Eleonore || Chapter 3

574 410 266
                                    

"Membunuh atau Dibunuh?"
Alexa









"aku pulang!!" Teriak Naya

Tak ada jawaban. Membuat Naya segera berjalan menuju kamarnya. Naya melempar tas sekolah nya ke arah meja belajar, membuat beberapa barang yang sudah tertata rapi kini berantakan bahkan ada sebagian yang jatuh ke lantai.

"Huft" Naya menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar. Entahlah, hari ini begitu melelakan untuknya. Lama Naya termenung, memikirkan segala hal. Yang sudah pasti tidak perlu dipikirkan. Tapi itu lah manusia, sering memikirkan hal yang tidak penting. 

Naya memilih untuk masuk kedalam kamar mandi. Menuju shower tanpa melepaskan pakaian seragam. Tetesan air ia biarkan jatuh mengenai tubuhnya, mata nya memerah. Menandakan jika ia sekarang sedang menangis.

Meratapi semua hal yang terjadi. Kehadiran nya tak di anggap dan selalu disalahkan untuk kesalahan yang tak pernah ia perbuat.

"Tuhan! Apakah tak cukup penderitaan ku selama ini?"

"Aku hanya ingin kasih sayang mereka, sedikit saja" Isak tangis memenuhi ruang mandi. Naya selalu merasa beban yang dipikul nya sangat berat. Tetapi ia selalu merenungkan kehidupan nya. Ia berpikir mungkin saja ada orang yang memiliki masalah hidup lebih berat dari nya.

"Ayok kita bertukar"

"Hm" hanya suara dehem yang mampu Naya keluarkan.

"Apa kamu akan ke markas?"

"Ya Aku akan ke markas"

(ini gue benar-benar riset yah, gue nyari detail gimana di google. Jadi kalo ada yang koment, emang bisa yah mereka bicara. Coba aja kalian cek google kalian. Biar ngak ada pro dan kontra)

"Kebiasaan" dengus Naya atau lebih tepat nya altar egonya. Sisi lain dalam diri Naya.

Ya Naya memiliki altar ego nama nya Alexa. Altar ego yang sudah tinggal dalam tubuh Naya sejak kejadian 7 tahun lalu. Jika Naya memiliki sifat childis, Alexa sebaliknya.

Hobby membunuh dan suka akan aroma darah membuat Naya di kenal hampir seluruh warga dunia bawah. femme fatale, femme fatale dalam mitologi yunani kuno adalah istilah untuk menyebut wanita kuat dan memiliki kekuasaan. Biasanya femme fatale terkenal dengan kekejaman dan kelicikannya, beberapa di antara mereka ada yang paling mematikan.

Julukan yang sangat pantas untuk Alexa. 

Alexa membentuk sebuah Genk sejak ia pertama kali mengambil alih tubuh Naya, etsss jangan salah paham dulu. Walaupun Naya pada saat itu berumur 11 tahun tetapi Alexa sudah berumur 20 tahun.

Anak buah nya bahkan sudah mengerti siapa bos mereka yang sebenarnya, cukup dengan mengenal suara dan aura nya saja mereka dapat membedakan antara Alexa dan Naya. Para bawahan nya tidak dapat melihat wajah sang Queen dengan langsung karena tertutup oleh topeng bercorak emas dan hanya menyisakan bagian mulut nya yang tidak di tutupi.

Selesai dengan ritual mandi dan berganti pakaian lengkap serba hitam. Lexa menuruni tangga dengan langkah tegasnya, ia berjalan menuju gerbang depan. Menunggu seseorang untuk menjemput nya.

20 menit sudah Lexa menunggu kedatangan seseorang untuk mengantar nya ke tempat tujuan. Tak lama mobil sport hitam legam terparkir dengan mulusnya di depan Lexa. Tanpa berlama-lama Lexa segera masuk dan sih pengemudi melajukan mobilnya menuju tempat tujuan mereka.

"Selamat datang Queen" Ucap seseorang dibalik kursi pengemudi. Menahan gejolak rindu akan sosok disampingnya.

"Hm"

EleonoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang