03. Presentation

928 92 4
                                    

Callie sedang asik menikmati makan siangnya bersama Rena dan Naya teman barunya itu. Rambut pink nya sudah mulai memudar, jarak Callie dengan Rena dan Naya pun semakin dekat dan mulai akrab.

"Aku ingin kita pergi bermain akhir pekan nanti," celetuk Rena disela-sela makannya. Pasalnya mereka walaupun sudah berteman belum bermain diluar kampus bersama.

"Aku bisa saja karena aku sedang tidak sibuk, bagaimana denganmu Callie?" Kata Naya menatap Callie.

Callie menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, aku juga bisa tap-" mata Callie membulat saat melihat ada Mr. Matthew sedang berjalan ke kantin. Dia segera masuk ke bawah meja membuat keduanya kebingungan.

"Shutt!" Callie mengisyaratkan untuk diam pada kedua temannya walaupun mereka sedang dilanda kebingungan. Sebelumnya saat kemarin Callie membolos, dikelas sedang melakukan presentasi. Dan tinggal dirinya lah yang belum tentunya.

Matthew mengatakan agar besok Callie melakukan presentasi diruangan nya. Callie belum siap jika harus presentasi sendiri, dan juga diruangan Matthew? Hanya berdua? Sejak kejadian dimana dia hari pertama menggunakan rambut berwarna pink, dia menjadi begitu ragu dengan Mr. Matthew.

Callie melihat kaki jenjang Matthew baru saja melewatinya. Dapat dia dengar Matthew tengah berbincang dengan dosen perempuan yang lain. Setelah merasa suara itu cukup jauh, perlahan Callie keluar lagi dari persembunyiannya.

"Hahh..." Callie menghela nafas melihat punggung Matthew yang menjauh. Didekat kantin itu, memang ada juga kantin lain untuk dosen sendiri yang jaraknya agak sedikit jauh dari kantin untuk mahasiswa.

"Ada apa? Sepertinya kau begitu ketakutan?" Rena membuka suara. Callie menoleh menatap kedua temannya bergantian sebelum akhirnya memilih untuk menceritakan semuanya.

Naya terkekeh setelah mendengar cerita Callie. "Lagipula memangnya kenapa? Dia tidak mungkin melakukan sesuatu pada mahasiswi nya. Bisa lihat dari penampilan nya dia adalah dosen yang baik." Ujar Naya.

"Kau tidak mengerti! Kita tidak pernah tahu soal itu. Aku hanya berjaga-jaga saja.." kata Callie. Rena ikut terkekeh menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Benarkah? Atau mungkin jangan-jangan karena kau belum menghafal untuk presentasi nya?" Ucapan Rena kali ini membuat Callie diam. Karena ada benarnya juga, selain karena takut dia juga belum menghafal betul-betul apalagi dalam bahasa inggris bukan? rasanya lebih sulit untuk menghafal.

Mereka melanjutkan acara makannya dan mengenai rencana untuk keluar akhir pekan nanti. Callie tidak menyadari, bahwa mata elang itu tidak pernah jauh darinya.

Callie segera merapihkan alat-alat tulisnya untuk segera pulang. Saat tengah berjalan Callie ingin sekali melarikan diri, ada Matthew yang berjalan jauh dari sana. Mereka akan berpapasan jika Callie tetap melanjutkan langkahnya, apakah dia harus berbalik?

Terlalu banyak berpikir, dia tidak tahu Matthew sudah cukup dekat dengannya. Tidak ada pilihan lain, Callie akhirnya memilih melanjutkan langkahnya. Mereka berpapasan, Callie hanya membungkukkan badannya saat berpapasan sebelum langkahnya segera dia percepat.

"Callie!" Panggil Matthew. Callie berhenti memejamkan matanya, oh tidak. Dia membalikan perlahan badannya dan tersenyum pada Matthew sambil membungkukkan badannya.

"Ada apa Mr?" Tanya Callie berusaha tenang. Walaupun pada nyatanya, jantungnya sudah berdetak tidak karuan. Apakah Matthew akan mengingat presentasi nya?

"Apakah kamu sedang sibuk? Saya ingin minta tolong padamu." Ujar Matthew. Dalam hati Callie bernafas lega, mungkin Matthew sudah melupakannya.

Callie menggelengkan kepalanya. "Tidak Mr, perlu bantuan apa?" Matthew tersenyum berbalik badan melangkah menuju ruangannya. Tanpa diminta Callie segera mengikuti Matthew dari belakang.

"Ada beberapa yang harus saya kerjakan, tolong susun ini dengan rapih sebentar saja." Matthew meletakkan beberapa tumpukan berkas pada Callie.

Callie menganggukkan kepalanya dan mulai mengerjakan apa yang tadi diperintahkan. Matthew berjalan ke mejanya sambil membuka laptopnya untuk melanjutkan pekerjaannya juga. Sesekali mata elangnya melirik pada Callie untuk mengecek, apakah gadis itu melakukannya dengan benar atau tidak.

"Mr, ini saya sudah selesai." Callie berjalan membawa tumpukan berkas itu lalu meletakkannya dimeja Matthew. Sontak Matthew mendongak dan menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu terimakasih." Ujar Matthew.

"Saya pergi dulu," Callie membungkukkan badannya sekilas lalu melangkah untuk segera pergi. Namun lagi-lagi Matthew memanggilnya kembali.

"Saya baru ingat, kamu belum melakukan presentasi bukan?" Matthew menatap Callie. Kaki Callie terasa begitu lemas, ingin saja dia berpura-pura pingsan. Ini yang sedari tadi dia takuti, ah sekarang apa yang harus dia lakukan?

───༺☆༻──

Matthew melirik pada ponselnya karena sedari terus bergetar diatas kasur. Dengan malas dia mengambil ponselnya tanpa melihat nama siapa yang menelponnya.

"Kak Matthew? Apakah kamu malam ini sibuk?" Begitu mendengar suara itu dari sebrang sana Matthew segera mematikan teleponnya secara sepihak. Gadis itu tidak ada henti-henti mengejar dirinya, padahal sudah beberapa kali Matthew menolaknya.

Matthew mendengus kasar saat teleponnya kembali berdering. Dia kembali mengangkatnya. "Berhentilah menghubungi saya Karin." Kata Matthew mutlak. Dia langsung memblokir nomor tersebut. Sebelumnya dia juga sudah memblokir nomor gadis bernama Karin, namun entah Karin memiliki berapa nomor hingga tetap bisa menghubungi nya.

Sebenarnya usia Karin 2 tahun lebih muda darinya, mereka dekat sejak sekolah lebih tepatnya saat Matthew mendekati kelulusan. Pertemuan mereka hanya ketidaksengajaan Matthew yang menolong Karin, sejak itu mereka dekat.

Karin adalah juniornya saat itu, dan Karin juga mengira sikap baik Matthew karena menyukai dirinya. Karena itulah sampai sekarang dia masih mengejar-ngejar Matthew, terbayang bukan sudah berapa tahun? Mengingat sekarang Matthew sudah berusia 26 tahun.

Matthew tidak mengerti apa yang ada dipikiran Karin saat ini tidak henti-henti menghubungi nya. Mereka sempat hilang kontak selama 5 tahun, tapi tiba-tiba tahun lalu Karin kembali mengganggu Matthew.

Tiba-tiba telepon Matthew kembali lagi berdering. Ini benar-benar mengganggu konsentrasi Matthew. Dia kembali mengangkatnya. "Saya sedang sibuk Karin." Matthew hendak menutup teleponnya.

"Mr?" Matthew tidak melihat nama yang tertera. Itu Callie, dia pikir Karin kembali menghubungi nya. Matthew mendekatkan kembali telepon tersebut ke telinga nya.

"Maaf Callie, saya pikir tadi teman saya. Ada apa kamu malam-malam menghubungi saya?" Jangan tanyakan bagaimana Callie bisa berani menelpon Matthew. Karena sebelumnya dia pernah memberikan pesan bertanya mengenai tugas namun Matthew karena sibuk tidak menjawabnya.

Dan tugas itu berakhir tidak Callie kerjakan. Pada saat dikelas Callie beralasan tidak mengerjakan karena Matthew tidak menjawab pesannya, padahal anehnya teman-temannya bisa mengerjakan. Matthew tidak habis pikir dengan gadis dihadapannya saat itu.

Akhirnya Matthew mengalah dan mengatakan bahwa untuk Callie jika ingin bertanya bisa langsung menelponnya daripada harus berakhir tidak mengerjakan tugas bukan? Matthew benar-benar dosen yang perhatian dan sabar dalam menghadapi Callie. Terlalu sulit menemukan seorang dosen seperti Matthew.

TBC...

YES, MR! | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang