07

2.2K 142 2
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Empat hari berlalu begitu saja, Bi Sukma juga sudah kembali dari desa. Dan kedua anak Septian bersyukur akan hal itu, karena tak perlu repot dan bingung makan pakai apa. Kalau Brian mah enak repot milih doang, tapi kalau udah nemu seleranya tinggal beli. Beda sama si bungsu, telor terus setiap hari syukur-syukur kalau Brian mau bagi makanannya, kaya insiden ayam goreng.

Siang ini anggota keluarga kecil Sastranagara lengkap, ada Septian juga yang sudah kembali pagi tadi.

"Nanti malam ikut Papa ke-acara Tante Laura, pakai-pakaian yang rapi" Ujar Septian. Membuat kedua putranya mengangguk.

Tante Laura itu kakak perempuan kandung ayah, mereka ada empat bersaudara anak pertama kakek dan nenek itu ada Paman Joss, lalu kedua Tante Laura, ketiga ada Papa dan terakhir ada Paman Leon, dari mereka berempat yang dekat dengan Gio hanya Leon, sisanya ya begitulah kadang diajak bicara kadang di acuhkan.

"Abis ini ke ruangan Papa sebentar, Papa mau lihat hasil ulangan minggu kemaren" Lanjut Septian membuat Gio ketar-ketir, sedangkan Brian santai saja, nilai anak itu pasti seperti biasa diatas rata-rata.

•••

Brian dan Gio duduk di sofa panjang dalam ruang kerja sang ayah, Gio duduk dengan tegap dan menunduk menatap kakinya. Sesekali anak itu melirik ayahnya yang tengah meneliti kertas ulangan miliknya dan sang abang.

Sedangkan Brian jangan tanya, anak itu duduk santai dengan kaki yang bahkan dilipat. Menunggu sambil bermain ponsel.

"Siap-siap dihukum lagi lo" Bisik Brian pada Gio.

Gio melirik sinis abangnya itu.

Lalu cemberut memikirkan nasibnya.

"Brian mau apa?" Tanya Septian memecahkan keheningan ruang.

Jika sang ayah sudah bertanya seperti itu, artinya nilai ulangan baik hasilnya.

"Kaya biasa aja Pa" Jawab Brian, biasanya Brian tak tau sedang ingin apa. Jadi remaja itu cenderung meminta ayahnya mengirim uang saja ke rekeningnya, untuk nominal terserah Septian ingin berapa.

"Oke, nanti ayah transfer, kamu boleh keluar sekarang kalau mau main" Ucap Septian.

Brian mengangguk lalu berjalan menuju pintu, menyisakan Gio dengan ayahnya di dalam sana.

Gio merasa ruangan mendadak seperti bersalju, dingin sekali.

"Tidak berubah, malah semakin anjlok saja nilai kamu" Ujar Septian membuat Gio semakin menunduk.

SASTRANAGARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang