Bughh!!
Brakk!!
Setelah wasit membunyikan peluit untuk melanjutkan pertandingan kembali, tiba-tiba tubuh Winneza sedikit tersungkur ke lantai karena Jeviano sengaja menyenggol pundak Winneza menggunakan tubuhnya yang kekar ketika wasit melempar bola ke udara.
"Ah, shit. Mainnya pake tenaga dalem kali ya itu anak." Gumamnya pelan lalu segera bangkit dari lantai dan mengejar bola yang dipegang oleh teman kelas Jeviano.
Jeviano menyunggingkan senyumannya karena ia berhasil menyenggol Winneza sampai jatuh tersungkur dilantai.
Para sahabat Winneza, Kathrina, Aisha dan sahabat Kathrina terkejut ketika Winneza tersungkur dilantai karena mereka melihat sendiri bahwa Jeviano melakukannya dengan sengaja.
Hal itu membuat sahabat terdekat Winneza tidak tinggal diam, Joanne terus menerus merebut bola dari lawan pemainnya sehingga ia berhasil mendapatkan bola tersebut lalu ia operkan bolanya kearah Winneza yang berada disampingnya.
Winneza dengan sigap menangkap operan bola yang diberikan oleh Joanne kemudian ia melompat dan memasukkan bolanya ke dalam ring lawan dengan tepat sasaran.
"Yes masuk." Gumam Winneza, lalu ia kembali ke tengah lapangan sembari memegang lengan kirinya yang terasa sedikit nyeri akibat terkena benturan saat tersungkur dilantai karena ulah Jeviano.
Bunyi sorakan seketika memenuhi di dalam gor karena Winneza berhasil memasukkan bola ke dalam tim lawan dari kelas Jeviano.
Tapi tidak dengan Kathrina dan Aisha, mereka mengkhawatirkan kondisi Winneza yang baru saja tersungkur hingga jatuh ke lantai karena Jeviano jelas jelas menyenggol tubuh Winneza dengan sengaja kala ingin merebut bola diatas udara.
"Win, you okay?" Tanya Joanne untuk memastikan keadaan sahabatnya saat sudah kembali ke tengah lapangan.
Winneza mengangguk, "I'm okay, Ne." Joanne lega setelah mendengar bahwa sahabatnya baik-baik saja ketika jatuh dilantai.
"Win, lo gapapa kan?" Kali ini Yuzean menyusul Winneza ke tengah lapangan memastikan sahabatnya yang baru saja jatuh tersungkur.
"Iya An, gue gapapa kok. Beneran." Jawabnya sambil memegang lengan kirinya yang masih terasa nyeri. Tetapi ia berusaha baik-baik saja agar tidak mengkhawatirkan para sahabatnya.
"Itu tangan kiri lo kenapa dipegang terus?" Bingung harus menjelaskan apa kepada Yuzean dan Joanne hingga berakhir menjelaskan secara apa adanya saja.
"Agak ngerasa nyeri tapi gapapa nanti juga ilang sendiri kok." Yuzean dan Joanne mengangguk mempercayai ucapan Winneza.
"Syukur kalo gitu, kalo ada apa-apa ntar bilang sama gue ya Win." Ujar Joanne dan hanya dibalas anggukan oleh Winneza.
"Oke aman. Yuk kita main lagi sampe bener-bener menang lawan mereka." Winneza berucap dengan nada yang bersemangat membuat teman-temannya juga ikut bersemangat kala mendengar ucapan sang ketua basket.
"Semangat guys semangat!!"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ—
Waktu tetap terus berjalan hingga akhirnya pertandingan bola basket telah usai pada pukul 18:00 menunjukkan bahwa hari sudah berganti menjadi petang dan para murid-murid perlahan meninggalkan area gor lapangan basket.
Kini menyisakan kelas Winneza dan juga teman terdekatnya Winneza yang masih setia berada di dalam gor.
Pertandingan tersebut dimenangkan oleh kelas dari Winneza. Sungguh kerja keras yang sangat luar biasa dan membuahkan hasil yang sangat bagus berkat kerjasama dalam membentuk strategi tim yang jauh lebih berbeda dari sebelumnya yang dipandu oleh Winneza, sang ketua basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her | Winrina
Fiksi RemajaTentang seseorang bernama Winneza mengagumi gadis yang bernama Kathrina sejak duduk dibangku kelas 1 SMA. Namun takdir berkata lain, bahwa Kathrina telah memiliki pasangan dan Winneza sangat terpukul akan hal itu. Tetapi, biarkanlah waktu untuk menj...