Kami memutuskan untuk pulang karena waktu semakin malam dan langit pun terlihat menggelap.
"Hahahaha, memangnya kenapa jika aku berbicara seperti itu pada orang lain?" tanya ku sedikit berteriak karena jalanan sedikit ramai.
Pembahasan tadi ternyata belum selesai hingga sekarang, ia masih mengomel karena perkataan ku padanya begitu manis.
Padahal, aku sudah berkata sangat jujur jika aku hanya seperti itu pada padanya. Tetapi ia tetap tak mempercayai nya.
"Tidak boleh. Kecuali dengan Eunwoo, aku menyetujui dan mendukungnya."
"Huh? Kenapa harus Eunwoo? Kau suka padany–? Aduh!!" kepalaku didorong ke depan sehingga membuat sepeda yang kami naiki sedikit tak memiliki keseimbangan.
"Kau gila?!? Aku sudah mempunyai kekasih, dan kekasih ku bernama Dex!" ia terlihat marah karena suaranya yang meninggi.
"Baiklah baiklah, aku tahu," aku mengalah.
Keheningan tiba-tiba melanda, walaupun jalan sangat ramai, tetapi menjadi sangat sunyi karena duniaku sedang terdiam.
Aku tak tahu apa yang ia lakukan atau pikirkan sekarang sehingga membuatnya menjadi diam seperti itu.
"Ehem!!" aku berdehem untuk memecah keheningan yang melanda diantara kami. Ia tak bereaksi apapun.
"Kau..." aku ragu untuk bertanya, tetapi aku harus menanyakan ini segera. "kau masih mencintainya?"
ia terdiam sebentar, "siapa?"
"Dex," jawabku dengan cepat.
ia tak menjawab, kenapa ia mendadak jadi pendiam seperti ini saat ditanya soal Dex?
"Sana?" panggil ku.
"Huh? Kenapa?" dia terlihat terkejut.
"Kau yang kenapa? Kau baik baik saja?" aku berhenti mengayuh sepeda dan reflek menurunkan kaki ku sebagai ganjalan. Aku tahu Sana sedang tak baik baik saja.
"Eh? kenapa berhenti?"aku menengok ke belakang untuk memberikan atensi ku, aku menatap nya dengan intens.
"Kau baik-baik saja?" ulangku.
"Hm, t-tentu. aku baik-baik saja." katanya dengan ekspresi kosong.
Kau bodoh sekali, Kim. Bagaimana bisa kau membahas soal Dex saat mereka sedang bertengkar seperti ini? Sana pasti sedang merindukan nya.
"Dan untuk pertanyaan mu yang sebelumnya ... hum, aku sangat mencintainya. Kenapa kau mempertanyakan itu?" terdengar dari nadanya, ia menutupi banyak kesedihan. Aku ini seniman, aku dapat dengan mudah merasakan perasaan orang lain.
"Tidak, hanya penasaran saja. Maaf," sepertinya aku sudah kelewatan.
"Pfft ... Bukan masalah besar bagiku," ia menahan tawanya, untung saja ia tak mempermasalahkannya. Tetapi kemudian ia terdiam sebentar seperti memikirkan sesuatu, lalu menggeleng kecil.
"Ayo pulang, aku sudah mulai mengantuk," ujarnya.
"Aku ingin kau selalu ingat, Sana" ucapku mengabaikan ajakannya. "aku akan selalu ada di sampingmu."
Ia diam karena ucapan ku, mungkin ia terkejut dengan perkataan ku yang tiba-tiba.
"Hum, kau benar. Kita harus segera pulang." aku mengalihkan dengan menjawab pertanyaan nya tadi.
Skip ->>
Kami sudah sampai kembali ke rumah, kami juga sudah membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.
Tetapi, aku berniat mengganggunya dengan melemparinya bantal bantal yang berada di kamarku. Karena jujur saja aku belum mengantuk dan belum cukup lelah untuk bisa tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terverifikasi Milikku | SAIDA (HIATUS)
RomanceCinta adalah tentang caramu menyayangi seseorang, cinta adalah tentang caramu menjaga seseorang dan cinta adalah tentang seorang Minatozaki Sana. 🍂🍁🌸💐 gxg © saforsana