah Junkyu, "Bawa mereka."
Junkyu menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk kecil.
◖ r e v e a l ◗
"Gue sepupu Asahi, gue emang sengaja dateng kesini buat ngungkapin kasus kematian dia."
Masih terlintas di otak Mashiho, bagaimana pengakuan Yoonbin kemarin sewaktu di kantin.
"Waktu denger kabar kematian dia, gue merasa ada yang aneh. Gak mungkin Asahi bunuh diri, jadi gue pindah kesini, buat buktiin kalau Asahi itu engga bunuh diri."
Mashiho membuang nafasnya kasar lalu merebahkan badannya diatas kasur. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk mengosongkan pikirannya.
Dug!
Suara buku yang jatuh membuat Mashiho membuka matanya cepat, ia terduduk dari posisinya lalu mengerutkan alisnya kala melihat buku tulis miliknya tiba-tiba jatuh. Mashiho beranjak dari tempatnya lalu mengambil buku tulis miliknya itu, hendak ia taruh kembali diatas meja karena dirinya benar-benar tidak menyukai sesuatu yang terlihat berantakan.
Namun, matanya tak sengaja menatap kearah sebuah tulisan diatas buku tulis miliknya.
'Kebenaran, sudah terungkap. Hati-hati.'
"Kebenaran?" Ujar Mashiho pada dirinya sendiri. Seingatnya, ia tidak pernah menulis kata-kata tersebut didalam buku tulisnya.
Wush
Brak!
Tiba-tiba saja jendela kamarnya terbuka lebar karena angin yang sangat kuat. Mashiho berdiri dari tempatnya lalu menaruh buku tulis miliknya kembali diatas meja, ia berjalan kearah jendela kamarnya lalu menutup jendela tersebut dan menguncinya.
Knock knock knock
Mashiho menoleh kearah belakang kala mendengar pintu asrama nya diketuk seseorang, jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia berjalan keluar kamarnya menuju ruang tamu, Mashiho menoleh kearah kamar Taehyun, teman sekamarnya. Ia membuka pintu kamar Taehyun, dapat ia lihat Taehyun sedang tidur terlentang diatas kasurnya dengan nyenyak. Kalau begitu siapa orang yang ngetuk pintu diluar?
Knock knock knock
Suara ketukan pintu terdengar kembali. Mashiho menutup pintu kamar Taehyun lalu segera berjalan kearah pintu asramanya, ia membuka pelan pintu kamarnya lalu menaikkan salah satu alisnya kala melihat siapa orang yang berdiri didepan kamar asramanya.
"Yoshi?"
Yoshi tersenyum lebar ketika melihat Mashiho berdiri dihadapannya.
◖ r e v e a l ◗
Kriet
"Loh kyu? Lo abis darimana aja?" Tanya Yoonbin ketika baru saja melihat Junkyu, selama seharian penuh tak bertemu dengan laki-laki itu. Ia melirik jam tangannya, sudah pukul dua belas kurang, hampir tengah malam dan Junkyu baru saja pulang entah darimana.
"Jalan-jalan." Balas Junkyu singkat, Yoonbin menaikkan satu alisnya kala mendengar suara Junkyu yang terkesan datar. Junkyu berjalan dengan pelan kearah dapur, mengambil satu botol air minum lalu meminumnya hingga habis. Saat dirinya hendak pergi kedalam kamarnya, tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh seseorang yang tak lain adalah Yoonbin.
"Lo udah tau kan kalau gue sepupu Asahi?" Tanya Yoonbin. Junkyu terdiam sebentar lalu mengangguk.
"Lo tau dari man—"
"Asahi," Potong Junkyu, ia menoleh kearah Yoonbin, "Asahi yang ngasih tau. Makanya gue manggil lo 'Ben', sama kayak panggilan Asahi ke lo. Gue sengaja manggil lo begitu, biar lo makin sadar kalau Asahi belom tenang."
"Tapi—"
"Ben," Junkyu melepas paksa tangan Yoonbin yang masih mencekal lengannya, ia berbalik menghadap kearah Yoonbin dan menatapnya dengan raut wajah yang tak terbaca.
"Gue sengaja ngelakuin banyak hal ke lo, gue sengaja bikin lo telat masuk kelas karena lo sasaran salah satu hantu disini. Asahi selalu ngasih tau gue semua itu."
Yoonbin terdiam, ia masih mencerna apa yang Junkyu ungkapkan kepadanya.
"Semuanya udah keungkap Ben. Tentang kematian Asahi."
Yoonbin melototkan kedua matanya, dirinya memegang kedua bahu Junkyu lalu menatap Junkyu dalam, "Kasih tau gue!"
Junkyu menundukkan kepalanya, "Dia enggak bunuh diri." Lirihnya pelan.
"Terus?"
Junkyu hanya diam selama beberapa saat, dia menaikkan pandangannya lalu menatap kearah Yoonbin. Melihat tatapan Junkyu yang berbeda dari tatapan sebelumnya membuat Yoonbin melepaskan kedua tangannya lalu mengerutkan dahinya.
"A-asahi?"
"Pergi."
"Hah?"
Kriet
Bugh!
"Akh!"
Yoonbin terjatuh ketika merasakan sebuah benda berat menghantam kepalanya, tidak terlalu keras, namun dapat membuat kesadaran Yoonbin semakin menipis.
"J-jun—"
"Bawa dia."
Dapat Yoonbin dengar samar-samar suara seseorang selain suara Junkyu, dan seingat Yoonbin suara itu adalah suara milik Yoshi. Sebelum dirinya tak sadarkan diri.
◖ r e v e a l ◗
maaf banget aku baru update soalnya tugas paper aku banyak banget 😭🙏