05

2.3K 142 11
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Teriknya matahari di jam selesai istirahat pertama, tak membuat guru penjaskes membatalkan ulangan, parahnya lagi guru tersebut tak mau ulangan tulis. Beliau membuat ulangan menjadi ulangan praktek. Mengulang materi selama setengah semester ini.

Mulai dari Lompat Jauh, Basket, dan Bola kaki. Banyak murid yang mengeluh terutama para cewek, panas-panasan membuat mereka malas. Belum lagi di suruh lompat jauh sudah banyak sekali kesalahan, basket dan sepak bola pun tak jauh dari kata asal-asal mendrible dan menendang bola saja.

Padahal murid cewek hanya di suruh mendrible saja dan menendang bola, sedangkan yang cowok langsung bermain dan membentuk tim.

Gio merengut menahan panas, anak itu pun terlihat pucat. Sejak tadi di suruh praktek membuat tenaganya habis, belum lagi demamnya semalam belum pulih sepenuhnya. Namun dia pun tak bisa mundur, ia tak mau melakukan ulangan susulan sendiri, apalagi sampai ayahnya marah karena ia harus menunda ulangannya.

"Ayo bentuk tim kalian, karena jumlah murid laki-laki ada dua belas, buat enam murid untuk satu tim" Perintah pak guru.

Murid-murid mulai membuat tim mereka. Gio tentu saja bersama Joya dan Hugo mereka bertiga mana bisa dipisahkan.

Permainan di mulai, Gio yang sebenarnya sudah capek tetap berlari mengikuti kemana bola di oper. Nafas anak itu terdengar satu dua, dadanya terasa nyeri dengan detak jantung yang cepat.

Gio berhenti sesaat, anak itu membungkuk dengan bertumpu di lutut, sedikit menetralkan nafasnya yang berantakan. Tangannya tak tinggal diam mengurut bagian dadanya yang berdetak kencang, rasanya juga nyeri.

Setelah merasa cukup Gio kembali berlari, tak mau membuat tim-nya kalah dan ujung-ujungnya disalahkan.

Dari lantai dua gedung sekolah, ada Brian dan teman-temannya yang menonton Gio praktek sepak bola.

"Payah bener si Gio main" Ledek Haris, si pecinta sepak bola ini kesal saat melihat Gio yang tak mahir bermain. Rasanya Haris ingin menjadi guru Gio saja, dan mengajari adik temannya itu sampai jago.

"Gio kan emang gak pernah ikut begituan, itu juga karena praktek palingan, wajar kali kalau berantakan mainnya" Ucap Farel membela Gio.

"Dia mau lo suruh apapun juga gak akan becus" Ujar Brian membuat ketiganya temannya menggeleng, Brian jadi abang emang agak laen.

•••

"GIO..." Teriak Hugo keras saat bola melambung ke arah Gio yang tengah membungkuk, lagi-lagi anak itu berhenti berlari.

SASTRANAGARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang