[Jatuh cinta pada pandangan pertama]

161 20 14
                                    

"Bahwa aku jatuh cinta padamu, Minatozaki Sana."

Deg!

Apa ini benar? Apa aku sedang bermimpi? Jika iya, tolong jangan pernah bangunkan aku.

 Aku terdiam dan mencerna maksud perkataannya

"Aku mencintaimu saat pertama kali melihatmu menjadi mahasiswa baru di kampus, saat itu, aku langsung jatuh cinta padamu, mungkin aku pantas untuk dibilang gila karena aku menyukai sesama jenis dan memilih orang yang ku cintai sebagai sahabatku sendiri."

"Aku berniat menyembunyikan ini selamanya bahwa aku mencintaimu, Sana. Tapi apa boleh buat, ini sudah terlanjur terjadi, dan maaf, aku sudah dengan lancang mencintaimu."

"Dan apa kau tahu? Selama aku membuat puisi, tak pernah satu kata pun, aku mendapatkan inspirasi dari hal lain selain dirimu dan tentang dirimu." Jelasnya panjang lebar.

Air mataku mendadak terjatuh mendengar ungkapan tulusnya padaku, bodohnya aku tak pernah mengetahui dan menyadari perasaannya, maafkan aku karena terlambat mengetahuinya, apa aku layak untuk mendapat cinta tulus yang diberikan Dahyun? Apa aku boleh sebahagia ini, Tuhan?

Ini benar terasa berbeda saat pertama aku dan Dex menjadi sepasang kekasih, ini lebih mendebarkan jantungku. Ah, kupu kupu di perutnya rasanya beterbangan ingin keluar.

"Kau tahu, bagaimana reaksiku sekarang?" Tanyaku menatap dalam padanya. Ia menatap mataku dengan tatapan kosong kembali, sangat lucu melihatnya seperti anak kecil sekarang, berbeda saat ia mengungkapkan perasaan nya tadi. Aku sudah tak tahan lagi.

Cup~

Dengan cepat, aku menciumnya sekilas, ia nampak terkejut.

Aku sedikit menjauh. Kemudian, dengan cepat ia menarik kembali leherku yang membuat bibir kami menyatu kembali, dengan tempo yang perlahan, kami memainkan benda kenyal yang membuat candu; bekerja sama dengan baik ke kanan dan ke kiri secara bergantian; saling menyalurkan rasa sayang yang baru beberapa menit kami mengetahuinya.

Aku sangat bersyukur Dahyun mengungkapkan cintanya padaku dan aku sangat bahagia mengetahui Dahyun adalah milikku sekarang.

Tak lama tautan kami melepas secara perlahan, sama sama membutuhkan oksigen karena ciuman tadi, "Hahh ... Hahh ..."

Dahyun tersenyum, masih memegang leherku. "Bibir ini ..." Ia memegang bibirku dengan tangan mungilnya, "menjadi milikku sekarang."

Blush~

Entah mengapa, semua perkataannya terdengar begitu manis di telingaku, aku tersenyum kecil karena ucapannya, "Hm, mulai sekarang semuanya punyamu." Ia tertawa menggemaskan karena ucapanku.

"Kim." Panggil ku. "Eh, sayang" ucapku dengan lirih. Tetapi aku yakin Dahyun mendengarnya.

"Hahaha apa? Aku tidak mendengarnya. Coba kau ulangi." Perintahnya.

"Sayang." Lirihku makin mengecilkan suara.

"Apa? Aku tidak mendengarnya, kau ini berbicara dengan manusia atau dengan semut?" Ia terlihat seperti meledekku.

"Tak jadi."

"Eh, kau marah?"

"Tidak."

"Lalu? Aku hanya ingin mendengarnya sekali lagi, aku menyukainya."

"Tak perlu, lagipula kau tak mendengarnya." Aku menatapnya dari ujung sudut mata sembari memicingkan mataku.

"Baiklah, kali ini akan ku dengarkan."

Aku menghela nafasku, "Sayang."

"Kenapa sayang?" Timpalnya yang membuatku tak bisa lagi menahan senyumanku, ia berhasil menghancurkan pertahanan ku.

"Jangan malu seperti itu, wajahmu sudah seperti udang rebus." Ia dengan mulutnya yang kecil itu berani meledekku.

"YAKK!!"

Sana pov end.

Dahyun pov.

Seluruh dunia dan seisinya harus mengetahui bahwa Minatozaki Sana sekarang menjadi milikku, Minatozaki Sana kini sudah terverifikasi milikku.

Berkali kali aku, menyadarkan diriku bahwa ini bukan bagian dari bunga tidur, ayolah Kim, itu tak penting, yang terpenting saat ini kau harus membahagiakan Sana.

Aku hanya tersenyum, ia marah karena berhasil ku goda.

Cup.

Aku mencium pipinya kilas karena tak bisa menahan kegemasan ku padanya.

Ia memajukan sedikit bibirnya, "Kenapa?" Tanyaku heran, apa ia tak suka aku menciumnya?

"Kenapa kau menciummya disini?" Ia meninggikan suaranya dan menunjuk pipinya, "apa bibirku terlalu jauh untukmu? Apa sesulit itu untuk menjangkau bibirku? Ini tepat di depanmu, sedangkan pip–"

Cup.

Aku mencium bibirnya cepat, "Kau berisik sekali. Baiklah, maafkan kekasihmu ini karena sudah mencium pipimu."

Ia tersenyum kecil, dan aku pun ikut tersenyum karena itu. Jika kau boleh jujur, aku masih tak menyangka statusku dan Sana sudah berubah beberapa menit yang lalu.

"Ah, dan bagaimana dengan, Dex? Apa tak apa jika ia melihat kita seperti ini?" Tanyaku. Tak ada salahnyakan untuk bertanya?

"Bukankah sudah ku bilang, aku tak ada hubungan apapun lagi dengannya. Dan masa bodo ia melihat kita bagaimana, apa aku terlihat peduli?"

Aku tersenyum mendengarnya begitu sarkas jika membicarakan Dex, sangat berbeda dengan dulu yang selalu takut dan membela Dex apapun yang terjadi.

Dex adalah orang yang tidak beruntung karena telah menyia-nyiakan Sana, tetapi aku justru berterima kasih untuk itu. Karena dengan itu, aku bisa memiliki Sana.

"Dan bagaimana denganmu? Kau tak menyembunyikan apapun dariku kan?" Tanyanya mengintimidasi.

"Maksudmu?"

"Aku mengenalmu sudah lama, dan aku tahu kapan kau akan berbohong, kau bukan tipe orang yang suka bolos dalam kelas, apa kau sedang ada masalah atau apa?"

"Aku baik-baik saja, percayalah." Ucapku meyakinkan.

Ia terlihat diam memikir sesuatu, "Benar, percayalah, aku hanya banyak pekerjaan belakangan ini." Ulangku untuk meyakinkan.

"Baiklah, tapi jika kau membutuhkan bantuan apapun, kau bisa bilang kepadaku, karena sekarang aku sudah menjadi kekasihmu bukan sahabat ataupun orang lain lagi." Ucapnya memperingati.

"Iya sayang." Ucapku tersenyum yang dibalas pelukan darinya.























Jangan lupa DIVOTEEEEEE!!!!

[End(?)]

serius ini gaada yang bisa nebak dengan benar, siapa cewe yang sama Dahyun? ckckck

Terverifikasi Milikku | SAIDA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang