"Abisin to, gue beli mahal nih cuma buat lo doang."Haruto menggeleng, tanda ia tak sanggup menghabiskan ramen pedas didepannya. Baru saja hendak beranjak dari tempatnya, Jihoon menekan bahunya kuat sehingga Haruto kembali terduduk ditempatnya.
"Ah lo mah gak seru, sini gue suapin deh." Jihoon dengan cepat mengambil garpu beserta mie didepannya lalu ia sodorkan didepan Haruto, Haruto menggeleng, matanya serta hidungnya sudah memerah akibat memakan makanan pedas tersebut.
Tiba-tiba saja, tangan Jihoon yang sedang menyodorkan mie dengan garpu ditahan oleh seseorang, Jihoon menoleh kearahnya dan mendapati Yoonbin disampingnya.
"Stop. Lo gak liat dia kepedesan?" Tanya Yoonbin lalu menaikkan satu alisnya.
Haruto yang mendengar itu lantas membulatkan matanya, ia menggeleng pelan sambil menatap kearah Yoonbin, seolah mengatakan 'Plis, jangan ikut campur'.
"Coba ulangin lo ngomong apa tadi." Jihoon menarik tangannya dari cekalan Yoonbin lalu menaruh garpu ditangannya dengan kasar diatas meja, ia mulai beranjak dari posisi duduknya dan berdiri dihadapan Yoonbin.
Awalnya Yoonbin ingin melawan, tapi melihat raut wajah Haruto yang menyuruhnya untuk diam, dirinya kini hanya diam saja sambil menatap kearah Jihoon, Jihoon menyusuri pandangannya kearah badan Yoonbin dari atas sampai bawah, lalu ia menyeringai, "Anak baru? Pantes."
"Kenapa emangnya?" Tanya Yoonbin tak suka.
"Lo—"
"Kak, udah abis." Haruto memotong ucapan Jihoon, ia mendorong cup ramen pedas diatas mejanya dengan wajah yang sudah merah total, matanya berair, bibirnya sedikit bengkak akibat makanan pedas itu, namun dirinya tak memperdulikan hal itu, ia hanya ingin Yoonbin tak terkena masalah karena membelanya.
"Pinter! Harus ngapain kalau udah selesai?" Perhatian Jihoon teralihkan, ia menghadap kearah Haruto kembali. Masih dengan wajah yang menahan pedas, Haruto segera berdiri dari tempatnya lalu berlutut, ia menggigit bibir bawahnya lalu menunduk dalam.
"M-makasih yang mulia." Suaranya sedikit tertahan akibat rasa pedas yang masih ada didalam mulutnya, juga karena ia sangat malu melakukan ini, namun apa boleh buat? Ia tidak bisa melawan orang didepannya.
Yoonbin melotot kaget ketika melihat Haruto berlutut seperti itu, ia mengalihkan pandangannya kearah murid lain yang berada didalam kelas ini, ada Jeongwoo yang duduk diam ditempatnya, ia tahu bahwa sahabatnya itu menjadi bahan bully an Jihoon, namun ia tidak dapat melawan laki-laki kuat itu. Sedangkan Yoshi, hanya melirik kearah mereka tanpa tertarik sedikitpun.
"Hahaha bagus bagus. Lo kepedesan kan? Karena gue baik jadi nih gue kasih minum." Jihoon melempar botol plastik air mineral kearah Haruto lalu menepuk-nepuk kepala Haruto berkali-kali dengan sedikit keras. Tanpa memperdulikan tindakan Jihoon, Haruto langsung mengambil botol tersebut dan meminumnya dengan rakus.
"Lo ngapain?" Tanya Yoonbin sedikit kesal. Jihoon kembali menegakkan badannya lalu berkacak pinggang, "Gue? Gue gak ngapa-ngapain."
"Lo ngebully dia."
"Oh ya? To, emang gue ngebully lo?" Tanya Jihoon pada Haruto, Haruto yang sedang berdiri dari posisinya segera menggeleng keras.
"Tuh, lo liat sendiri kan?"
Yoonbin berdecak kesal, baru saja hendak membalas tiba-tiba pintu kelas dibelakangnya terbuka lebar, menampakkan beberapa murid yang baru saja masuk kedalam kelas.
"Loh bin, udah sampe aja." Hyunsuk yang melihat Yoonbin didepannya segera merangkulnya dan mengajaknya untuk duduk didepan, memang agak sedikit jinjit saat merangkul Yoonbin, namun Yoonbin dengan kepekaan nya segera menyetarakan tinggi badannya dengan Hyunsuk.