1.2

477 67 10
                                    

tw, cw // violence, harshword, bullying

chapter ini bakal ada adegan kekerasan, dimohon untuk kalian bijak ya sebagai pembaca.

◖ r e v e a l ◗

"Kok kayak mau bersekutu sama iblis."

"Lambemu to."

Haruto menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, ia melirik kearah Junkyu yang sedang menempatkan beberapa lilin disekitar mereka, membentuk sebuah lingkaran.

"Gue bukan satanisme." Ujar Junkyu sambil menaruh lilin terakhir digenggamannya, ia mendirikan badannya lalu berjalan menghampiri keduanya yang sudah berada didalam lingkaran lilin buatannya.

"Ini bukunya taro dimana kak?" Tanya Junghwan, tangan kirinya memegang buku diary milik Asahi.

"Taro ditengah, biar kita semua bisa megang." Jawab Junkyu. Ketiganya kini sudah memegang buku diary milik Asahi yang berada ditengah mereka, Junkyu mengambil sesuatu dari kantong celananya lalu memberikannya pada kedua orang didepannya.

"Minum ini, biar gak ngerasa sakit."

Junghwan dan Haruto mengambil botol kecil dari tangan Junkyu, Junghwan menatap kearah botol itu lalu menatap Junkyu, "Ini apa kak?"

"Teh krisan."

Keduanya langsung saja meminum teh tersebut dalam sekali teguk. Junkyu kini mulai memejamkan matanya, lalu mulutnya seperti mengucapkan beberapa kata yang terdengar seperti bisikan kecil oleh keduanya. Haruto dan Junghwan ikut memejamkan mata mereka. Setelah beberapa saat, mereka melihat adanya cahaya putih yang bersinar tenang sehingga pandangan mereka kini menjadi putih semua.

◖ r e v e a l ◗

Flashback on

"Pemenang olimpiade matematika kali ini adalah Hamada Asahi dari Treasure High School!"

Suara tepuk tangan dan sorakan penonton terdengar ketika mendengar pengumuman tersebut, Asahi tersenyum senang lalu berjalan memasuki area panggung, ia menunduk memberi salam lalu mengambil piala serta sertifikat miliknya. Matanya menatap kearah area penonton, ada Jaehyuk, Mashiho, dan Haruto disana, sedang bersorak untuknya.

Namun saat matanya tak sengaja menatap kearah lain, tubuhnya tiba-tiba jadi tegang, Asahi menggigit bibir bawahnya kala melihat tatapan tajam dari seseorang di area kursi penonton.

Kanemoto Yoshinori menatapnya dengan sangat tajam.

Brak!

Byur!

Asahi mengusap wajahnya yang basah akibat guyuran tersebut. Ia mengatur nafasnya yang ngos-ngosan, hidungnya mencium aroma tak sedap dari tubuhnya sendiri yang basah, bagaimana tidak? Dirinya baru saja disiram oleh air bekas pel an yang sudah dicampur dengan susu basi dan air comberan.

"Masih mau lagi gak?"

Asahi menggeleng kuat, pipinya lebam, sudut bibirnya sudah berdarah, serta punggungnya yang kini mulai terasa sakit akibat terbentur dengan dinding dibelakangnya.

Yoshi melempar ember yang dipegangnya kearah Asahi sehingga ember itu mengenai kepalanya. Asahi meringis lalu menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

Yoshi mengambil satu bungkus rokok di kantong celananya, ia mengambil satu puntung rokok dan menyalakannya menggunakan korek. Yoshi berjongkok didepan Asahi lalu menghembuskan asapnya tepat didepan wajah Asahi, sehingga pemuda itu terbatuk-batuk akibat asap rokok tersebut.

reveal | treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang