Mereka berempat sarapan bersama di meja makan. Tidak ada satu pun yang berbicara, hanya terdengar suara sendok dan piring beling yang beraduan.
"E.. Barra, kamu ke cafe nya agak siangan aja ya. Kamu bantu mas Vano siap-siap untuk berangkat kerja dulu aja." Kata Jingga yang mengawali pembicaraan.
"Lho?! Nanti mba ke cafe naik apa?" Tanya Barra akan perintah Jingga.
"Dia udah gede. Udah bisa naik bus." Celetuk Devano.
"I-iyaa.. mba bisa naik bus nanti." Jingga membenarkan perkataan Devano.
"Aku berangkat bareng mba aja. Mas Vano udah gede, dia bisa siap-siap sendiri." Jawab Barra dengan kesal.
"Y-yaudah deh kalo gitu." Pasrah Jingga.
Devano hanya diam memandangi Barra yang bersikap dingin kepadanya.
"Om ganteng kesel ya sama papah?" Alvaro ikut bicara.
"Nggak kok sayang, kan papah kamu udah gede. Jadi, dia harus bisa mandiri. Yakan?" Jelas Barra.
"Iya om! Aku aja tadi pake baju sendiri!" Jawab Alvaro dibarengi senyum yang lebar.
"Anak pinter! Makannya dihabisin ya sayang." Balas Barra sembari mencubit pelan pipi Alvaro.
.
.
🦋
.
.Mereka berempat sudah selesai sarapan. Seperti kata Jingga tadi, dia berangkat ke cafe duluan bersama Alvaro.
Barra mencuci piring bekas mereka sarapan agar tidak menumpuk setelah pulang dari cafe.
Devano menghampiri Barra yang sedang asyik berkutik dengan piring kotor di westafel.
Perut ramping Barra dililit oleh lengan kekar milik Devano. Devano memeluknya dari belakang.
Telinganya terasa geli karena ulah Devano yang menyiuminya berkali-kali.
"Sayang, kamu marah ya sama aku?" Tanya Devano dengan pose yang masih memeluk Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back To Me (The Second Part Of : Only You) [END]
RomanceDevano sangat percaya akan cinta sejati. Dia tidak akan berpaling dari kekasihnya yang sudah tiada. Barra yang sudah lama meninggal dunia, secara tiba-tiba kembali hadir ke dunia dengan tubuh yang sama. Apakah cinta mereka juga akan kembali? Apakah...