[Menyatakan cinta(?)]

112 18 9
                                    

Dahyun pov.

Aku mengendarai mobilku untuk pulang ke rumah, sehabis mengantar Sana pulang, niatku ingin langsung pulang dan mengistirahatkan tubuhku.

Sejak pagi, banyak sekali yang ku lakukan. Untungnya tidak ada kelas hari ini, jadi aku bisa menghabiskan waktu ku dengan istirahat.

Ah, aku lupa.
Besok aku harus menyiapkan puisi untuk siaranku.

Akhirnya aku berputar balik untuk menuju taman dekat rumahku, niatku ingin membuat puisi disana, karena aku sangat membutuhkan udara segar untuk merefresh otakku.

Ku parkirkan mobil ku ditempatnya dan mencari tempat yang nyaman untuk membuat puisi, untung saja aku membawa buku puisi ku kemana-mana, karena aku suka mendapatkan kata kata yang bagus secara tiba-tiba.

Saat menemukan tempat yang nyaman, ku dudukan bokong di kursi taman; membuka buku dan melihat sekitar, berharap menemukan ide untuk puisi besok.

Tanpa disengaja, otakku memutar tentang kejadian kemarin malam, tentang aku dan Sana.

Puk! Puk! Puk!

Ku pukulkan kepala ku dengan pulpen yang ku pegang, "berhentilah berpikiran mesum, Kim. Aishh!"

Aku mencoba untuk memikirkan yang lain, tetapi, saat aku berusaha untuk melupakan nya, aku malah semakin mengingatnya.

"Aish! Kim Dahyun! Kau ini memikirkan apa?!" Aku menggeleng gelengkan kepalaku berharap pikiran itu pergi jauh.

Ctak! Ctek! Ctak! Ctek!

Ku mainkan pulpen ku mengeluar masukkan batang pena sebagai pengalihan, "Aku tak bisa."

Pikiran itu terlalu berharga untuk dihilangkan, pikiran itu terlalu indah untuk dilupakan, meskipun Sana tak bisa mengingat nya, ia bisa menyimpan kenangan yang baginya sangat indah itu untuk dirinya sendiri.

Kapalmu rusak ...
Ia berlabuh di dermaga ku ...
Aku merakit kapalmu kembali ...
Tapi kau bilang kau takut berlayar lagi ...
Ingin sekali ku bilang padamu ...
"Tenang saja kau berlayar bersamaku. Takkan kubiarkan kapalmu rusak kali ini"...

(Karya: jurnal Nayanika)

"Jika kau takut untuk berlayar lagi, tenang saja, kau sudah menemukan orang yang tepat." Kataku saat sudah menyelesaikan puisi, tak perlu kubilang kan siapa yang menjadi inspirasi ku, kalian semua sudah mengetahuinya. Kemudian, ku tutup buku dan pulpen ku dengan cepat.

"Aku sudah tak bisa menahannya lagi, Sana." Dengan cepat aku menuju mobil ku, menghidupkan dan terburu buru bergegas kembali ke rumah Sana. Ralat, kembali ke duniaku.

Diperjalanan, aku tak sengaja melihat toko bunga, bibirku mengembang dengan sendirinya. Dengan sekali belokan, aku berhasil memarkirkan mobil ku tepat di depan toko buka itu.

Aku pergi ke dalan toko itu dan membeli sebuket bunga mawar pink dilapisi tissue paper yang juga berwarna pink, meskipun toko itu sedang ramai, aku telah berhasil mendapatkan apa yang ku inginkan.

Aku tersenyum senang membayangkan apa yang terjadi nanti, dan aku tidak sabar untuk itu. Dengan kecepatan tinggi, aku pergi menuju rumah Sana kembali.

Perjalan tak membutuhkan waktu yang banyak bagiku, aku telah sampai dirumah Sana saat ini.

Tok! Tok! Tok!

Terverifikasi Milikku | SAIDA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang