Eleonore || Chapter 22

512 222 645
                                    

Holla
Author kembali lagi
Jangan jadi silent readers oke








SELAMAT MEMBACA
_________________________________________

"Duh panas banget" keluh Aiden

"Lo laki bukan sih den? Kok banyak ngeluh dari tadi?" Sinis Naya

"Lo manusia bukan sih? Cuaca seterik ini kok lo santai aja" balas Aiden

"Gue juga tahu ini panas banget, tapi gue ngeluhnya dalem ati aja" jawab Naya

"Bercerita maka hukumannya ditambah 10 menit" ucap Arkan

"Gila!! Lo mau gue pukul yah? Atau lo mau gue traktir makan mie ayam depan gang rumah gue, dengan syarat gue istirahat sekarang" ucap Naya dalam 1 tarikan nafas.

"Tambah 5 menit"

"Arkan anjing emang" umpat Naya

"Kok bisa gue pilih lo buat jadi ketua osis yah kalo pada akhirnya seperti ini" keluh Aiden

"Bisa lah, karena gue pintar dan disiplin" ucap Arkan

"Jangan lupa dia adalah kesayangan para guru" kompor Naya

"Anak nya donatur" tambah Aiden

"Pintar, disiplin, good looking, dompet tebal, muka mulus. Gimana nggak terpilih coba" lanjut Aiden

"Minimal nggak usah jujur-jujur amat lah Den, ngiri lo sama dia?" Naya bertanya dengan lirikan mata untuk Arkan didepan.

"Gue? iri sama dia? Yah iya lah. Yah kali gue nggak iri sama dia" ucap Aiden

Naya sudah tak mampu lagi berkata-kata untuk spesies manusia ajaib seperti Aiden. Kalo soal good looking Aiden nggak kalah jauh kok sama Arkan. Dan dompet? Hey "bapak lo pengusaha no 4 didunia yah anjing" ingin sekali Naya meneriaki kalimat tersebut pada telinga Aiden.

"Gobloknya sampai langit ke tujuh" Naya memilih untuk melihat kedepan. Mengabaikan Aiden yang masih saja  ngerocos tidak jelas.

"Semoga dia tidak cepat gila yah Tuhan" doa Naya.

Keheningan meliputi mereka bertiga, bahkan Aiden yang banyak tingkah sejak tadi pun. Mulai menutup mulutnya rapat-rapat.

Ayok lah mereka ingin cepat-cepat menyelesaikan hukumannya. Dan kalo pun mereka terus berbicara maka hukumannya akan terus bertambah.

•••••o0o•••••

"Akhirnya selesai juga"

"Bi! nasi goreng sama es teh 1 yah!"

"Siap Den" seseorang yang dipanggil bibi oleh Aiden mengacungkan jempolnya sebagai tanda oke.

"Eh, Nay buat tiktok yuk" ajak Aiden tanpa dosa

Naya menjulurkan tangannya kearah dahi Aiden, bermaksud untuk memeriksa suhu tubuh Aiden. Selepas itu Naya juga membawah telapak tangannya kearah dahinya.

"Nggak panas kok" ucap Naya

"Lo kata gue lagi sakit" Aiden memasang wajah som marahnya. Padahal terlihat amit-amit didepan Naya.

EleonoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang