6.🍒

7.5K 356 25
                                    


Omelan wanita paruh baya itu sudah menjadi hal yang sangat biasa bagi pria yang sudah dewasa.

Sedari pagi wanita itu kebingungan mencari putra semata wayangnya yang hilang dalam satu malam. Padahal mereka baru bertemu setelah dua tahun tidak tak bersua karena kesibukan masing-masing.

"Jadi kapan kau akan memberikan cucu pada eomma? Kau tau, Appamu sudah menyiapkan berbagai akta kepemilikan untuk calon cucunya"

Wanita itu melipat kedua tangannya di dada. Melihat reaksi putranya yang seolah tak terjadi apapun.

"Tae... Eomma serius"

Wanita itu tampak kesal, putranya selalu begitu jika sudah ditanya olehnya.

"Tae yang mau punya anak kenapa eomma yang ribet?"

"Kalau kamu terus-terusan begini. Biar eomma yang carikan wanita untuk kamu"

Pria itu sontak kaget, rahangnya kian mengeras. Urat-urat tangannya semakin terlihat jelas.

"Are you kidding me?"

"Tidak sopan berbicara seperti itu pada eomma kau tau"

Pria itu berdiri sambil membetulkan kancing jasnya.

"Tae sudah besar eomma.. Jangan selalu mengaturku seolah aku anak kecil di keluarga ini. Dan hidupku adalah pilihanku. Eomma dan appa tak usah ikut campur. Masalah cucu, cepat atau lambat kalian pasti akan memilikinya"

Ucap pria itu sebelum berjalan keluar dari sebuah rumah mewah bernuansa klasik.

🍒🍒🍒

"Aaaaahhh-hh.. Sakit"

"Pelannnn"

"Jangan di situ-hhhh"

Gadis itu meringis menahan perih di kakinya yang tengah diolesi saleb oleh maid.

"Sudah selesai. Mungkin besok lukanya sudah mengering"

Ucap maid itu sambil membereskan kotak P3K dan menyimpannya di tempat semula.

Jeongguk berjalan dengan hati-hati ke kamarnya. Tepat saat hendak menutup pintu, seseorang mencegahnya.

"Tuan... "

Jeongguk menyingkir, membiarkan tuannya memasuki kamar mereka.

Dia berjalan mendekat pada tuannya. Membungkuk dan melepas sepatu pantofel berwarna hitam.

Ia beranjak bangun, tapi entah kenapa kakinya merasa lemas hingga tubuhnya tak seimbang dan tak sengaja duduk dipaha sekal milik tuannya.

Matanya membulat lucu. Dengan segera mungkin dia bangun dari pangkuan tuannya yang sedari tdi hanya diam.

"Ssshhttt"

Ringisnya ketika bekas lukanya bergesekan dengan sepatu permukaan sepatu tuannya yang masih ada di sana.

"Kenapa Jeon?"

"Tidak apa-apa tuan"

Ia berjalan meletakkan sepatu itu pada tempatnya.

Taehyung memperhatikan cara jalan Jeongguk yang tampak berbeda.

"Kenapa denganmu?"

Jeongguk menggelengkan kepalanya.

"Katakan Jeon"

"Tidak tuan.. aku tidak apa-apa"

Pria itu terbangun dari duduknya. Berjalan mendekat ke arah Jeongguk. Reflek gadis itu berjalan mundur hingga punggungnya bersentuhan dengan sebuah lemari kayu berwarna coklat tua.

RAHIM BAYARAN | VKOOK / TAEKOOK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang