Eleonore || Chapter 10

344 266 114
                                    

️⚠️Warming⚠️

Typo bertebaran dimana-mana

Sebelum baca, ada kalah nya kalian tinggalin jejak🌟
Vote
Jangan jadi silent reader

Selamat membaca

_____________________________________

"Napa tuh muka? Kusut amat ke cucian belum di setrika"

"Bacot"

"Dih dih siape Lo?"

"Kalo mau ngajak gelud Ama gue sekarang aja ayok"

"Aku!? jadi duta sampo lain? Hahaha"

"Sungguh sulit di mengerti, semoga hari mu Senin terus"

"Gila elit, waras sulit" ucap Erik yang sejak tadi menonton perdebatan tidak bermutu antara sih sesat dan sih paling sesat. Nggak ada beda jauh nya  antara Aiden dengan Arga kedua nya pantas mendapatkan julukan sih paling sesat.

Tapi ketika mereka berdua berhadapan dengan musuh, siap siap mereka harus menyiapkan stok kesabaran tak terhingga untuk tidak terpancing dengan mereka berdua. Kolaborasi dalam membantai musuh mereka, pun menjadikan mereka berdua begitu di takuti.

The twins devil

Julukan yang sudah mereka dapat kan sejak awal mereka menjadi murid sekolah menengah atas. Banyak orang tak begitu mengenal keluarga dari kedua iblis tersebut. Dan mereka tidak peduli, Ingin mencari identitas mereka? Jelas kalian tidak akan pernah menemukan nya.

"Pak Alex kemana yah? Tumben sekali beliau cuti nya hampir seminggu? Aneh banget tahu nggak" Ujar Arga mencomot tempe milik Kanaya.

Plakk

"Yah bagus dong" sahut Edward sehabis menggeplak kelapa Arga.

"Kok gue di pukul sih"

"Nggak sopan ambil milik orang lain, ntar giliran situ punya di ambil ngamuk. Ntar nangis" ujar Erik mengejek dengan mimik wajah yang minta untuk di hujat.

"Nggak usah buat mimik ke gitu, jatuh nya nggk ganteng tapi malah kaya gembel" ucap Kanaya pedas tanpa melihat lawan bicara.

"Njirt pedes bener, nyelekit nya sampe ke empedu"

"Nggak sekalian paru-paru, lambung, hati, jantung, usus kecil, usus besar dan yang terakhir anus?" Ujar edward tanpa mengalihkan tatapan nya dari Kanaya yang sedang makan.

"Bener juga kata Lo Ar, aneh tahu kalo pak Alex ngambil cuti" Erik kembali membuka topik pembicaraan awal mereka mengenai pak Alex.

"Waktu ketua OSIS ikut olimpiade, kan seharusnya guru pendamping tuh pak Alex kan. Tapi beliau nggak mau dan malah minta tukar sama ibu Sarah"

"Nah iya bener banget, tapi kok sekarang gue liat beliau mulai ngambil cuti yah? Bahkan cuti nya itu dalam jangka waktu yang panjang" sahut Aiden

"Masih pagi kagak usah gosip Lo pada, wajar kalo pak Alex minta tukar guru pendamping. Kan pas olimpiade jadwal nya tabrakan sama ujian matematika"

"Apapun rintangan nya akan ku terjang, hujan badai tak jadi Masalah" celetuk Edward

"Nggak heran sih kalo guru matematika itu selalu hadir terus, mau ada badai besar bahkan gempa sekali pun mereka nggak bakalan pernah alpa" ujar Arga sedikit dramatis.

Gelak tawa tak dapat di hindari, hanya dengan candaan garing tapi mampu menghidupkan suasana yang tadi nya mati menjadi ramai. Benar kata orang jika bahagia itu sederhana. Tapi mungkin untuk Kanaya, ia tak akan mendapatkan hal tersebut dalam keluarga nya.

EleonoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang