04

2.2K 156 4
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Teman-teman Brian memilih pulang, setelah mengobrol sebentar saat selesai makan siang tadi, mereka bilang nanti malam saja mainnya karena memang sekalian nginap lagi.

Brian pun yang tak tau mau ngapain, akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar adiknya, gangguin Gio tidur kayanya bakalan seru pikirnya jahil.

Begitu masuk ke kamar Gio, dapat Brian liat adiknya itu tidur menyamping memeluk gulingnya, mulut adiknya terbuka sedikit ketika tidur, lucu.

Lantas remaja itu naik ke atas tempat tidur Gio dan mulai melompat disana. Tempat tidur langsung bergoyang karena gerakan yang Brian buat, bahkan Gio yang tengah terpejam pun bergerak.

Gio terbangun karena pergerakan di tempat tidurnya, pandangan pertama yang ia lihat adalah sang abang yang meloncat-loncat seperti anak kecil.

Kepala Gio semakin pening rasanya melihat itu.

"Lu ngapain sih?" Tanya Gio dengan suara seraknya.

"Gangguin lo lah, gak seneng gue liat lo tidur pules" Jawab Brian membuat Gio mendengus lelah.

"Sekali ini aja lo gak rusuh bisa gak sih? Gue lagi sakit, tolong kerja samanya sebentar" Ucap Gio, anak itu tak bohong tubuhnya sedang rewel. Bahkan sekarang badannya terasa hangat, meski sakit perutnya reda tapi suhu tubuhnya naik. Kepalanya juga pusing, nafasnya yang terasa hangat pun sedikit sesak.

"Kalau gue gamau gimana?" Tanya Brian dengan muka ngeselin.

"Kali ni aja lo anggap gue adek bisa gak? Di sayang kek, punya abang gak bermutu banget" Ujar Gio membuat Brian tertawa.

"Gue nganggep lo adek, dih ogah" Ucap Brian sambil menoyor kepala Gio.

"Gue juga sebenarnya ogah punya abang jahat kek lo" Balas Gio tak mau kalah. Meskipun sedikit sakit hati mendengar ucapan abangnya.

"Berani lo sama gue, ngatain gue jahat" Ucap Brian.

"Ya kan kenyataannya begitu, gak sadar diri" Ujar Gio.

"Gue juga gak sudi punya adek bodoh kayak lo" Ucap Brian hal itu sedikit melukai perasaan Gio, anak itu agak sensitif jika sudah urusan di katain bodoh, meskipun Gio tau ia memang bodoh.

"Biarin, yang penting gak jahat kaya lo" Balas Gio pura-pura biasa saja, lalu anak itu merebahkan tubuhnya lagi. Kepalanya pusing kalau duduk lama-lama, apalagi Brian yang tak mau berhenti melompat.

Ya walaupun sama saja kalau rebahan lagi pun kepala Gio tetap bergoyang akibat lompatan Brian.

"Lo tu gak tau diri tau gak, masuk kamar orang suka-suka lo aja. Giliran gue masuk ke kamar lo, lo ya ngamuk kek setan" Ujar Gio yang sudah lelah dengan kejahilan abangnya.

SASTRANAGARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang