'Ayah.' Kata Barra dalam hati.
Barra sangat mengenali ayahnya. Dia langsung mengetahui jika itu ayahnya.
"Dek. Saya mau americano satu ya." Pinta Ayahnya.
"Kalo kamu apa sayang?" Lanjut Ayahnya bertanya kepada wanita yang baru datang menghampirinya.
Hati Barra sangat sakit melihat momen di depan matanya itu. Kata 'sayang' yang tadi dia dengar, dia pikir untuk bundanya.
Ternyata ayahnya mempunyai wanita lain selain bundanya.
"Aku mau matcha latte mas." Jawab wanita itu.
"Baik. Saya bikinkan dulu ya pesanannya." Jawab Barra.
Lalu, ayahnya dan wanita itu mencari tempat untuk duduk. Barra membuatkannya dengan setengah hati.
Rasanya dia ingin memasukkan racun ke dalam matcha latte si jalang itu.
"Silahkan dinikmati." Kata Barra sembari memberikan minuman kepada mereka berdua.
Ayahnya tidak mengenalinya, karena Barra masih memakai masker hitam sedari pagi.
Barra menghampiri Jingga yang sudah berhenti menangis. Dia melamun di meja kasir sembari terus menatap layar ponsel. Berharap suaminya menelponnya kembali.
"Mba. Jangan melamun terus. Saya yakin suami mba baik-baik aja." Barra mencoba menenangkan Jingga.
"Tapi mba gak yakin Barra. Mba takut dia kenapa-napa." Jawab Jingga.
'KRIINNGG'
Pintu cafe kembali berbunyi, Barra langsung menyambut pengunjung cafe kembali.
"Selam..." ucapan Barra terpotong lagi.
"Mba..." Barra menepuk pundak Jingga, mengisyaratkan Jingga untuk melihat ke arah depan.
"Mas... kamu gak kenapa-napa kan?!" Jingga langsung berlari memeluk Devano.
"Gapapa. Lepasin, aku engap dipeluk gitu." Devano sedikit mendorong Jingga dari tubuhnya.
Devano tidak kecelakaan, jadwalnya dihentikan karena ada pesawat dengan tujuan yang sama mengalami kecelakaan.
Jingga merasa lega, walaupun hatinya sangat sakit. Barra sangat kesal dengan Devano yang memperlakukan Jingga seperti itu.
Tapi dia memilih diam, dia tidak mau berurusan dengan Devano lagi.
.
.
🦋
.
.Hari sudah mulai gelap, Barra membersihkan seluruh meja cafe untuk bersiap-siap tutup.
Hari ini sangat melelahkan karena pengunjung yang banyak di hari pertama dia bekerja.
Dia pikir cafe akan sepi, tapi saat jam istirahat kerja tiba, banyak sekali pekerja yang datang ke cafe untuk sekedar mengopi dan juga makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back To Me (The Second Part Of : Only You) [END]
RomanceDevano sangat percaya akan cinta sejati. Dia tidak akan berpaling dari kekasihnya yang sudah tiada. Barra yang sudah lama meninggal dunia, secara tiba-tiba kembali hadir ke dunia dengan tubuh yang sama. Apakah cinta mereka juga akan kembali? Apakah...