15

72 8 0
                                    

Barra membuka matanya dengan cepat, nafasnya sangat tersengal-sengal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barra membuka matanya dengan cepat, nafasnya sangat tersengal-sengal.

Bagian mulut dan hidungnya dipakaikan masker oksigen, tangannya terdapat jarum infus yang menusuk di pergelangan.

Barra menatap langit-langit, dia keheranan dengan keberadaannya saat ini.

'Siapa yang membawanya kesini? Bagaimana dia bisa berada di rumah sakit?' Barra bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Barra berusaha menggerakkan anggota tubuhnya. Seluruh badannya terasa sakit sekali seperti sudah hancur berkeping-keping.

Dia bisa menggerakkan jari-jari tangannya dan itu berhasil membangunkan seseorang yang berada di samping ranjangnya.

"B-Barra?! Lo udah bangun?!" Tanya orang itu.

Cakra langsung terbangun saat ada sesuatu yang menyentuh tangannya.

Barra hanya diam, dia tidak bisa berbicara sama sekali karena rasa sakit yang dialaminya.

"Maafin gue Bar! Karna gue gak bisa jagain lo! Gue bener-bener minta maaf Bar!" Cakra terus memohon maaf sembari memegangi tangan Barra.

Mata Barra meneteskan air mata, dia merasa sangat sakit hati. Bukan kepada sahabatnya, melainkan kepada orang yang telah melakukan hal menjijikan ini kepada dirinya.

Barra mencoba menggerakkan mulutnya untuk bertanya kepada Cakra tentang keberadaannya ini.

"S-siapa yang b-bawa gue kesini?" Barra berhasil mengatakannya.

"Gue minta bantuan polisi buat nyelamatin lo di rumah Arsa. Polisi berhasil membobol rumah Arsa. Tapi sialnya si Arsa berhasil kabur Bar, dia jadi buronan polisi sekarang. Parahnya lagi, dia ternyata udah beberapa kali memperkosa orang dan korabannya itu cowok Bar." Cakra menjelaskannya kepada Barra.

Barra mengepalkan tangannya dengan kuat, dia sangat kesal dengan cowok iblis seperti Arsa itu.

"BARRA! LO GAPAPA KAN?!" Almira membuka pintu sembari berteriak untuk menanyakan kabar Barra.

"BERISIK BANGET SIH LO! INI RUMAH SAKIT ANJAY!" Cakra marah dengan apa yang dilakukan Almira barusan.

Almira tidak menggubrisnya, dia langsung berlari menghampiri Barra yang masih berbaring di kasur rumah sakit, lalu meletakkan buah yang dia bawa di meja nakas.

"Maafin gue yaa Bar! Gue gak tau kalo lo bakal diginiin sama si Arsa dakjal itu! Harusnya gue merhatiin lo terus!" Sama seperti Cakra, Almira juga meminta maaf kepada Barra.

"I-ini bukan salah kalian. K-kalian gak perlu minta maaf." Ucap Barra dengan susah payah.

Mata Cakra tertuju pada jam dinding yang berada di ruangan Barra, dia segera meminta ijin pulang duluan karena besok dia masuk kerja.

"Gue ijin pulang yaa Bar! Udah jam 1 malem, gue besok masuk pagi! Maaf yaa Bar." Cakra berpamitan kepada Barra.

"Gue juga yaa Bar! Lo istirahat aja, gue gak mau ganggu lo!" Almira juga ikut pulang, karena dia ingin Barra beristirahat dengan tenang.

Come Back To Me (The Second Part Of : Only You) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang