14

2.3K 157 1
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Gio berjalan menuju kamarnya, menuruti perintah Bi Sukma. Meskipun kepalanya masih bertanya-tanya. Namun begitu langkah kakinya sampai di lantai dua, mata Gio tertarik pada kamar Brian yang setengah terbuka. Jarang sekali pintu itu terlihat terbuka, karena biasanya pasti akan tertutup rapat meski orangnya tak ada.

Gio memberanikan diri mengintip, namun matanya langsung melebar ketika melihat kamar itu juga berantakan. Tanpa peduli Brian marah padanya karena lancang, Gio lebih dulu menerobos kedalam.

Pintu lemari pakaian Brian yang terbuka membuat Gio langsung menuju kesana, kenapa lemari ini hampir kosong?

Tidak

Jangan bilang Brian pergi!

Gio kembali turun ke bawah, langkah kakinya ia bawa cepat. Tak peduli dengan jantungnya yang mulai berdebar tak karuan.

"BIBI, BIII..." Panggil Gio tak sabaran.

"Kenapa Dek?" Tanya Bi Sukma sambil mendekat kearah datangnya Gio.

"Abang kemana? Kok baju abang gak ada di kamarnya?" Tanya Gio tergesa, wajah anak manis itu terlihat panik, membuat raut wajah Bi Sukma kembali sendu.

"Tenang dulu ya, Bibi jelasin" Jawab Bi Sukma saat melihat Gio yang gelisah, nafas anak itu juga memburu.

Bi Sukma meletak sejenak sapu dan serokan sampah yang penuh pecahan vas itu. Lalu membawa Gio duduk di sofa.

"Jadi tadi abang sama tuan Septian bertengkar, Bibi gatau masalahnya apa karena lagi di taman belakang. Tau-tau ada suara berisik, ternyata vas yang pecah. Pas Bibi masuk buat lihat, abang udah lari ke atas. Terus tuan Septian juga keliatan marah, gak lama abang turun bawa koper. Gatau pergi kemana Dek" Jelas Bi Sukma membuat jantung Gio semakin berdebar dan nyeri saja rasanya.

Gio langsung mencari ponselnya di saku celana, Gio baru ingat ponselnya di tas. Anak itu segera kembali naik karena tasnya tergeletak di depan kamar Brian. Bi Sukma hanya bisa memandang Gio dengan tatapan sendu, lalu kembali membereskan kekacauan di ruang keluarga, sebelum Septian kembali.

Gio mengobrak-abrik tasnya, begitu ponselnya ketemu anak itu langsung menelpon nomor ponsel Brian yang jarang sekali kontakan dengannya. Gio harap ini masih nomor yang Brian gunakan.

Gio menggigiti kukunya saat panggilan tersambung tapi tak kunjung diangkat. Anak itu bahkan duduk dilantai depan kamar Brian.

"Abang angkat...." Lirihnya menahan tangis, hatinya gundah.

SASTRANAGARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang