[Malam yang memabukkan]

82 14 8
                                    

Malam pun berlalu begitu cepat, Sana tertidur dirumah Dahyun karena itu lokasi terdekat dari pesta semalam.

Mobilnya pun sudah ia ambil kembali meminta pertolongan teman satu jurusannya untuk membawa kerumahnya, meskipun tidak begitu dekat, temannya tetap ingin membantunya, untung saja ia dikelilingi oleh teman teman yang baik.

Dahyun berjaga semalaman karena Sana yang terus mengigau dan menggodanya, sesekali ia terbangun untuk memuntahkan isi perutnya.

"Ngghh..." erangan pelan terdengar.

Dahyun dengan sigap bangun dari tidurnya di sofa dan langsung menghampiri Sana.

Ia membungkuk menghampiri wajah Sana, dia mengelus surai panjang itu dengan lembut. "Hey, Good morning"

Mata Sana reflek terbuka dengan sempurna mendengar suara Dahyun, "AAAAA!"

•••

"Ceritakan." dengan nada rendah dan terkesan tegas, tak lupa tangan yang menyilang didada, membuat badan Sana bergetar ketakutan. Si kecil sedang dalam keadaan tidak bisa di ganggu saat ini, ia benar marah dengan Sana.

"Ceritakan, mengapa kau bisa berakhir seperti semalam. Ceritakan semuanya." Dahyun tahu Sana sedang ketakutan, itu mengapa suaranya diubah sedikit melembut tetapi tak menghilangkan sikap tegasnya.

Mereka sedang berada di dapur, duduk berhadapan di meja makan, dengan suasana dingin di pagi hari menjadi tak begitu terasa karena interogasi dadakan ini.

"Semalam ..."

Flashback On

Melihat sekitar, tanpa semua menikmati acara, tanpa sengaja ia memicing katanya melihat seseorang yang sangat ia kenali.

Sontak matanya melebar, wajahnya menampakkan ekspresi terkejut, tak percaya tengah apa yang ia lihatnya.

Seorang lelaki yang ia sayangi dan sudah menjadi bagian dari hidupnya, kini terlihat sedang bersama tiga perempuan seksi yang berada di dekatnya.

Ia berdiri menatap tak percaya apa yang sedang ia lihat, ingin menyangkalnya tetapi mustahil, itu benar benar di depan matanya.

"D-Dex?"

Ia menghampiri dengan membawa minuman yang berada di meja sampingnya. Ya, tentu saja pemilik minuman itu terkejut, tetapi ia tak peduli, ia sangat ingin memberi pelajaran untuk lelaki brengsek yang menjadi target matanya itu.

byuur!!!

Dex terkejut dengan reflek berdiri, ingin memarahi wanita yang membuat bajunya basah.

"Wanita jal–Sana?!"

Plak!

pukulan keras di pipi berhasil mendarat dengan sempurna, menciptakan lukisan yang indah di pipi Dex.

"S-Sana, aku bisa jelasin. Ini semua salah paham."

"Apa karena kemarin aku menolakmu, kamu jadi bermain kesana sini dengan banyak wanita?"

"S-sana?"

"Oh, apa ini semua sudah lama? Kau sering bermain di belakang ku?"

Prok prok.

Tepukan meledek Sana lakukan, "Lelaki hebat."

"S-san–OKAY!" amarah Dex pun pecah juga akhirnya, Sana tentu menjadi ketakutan tapi tak merubah ekspresinya, ia berusaha untuk tak terlihat ketakutan.

Terverifikasi Milikku | SAIDA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang