Seperti biasa author kembali up
WARING TYPO DIMANA-MANA
jangan lupa tinggalin jejak
JANGAN JADI SILENT READERS OKE
👌👌_________________________________________
Setelah dicampuk dengan tidak manusiawinya, Naya menyeret tubuhnya keluar dari dalam ruangan tersebut. Meninggalkan seseorang yang berdiri di ujung lorong gelap. Darah menetes melewati paha hingga kekaki, meninggalkan jejak kaki Naya pada lantai keramik. Kesan horor sangat kentara sekali.
Tak lupa juga luka bakar pada tangan nya, karena disiram oleh Daddynya. Lengkap sudah penderitaan Naya didunia ini, tapi mau bagaimana lagi. Dia tahu ini adalah kesalahannya. Mungkin Naya bakalan tidak masuk selama seminggu full, itu pun jika Daddy nya mau ngeijinkan dia untuk mengistirahatkan sebentar tubuhnya.
"Sstttt" desis Naya tak kalah seseorang meremas tangannya yang terdapat luka bakar. Mengakibatkan tangannya memerah, dan mungkin saja bakalan berdarah.
"Jangasstt jangan sentuh" kesel Naya. Ini benar-benar sakit. Dan seenak jidatnya, dia merebas tangan Naya bak orang tidak berdosa.
"Sudah berapi kali gue bilang sama lo, jangan pernah mengecewakan Daddy. Ini kan akibatnya yang harus lo terima" marah Leo. Yah orang yang sedari tadi melihat Naya dari lorong gelap, dan orang yang menghampiri Naya. Dan merebas tangan Naya dengan tidak manusiawi.
"Lo cukup diam, dan lihat apa yang bakalan gue lakuin" balas Naya gak mau kalah.
"Dan inget satu lagi. Semoga lo nggak nyesal" ucap Naya. Dia menghempaskan tangan Leo. Dan berusaha melangkah kaki nya menuju kamarnya yang berada dilantai 2.
"gue nggak bakalan nyesel, lo salah Nay. Dari awal gue sudah menyesal mengikuti peraturan dia " tekan Leo. Kalimat terakhir hanya bisa Leo ucapkan dalam hati. Tidak mungkin Leo menguatarakan nya dengan blak-blakan. Taruhannya nyawa seorang gadis didepannya.
Leo cukup mematuhi perintah seseorang, maka nyawa adeknya akan selamat. Adek? Apa Naya masih mau menggapnya abang? Disaat kelakuan brengseknya membuat luka batin yang sangat mendalam. Apa Naya masih mau menganggapnya seorang abang? Mungkin yang ada hanya kebencian dari Naya untuknya, Leo rela melakukan segala hal demi sang adek.
Tapi sepertinya cara yang dia gunakan sangat salah. Tapi ini adalah satu-satunya cara, agar Naya bisa bertemu dengan Dia. Semoga saja dia cepat-cepat datang. Untuk membebaskan Naya dari neraka yang paling mengerikan ini.
•••••o0o•••••
"Sih Naya nggak datang rik?"
"Nggak, mungkin dia lupa kali"
"Tapi nggak mungkin lupa sih, orang dia paling cepat kalo soal markas"
"Besok deh lo tanya aja ke dia den"
Percakapan singkat itu berakhir. Dan kesunyian mengambil ahli, tak tahu saja mereka. Jika seseorang yang sedari tadi mereka nantikan kedatangannya, sedang disiksa habis habisan oleh Daddy nya sendiri.
Perkara nilai, banyak ukiran indah ditubuhnya yang tidak mereka ketahui. Kanaya itu pandai menutupi kesedihanya, dan dia juga pandai bermain peran. Kanaya yang terlalu pandai? Atau mereka yang terlalu bodoh?.
Entahlah semua ini sangat membingungkan, ditambah dengan hilangnya seseorang dalam hidup Kanaya.
•••••o0o•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleonore
General FictionKalian pernah melihat seseorang tertawa, bercanda, dan selalu tersenyum lebar? Tapi apa pernah kalian menanyakan keadaan mereka? atau sebaliknya, kalian akan melontarkan perkataan seperti ini "hidup Lo enak banget astaga, semua-semua nya lengkap. ir...