18. Piano

554 47 1
                                    

Callie terkejut saat tiba-tiba Matthew duduk disampingnya. Tentu hal itu membuat permainan pianonya terhenti seketika. Matthew menolehkan kepalanya membalas tatapan Callie.

Callie sempat ingin mengatakan sesuatu. Tapi mulutnya tiba-tiba terasa dibungkam saat dosen disampingnya ini mulai bermain piano. Alisnya mengkerut dengan kepala sedikit dia miringkan mencoba menebak lagu apa yang dimainkan.

Kepala Callie bergerak ke kanan dan ke kiri mencerna lagu yang sepertinya tidak asing menurutnya. "Ah! Aku tahu ini." Gumam Callie yang masih dapat didengar Matthew. Sontak Matthew menoleh mengangkat satu alisnya.

Callie tersenyum, dia menatap dosennya sekilas sebelum akhirnya ikut bergabung untuk bermain. Tangan lentiknya kembali ke atas piano dan mulai menari-nari mengikuti alunan musik dosennya.

Keduanya saling menikmati alunan musiknya. Bahkan secara tak sadar Callie sudah menutup matanya benar-benar musik adalah satu-satunya kunci untuk menghilangkan semua beban pikirannya.

Matthew tersenyum memperhatikan bagaimana jari-jari Callie sangat lihai diatas piano. Alunan musik terdengar lebih sempurna daripada saat dimainkan sendirian.

Matthew kembali menatap Callie yang sangat menikmati musik yang dihasilkan. Dia senang melihat Callie yang bisa mengembangkan bakat dan minatnya.

Callie membuka matanya menolehkan kembali wajahnya pada Matthew. Dan kali ini keduanya saling menatap satu sama lain. Matthew terkekeh kecil memutus kontak mata mereka lebih dulu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Callie terlihat jauh lebih menggemaskan dari jarak sedekat ini.

Melihat Matthew tentu menjadi pertanyaan bagi Callie, apakah ada yang salah diwajahnya? Bibirnya mengerucut. Akhirnya dia kembali memfokuskan pada piano dihadapannya.

Kaki keduanya dibawah bergerak bersamaan ke kanan dan ke kiri tanda bahwa tubuh mereka menikmati alunan musik yang mereka mainkan. Sejujurnya sudah cukup lama untuk Matthew tidak bermain lagi piano. Tiba-tiba saja dia terpikirkan tadi untuk bermain saat tak sengaja lagi-lagi memergoki Callie disini.

Tanpa mengatakan apapun akhirnya Matthew langsung duduk di bangku kosong disamping Callie untuk ikut bermain. Callie juga tidak keberatan dengan ini, justru terdengar lebih menyenangkan jika duet seperti ini.

"Kamu tidak ingin ikut bernyanyi?" Tanya Matthew saat permainan mereka telah selesai. Merasa dipanggil Callie hanya menoleh tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana mungkin Mr. Matthew sangat jago bermain piano?" Callie menatap Matthew disampingnya dengan berbinar dengan apa yang mereka sudah lakukan.

Matthew terkekeh kecil. "Ibu saya mempunyai piano dirumah, sejak kecil saya selalu bermain. Mungkin karena itu saya bisa. Saya menyukai semua tentang seni."

Callie terdiam merasa terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar sekarang. Bagaimana mungkin dia mempunyai kesukaan yang sama juga dengan dosennya ini? Seakan akan dosennya juga tahu bahwa dia juga menyukai seni. "Begitu ya? Kebetulan aku juga menyukai seni." Ucap Callie.

"Kamu tidak keberatan bukan jika saya ikut bergabung?" Callie tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, tidak." kata Callie.

Matthew tersenyum. "Permainan piano mu tadi begitu merdu saya dengar, sepertinya kamu sangat pandai juga bermain piano." Celetuk Matthew.

"Hum, aku bisa sedikit saja. Tapi bagaimana Mr. Matthew menemukan aku ada disini? Apakah Mr. Matthew tidak bekerja?" Tanya Callie penasaran menatap dari samping.

"Hanya kebetulan saja saya mendengar permainan piano mu. Kebetulan saya juga bisa bermain piano, sudah lama sepertinya saya tidak bermain lagi." Ucap Matthew tersenyum membalas tatapan Callie.

YES, MR! | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang