¤¤¤
Pagi hari di hari minggu, seharusnya menjadi pagi yang damai. Tidur lebih lama karena tak masuk sekolah, tapi tak sama sekali Gio rasakan. Anak itu menggeram kesal karena kamar di sampingnya sangatlah ribut.
Sejak jam sebelas malam kemarin abangnya membawa temannya menginap, sehingga mereka menghasilkan suara yang begitu mengganggu, entah bermain game apa hingga ributnya merambat ke kamar samping. Gio jadi susah tidur, bahkan ini masih jam 6 pagi, seharusnya masih terlelap nyatanya Gio sekejap tertidur sekejap terbangun sejak semalam.
Kesal bukan kepalang Gio bangkit dari rebahnya, lantas berjalan keluar kamar dan menuju kamar sebelah.
Karena kesal Gio pun memukul pintu itu kuat, tak peduli tangannya sakit.
"BRIAN BANGSAT LO BISA DIEM GAK" Teriak Gio kencang lalu terbatuk kecil setelahnya.
Pintu terbuka menampilkan wajah Brian yang kelewat santai, menatap adiknya itu dari bawah sampai atas.
Lalu memberikan jari tengahnya pada Gio.
"Lo tendang lagi pintu kamar gue, siap-siap pala lo yang gue tendang" Ujar Brian dan menutup pintu kembali.
Tangan Gio terkepal menahan kesal, lantas dengan menghentak-hentakan kakinya anak itu kembali ke kamarnya.
Lalu naik ke tempat tidur mencoba kembali terpejam. Ada sekitar lima belas menit Gio diam mencoba tidur tapi tetap tak bisa.
"Akhirnya..." Lirih Gio saat tak lagi mendengar suara tawa maupun musik dari kamar sebelah.
Gio memejam tak lama benar-benar jatuh tertidur di balik selimutnya.
•••
"Ngapain Bi bawa baskom gitu?" Tanya Brian saat melihat Bi Sukma naik ke lantai dua dengan sebaskom air.
"Buat ngompres Gio, si adek demam Bang" Jawab Bi Sukma, biasanya ada plaster demam tetapi ternyata sudah habis di kotak obat. Terpaksa harus pakai handuk dan air hangat.
Brian mengangguk lalu berlalu turun, teman-temannya sudah pulang saat jam delapan pagi tadi, mereka memilih pulang dan tidur di rumah masing-masing. Yang tadinya mau menginap, malah hanya numpang main game.
Bi Sukma masuk ke dalam kamar anak bungsu majikannya.
Gio terlihat terlelap diatas tempat tidur, wajahnya pucat dan rambut bagian dahinya sedikit lepek akibat berkeringat. Suhu tubuhnya naik saat Bi Sukma berniat membangunkan untuk sarapan pagi tadi, tapi malah menemukan si bungsu itu demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASTRANAGARA [END]✔
Fiksi PenggemarHanya kisah dari Brian Ghastan Sastranagara dan adiknya Giovanno Sastranagara. Dua saudara yang sering bertengkar padahal nyatanya saling menyanyangi. Brian dengan Ego-nya yang selalu menolak jika ia merasa peduli dengan sang adik. Sedangkan Gio s...