12

856 89 36
                                    

( Taman Belakang Sekolah )

Giselle telah menemukan keberadaan sahabatnya dan mendapati Kathrina sedang terduduk di kursi panjang taman yang biasa ia kunjungi sembari melamun dengan tatapan pandangan kosong yang mengarah ke depan.

Sungguh menyakitkan melihat sahabatnya telah di duakan oleh pria brengsek.

Sebisa mungkin Giselle menghibur Kathrina agar ia tidak terus menerus memikirkan tentang yang baru saja terjadi pada hari ini.

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghibur seorang Kathrina karena ia tipe yang lumayan sulit melupakan hal-hal yang menurutnya mudah di pikirkannya, apalagi jika harus menyangkut soal perasaan dan percintaan.

Akhirnya setelah mengobrol-ngobrol panjang sekaligus menghibur sahabatnya, Kathrina mencoba melupakan semua yang berkaitan tentang Jeviano dan ingin fokus kepada diri sendiri dahulu.

"Makasih ya, Sel. Lo udah kasih tau sekaligus nyadarin gue kalo dia itu bener-bener nggak baik buat gue."

"Sama-sama, Rin. Gue sahabat lo, jadi semua yang berkaitan sama lo bakal jadi urusan gue juga. Karena gue gak mau sahabat gue disakiti sama orang yang enggak bertanggung jawab sama komitmennya sendiri." Giselle mengangguk setelah Kathrina mengucapkan kata terima kasih, lalu ia memberi nasihat kecil kepada sahabatnya.

"Aaa– lo tuh sahabat gue paling the best!" Ucapnya, setelah itu menarik Giselle ke dalam pelukannya.

"Jangan lupain Yemi sama Mizu, itu masih sahabat lo juga."

"Iya iya bawel!" Kedua tangan Kathrina semakin mengeratkan pelukan membuat Giselle sedikit tidak bisa bernafas.

"Lepasin gue anjir! Lo meluknya kekencengan!" Protes Giselle dengan tangannya ia gunakan untuk menepuk punggung belakang Kathrina.

"Bodoamat biarin!"

"Tolongin baim ya Tuhan."


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ  ㅤ  ㅤ—
ㅤㅤㅤ

Waktu telah menunjukkan pukul jam tiga sore, yang dimana sebentar lagi pertandingan basket akan dimulai baik dari kelas Winneza dan kelas Jeviano.

Para murid-murid segera kembali ke dalam gor lapangan bola basket untuk melihat siapa yang akan memenangkan pertandingan terakhir ini.

Apakah dari kelas Winneza atau kelas Jeviano, kita lihat saja nanti.

Kini teman-teman Winneza sedang berada di dalam ruangannya untuk mengatur strategi permainan yang akan dimainkan sebentar lagi.

Kapten diambil oleh Winneza, jadi ia yang akan mengatur semua strategi permainan dari awal sampai akhir agar bisa memenangkan pertandingan tersebut dengan cara saling bekerja sama satu sama lain.

"Oke guys, semua strategi udah gue kasih tau ya. Gue harap kalian semua paham sama ucapan gue dan jangan lupa buat saling bekerja sama nanti. Semangat!" Ujar Winneza setelah ia baru saja menyusun strategi permainannya dan diiringi kata-kata semangat diakhir.

"Siap paham, Win. Semangat semangat!" Seru teman-teman Winneza yang satu kelas dengannya.

Winneza mengambil posisi depan bersama Joanne, sedangkan Yuzean mengambil posisi belakang ring basket karena ia memiliki postur tubuh yang tinggi.

Ia mempercayai Yuzean, sahabatnya.

Tiba waktunya menandakan pukul jam tiga sore dan diiringi bunyian bel yang menggema di seluruh lapangan gor menandakan pertandingan akan segera dimulai sehingga kelas Winneza dan kelas Jeviano bersamaan keluar dari tempatnya masing-masing.

Her | WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang