"KAKKK!!!" Pekikan itu membuat Matthew terkejut dari yang awalnya sedang bersantai menikmati udara segar pagi ini. Jaegar berjalan cepat mendekatinya membuat Matthew mengerutkan keningnya.
"Apakah kalian semalam telah berkencan?! Bagaimana Callie dengan dress navy itu? Apakah cantik?" Jaegar tiba-tiba melontarkan pertanyaan-pertanyaan nya.
Matthew terlihat tetap tenang. "Darimana kamu mengetahuinya?" Matthew berbalik tanya. Tentu dia penasaran darimana adiknya mengetahui hal ini? Dia rasa dia tidak pernah mengatakan apapun tentang ini.
"Darimana saja aku bisa tau! Aku hanya ingin tahu bagaimana Callie dengan dress navy nya? Apa kau tahu? Itu adalah dress yang pernah aku berikan padanya." Jelas Jaegar tersenyum bangga mengangkat kedua aslinya.
"Kapan kamu memberikan dress itu?" Matthew menaruh ponselnya menatap Jaegar dengan penuh pertanyaan.
Jaegar tertawa. "Itu adalah hadiah yang pernah aku berikan, saat pertama kali pertemuan aku dengannya untuk membujuk mu kak tentang syal." Jelas Jaegar. Matthew menganggukkan kepalanya, dia ingat Jaegar pernah meminta bantuan Callie untuk membujuknya.
"Ternyata kamu punya selera yang bagus juga tentang pakaian perempuan." Puji Matthew. Jaegar semakin menunjukkan wajah sombongnya membuat Matthew merotasikan bola matanya malas.
"Sudahlah sana pergi, kau mengganggu hari santaiku. Aku pikir ada apa." Selanjutnya Matthew mengusir adiknya sendiri dan kembali fokus pada ponsel ditangannya.
"Kapan kamu akan menyatakan perasaan mu padanya kak?" Bisik Jaegar membuat Matthew sontak menoleh padanya dengan raut terkejut.
"Kau gila?" Sentak Matthew. Mendengar ucapan itu Jaegar ikut terkejut. "Apa yang gila?! Kau bukan menyatakan perasaan mu pada seorang kriminal atau pada seorang kupu-kupu malam kak!" Jaegar ikut menyentak nya.
Matthew terdiam, ada benarnya juga. "Ah sudahlah, itu tidak mungkin. Aku menyayangi Callie seperti menyayangi mu sebagai seorang adik." Matthew kembali mengalihkan pandangannya.
Jaegar mendelik kecil. "Kalian tidak ada hubungan sedarah, itu tidak sangat sangat mungkin. Cepatlah nyatakan perasaan mu, sebelum Callie direbut oleh orang lain." Ujar Jaegar semakin berbisik di kalimat-kalimat terakhirnya.
Matthew mendengus kasar menghadapi adiknya. "Memangnya siapa yang akan merebut Callie?" Tanya Matthew tanpa mengalihkan pandangannya.
"Banyak laki-laki yang menyukai Callie, jika kakak tidak percaya. Kakak yakin akan membiarkan hal itu terjadi?" Jaegar menatap kakaknya serius kali ini. Dia memutar badannya menghadap ke depan. "Bahkan temanku juga menyukainya, jika kakak memang tidak peduli aku akan membiarkan temanku mengejar Callie bagaimana?" Lanjut Jaegar membuat aktivitas Matthew terhenti.
Namun kemudian Matthew menggelengkan kepalanya. "Lakukan saja jika dia bisa. Saya tidak mencintai Callie lebih dari seorang adik." Matthew tetap pada pendiriannya.
Jaegar tersenyum kecut. "Yasudah kalau begitu, aku akan mengatakan ini pada temanku." Setelah mengatakan itu Jaegar pergi meninggalkan kakaknya yang tiba-tiba termenung ditempatnya.
"Mengapa aku merasa gelisah? Lagipula aku dosennya yang setiap hari akan bertemu dengannya juga." Monolog Matthew berusaha menepis pikiran negatifnya.
───༺☆༻──
Callie berjalan santai untuk menuju kelas pagi ini. Tapi tiba-tiba jalannya dihadang oleh Jaegar bersama salah satu temannya. Callie menatap keduanya bingung, apalagi laki-laki disamping Jaegar yang sama sekali tidak dia kenali.
"Morning, Callie." Sapa Jaegar tersenyum manis. Callie hanya tersenyum tipis membalas sapaan tersebut, dia hendak melanjutkan langkahnya namun Jaegar semakin menghalangi jalannya membuat Callie berdecak tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, MR! | markhyuck
Tienerfictie˚₊· ➳ Matthew, seorang dosen yang berdedikasi dalam mengajar sastra Inggris. Namun, hidupnya menjadi lebih rumit ketika ia bertemu dengan seorang mahasiswa baru yang sulit untuk diajak berkomunikasi dengan serius. Tidak hanya dalam hal pemahaman ma...