00. Prolog

3.3K 144 1
                                    

⋅˚₊‧ ୨୧ ‧₊˚ ⋅

-WELCOME TO MY BOOKS-
please leave your good comments
hope you enjoy!!

⋆ ˚。⋆୨ Happy Reading ୧⋆ ˚。⋆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Come forward!" Panggil Matthew tegas pada mahasiswi yang sibuk bermain ponsel saat dirinya sedang menjelaskan didepan. Tanpa rasa takut apalagi ragu, mahasiswi itu dengan santainya berjalan ke depan menghadap ke dosennya.

"Apa yang kamu lakukan dibelakang sana? Apakah kamu tidak mendengarkan saya berbicara didepan?" Suara Matthew begitu dingin dan mengintimidasi menatap tajam mahasiswi dihadapannya yang tengah menunduk.

"Save your ears. Hargai orang yang sedang berbicara didepan, saya tidak mau melihat kamu lagi bermain ponsel saat saya sedang menjelaskan materi lagi." Ucap Matthew sebelum mengambil beberapa bukunya dan pergi dari ruangan kelas dengan rasa marah.

Suara sorakan terdengar ditelinga gadis itu setelah keluarnya Matthew, semua temannya menyoraki dirinya. Dia menatap sinis pada teman-temannya lalu melangkah lebar untuk keluar dari ruangan kelas. 

Saat baru saja mahasiswi itu keluar dia betapa terkejutnya saat hendak berbelok dan langsung berhadapan dengan Matthew yang ternyata belum pergi ke ruangannya. "Kemana lagi kau akan pergi Callie?" Tanya Matthew mengangkat satu alisnya.

Mahasiswi bernama Callie itu nampak tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya. "Mau ke kantin hehe, laper Mr." Ujar Callie tersenyum lebar.

Matthew menggeleng-gelengkan kepalanya, dia menarik baju dibagian lengan Callie membuat Callie terkejut. "Eh? Saya mau dibawa kemana Mr? Jangan macam-macam nanti saya laporkan polisi lhoo!" Kata Callie sambil menyamakan langkahnya Matthew.

Matthew membawa Callie ke taman universitas tersebut. Dia melepaskan Callie lalu melipat tangannya didada memperhatikan Callie intens. Callie yang merasa diperhatikan sontak membalas tatapan Matthew. "Kenapa Mr? Mr jangan suka marah-marah nanti akan cepat tua!" Ujar Callie tersenyum.

"Kau masih saja bercanda," Matthew memijat pelipisnya tidak kuat lagi dengan semua tingkah laku Callie yang menurutnya benar-benar menguras tenaganya.

"Kamu bersihkan taman ini sampai bersih," Matthew berjalan mengambil sapu lalu diberikan pada Callie. Sontak Callie menekuk wajahnya tidak suka. "Loh? Saya akan pergi karena ada kelas lagi bagaimana?"

"Jangan banyak alasan, saya tahu Miss. Nica hari ini tidak hadir. Jika seandainya kamu tahu ada kelas setelah saya mengapa pergi ke kantin?" Tanya Matthew. Callie sekarang sudah kehabisan kata-kata, dia kalah tidak menjawab apapun lagi sekarang.

"Saya tidak bisa perhatikan kamu terus, saya ada urusan." Kata Matthew saat Callie terdiam. Setelah itu Matthew segera pergi meninggalkan Callie begitu saja.

"Kamu mendengar apa yang saya ucapkan tidak?" Ucapan Matthew membuat Callie terkejut. Ternyata Matthew belum-belum sepenuhnya pergi.

Callie mendengus kasar menegakkan badannya sambil memberi hormat pada Matthew. "YES, MR!" Kata Callie dengan tegas. Matthew hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya pergi.

Callie menendang-nendang kakinya dengan kesal. "Yang benar saja aku membersihkan taman seluas ini? Dia pikir ini masih anak sekolah?" Selama membersihkan, mulut Callie tidak bisa berhenti mengumpati Matthew.

Matthew, seorang dosen yang sudah cukup lama bekerja di universitas ini, namun semenjak 3 bulan lalu baru kali ini dia mendapatkan mahasiswi seperti Callie. Tidak sekali dua kali saja Callie membuat Matthew mengusap dada, untung saja usia Matthew masih terkesan muda. Dia masih bersabar dengan semua tingkah laku Callie.

Callie, mahasiswi baru yang bisa dikatakan dia begitu populer karena parasnya yang menggemaskan namun jangan samakan dengan tingkah lakunya yang sangat suka melanggar. Entah itu kebetulan atau bukan, setiap Callie berlaku tidak baik pasti tidak akan pernah jauh semua itu dari Matthew. Callie sendiri merasa heran mengapa Mr. Matthew terus yang terus berhadapan dengannya?

Matthew diam-diam memperhatikan Callie dengan jarak yang cukup jauh. Dia memperhatikan semua gerak-gerik Callie yang terlihat melakukan semuanya dengan terpaksa. Sudut bibirnya sedikit terangkat. "Good girl."

TBC...

YES, MR! | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang