05. Drama

791 90 7
                                    

Hari ini Callie berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak ceroboh atau mungkin bersikap nakal. Semua demi apa? Demi menghindari dosennya yang siapa lagi jika bukan Mr. Matthew. Saat ini juga kebetulan kelas Matthew sedang berlangsung, Callie berusaha fokus memperhatikan walaupun sebenarnya rasa bosan dan kantuk mulai menyelimuti nya.

"Ayolah Callie, kamu pasti bisa fokus." Gumam Callie menepuk-nepuk pipinya pelan. Akhir-akhir ini Callie sedang sulit untuk tidur, menyebabkan dia selalu tidur sangat larut dan sebentar.

Dia kembali memperhatikan Matthew didepan dengan serius. Sesekali Matthew melirik padanya, dan itu benar-benar membuatnya berhasil mengembalikan ke fokusnya. Bagaimana tidak? Sekarang dia menjadi merasa terancam dengan arah pandang Matthew yang selalu tertuju padanya.

Kelas Matthew berjalan dengan lancar, Callie pikir Matthew akan bertanya-tanya padanya tapi untungnya kali ini dia bisa bernafas lega. Callie pergi ke kantin untuk makan siang dan bertemu dengan teman-temannya siapa lagi jika bukan Naya dan Rena. Karena gedung mereka yang berbeda membuat keduanya hanya bisa bertemu saat makan siang dikantin yang berada ditengah-tengah gedung keduanya.

Keduanya sibuk menikmati makan siang masing-masing sambil sesekali berbincang hal-hal yang random. Saat ditengah perbincangan ponsel milik Callie beberapa kali bergetar membuat obrolan mereka terhenti.

Callie melihat nama yang tertera disana siapa yang menelepon nya. "Mr. Matt?" Gumamnya pelan. Sangat tidak biasa dosennya yang memanggil duluan. Tanpa berpikir panjang akhirnya Callie segera mengangkat teleponnya.

"Callie? Kamu ada dimana?" Kata Matthew berucap lebih dulu. Callie melirik pada teman-temannya sebelum menjawab.

"Aku sedang berada dikantin, ada apa Mr?" Tanya Callie. Disebrang sana dia dapat mendengar suara seorang wanita lain yang dia tidak tahu siapa.

"Temui saya diparkiran, sekarang." Ucap Matthew sebelum memutuskan panggilannya secara sepihak. Callie mendengus kasar harus merelakan acara makan siangnya dengan pergi ke parkiran untuk bertemu dengan dosennya. Padahal hari ini Callie tidak melakukan kesalahan, mengapa dia dipanggil seperti ini?

Saat dia sudah sampai diparkiran dia melihat Matthew dengan seorang wanita yang bergelayut manja di lengan Matthew. Apakah itu pacar Matthew? Namun saat Callie melihat bagaimana ekspresi dosennya sangat berbeda. Terlihat Matthew begitu tidak nyaman dengan wanita disampingnya.

Callie berjalan semakin dekat dengan mereka. "Mr? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Callie saat sudah didekat dengan Matthew. Senyuman Matthew seketika mengembang melihat kedatangan Callie.

Matthew melepas paksa wanita yang ada disampingnya siapa lain lagi kalau bukan Karin yang terus menganggu nya. "Saya sudah punya kekasih, jangan ganggu saya lagi." Kata Matthew menarik pinggang Callie menepis jarak diantara mereka.

Callie sedikit terkejut saat tiba-tiba Matthew mengatakan dirinya sebagai kekasih. Callie menatap Matthew yang juga tengah menatapnya seakan mereka sedang berbicara lewat tatapan.

"Kau bohong kak! Dia hanya mahasiswimu bukan kekasihmu!" Kata Karin menunjukkan raut kecewanya pada Matthew. Apalagi saat kedua netranya berhenti pada tangan Matthew yang melingkar sempurna dipinggang ramping Callie.

"Saya tidak berbohong, sudah saya katakan jangan ganggu saya lagi Karin. Mengertilah, saya tidak pernah menaruh hati padamu." Ucap Matthew yang nada yang masih terbilang lembut.

Callie tersenyum jahil, sebuah drama? Akan menyenangkan. Dia berniat untuk memerankan perannya saat ini sebagai kekasih dosennya, sepertinya tidak buruk. Callie memeluk Matthew sambil tersenyum lebar. "Dia benar, Matthew adalah kekasihku. Kau tidak boleh mengganggunya lagi, karena Matthew adalah milikku." Ujar Callie mendusel dibahu lebar Matthew.

Matthew terkekeh merapihkan rambut Callie lalu mengecup kening itu dengan lembut tepat dihadapan Karin. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Callie, dia tiba-tiba menjadi patung saat Matthew dengan berani mencium keningnya.

Jika kalian berpikir Karin mungkin akan marah-marah dan menarik Marvin, maka kalian salah. Matthew dan Callie juga sama terkejutnya saat tahu Karin justru terisak sambil memegangi dadanya.

"Aku mati-matian selalu berusaha mendekatimu, tapi ternyata ini balasannya." Lirih Karin menundukkan kepalanya masih terisak.

Matthew menggeleng-gelengkan kepalanya. "Saya sudah pernah menolakmu secara baik-baik. Kamu tidak pernah menggubrisnya." Kata Matthew tidak peduli segera membawa Callie pergi meninggalkan Karin begitu saja.

"Sekarang sudah waktu makan siang, kamu sudah makan?" Tanya Matthew pada Callie saat melalui Karin. Tangannya masih setia dipinggang Callie sampai mereka berdua masuk ke dalam mobil Matthew. Dengan segera Matthew membawa mobilnya pergi dari parkiran.

"Terimakasih telah membantu saya, tadi saya tidak ada pilihan lain selain menghubungi mu. Karena dikontak saya tidak ada lagi nomor wanita lain selain kamu." Ujar Matthew melirik sekilas pada Callie.

Callie tersenyum canggung dan mengangguk. "Tidak apa-apa, jika butuh bantuan lagi bisa menghubungi ku saja." Ucap Callie.

"Kamu sudah makan? Saya akan membelikan mu makanan sebagai bayaran sudah membantu saya tadi." Kata Matthew sambil memarkirkan mobilnya disebuah resto sederhana namun terlihat begitu mewah. Lokasinya memang sebenarnya tidak jauh dari kampus mereka.

Mereka berjalan beriringan menuju resto tersebut. Saat menunggu sesekali mereka mengobrol dan Matthew juga menceritakan tentang gadis bernama Karin itu pada Callie. Sedangkan Callie sendiri dia hanya tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya, dia masih merasa canggung pasca Matthew mencium keningnya. Memang mereka hanya berakting tapi rasanya aneh untuk Callie.

"Saya perhatikan kamu sedari tadi diam saja, ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?" Dan itu disadari oleh Matthew. Sebagai dosen yang selalu mengurus semua tentang Callie, dia cukup tahu Callie begitu aktif berbeda dengan sekarang yang terlihat banyak diamnya.

"Saya sedang bersikap baik hari ini Mr!" Kata Callie dengan mulut yang sedikit penuh oleh makanan. Matthew tersenyum tipis menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bersikap baik, bukan hanya baik. Kamu juga harus disiplin dan bertanggung jawab. Jangan melarikan diri saat ada presentasi." Ujar Matthew sambil meletakkan beberapa lauk dipiring Callie.

Callie berpura-pura tuli saat tiba-tiba Matthew membahas presentasi. "Mr?! Apa yang Mr lakukan?! Saya sudah kenyang jangan ditambahkan lagi." Callie mengalihkan topik. Karena secara diam-diam Matthew terus menambah lauk dipiringnya.

"Badanmu sangat kecil, makanlah yang banyak." Ucap Matthew membuat Callie spontan memukul kecil tangan Matthew.

"Apa-apaan itu? Ini adalah berat badan ideal! Banyak orang-orang yang ingin memiliki badan sepertiku." Kata Callie mendelik tak suka pada Matthew.

"Jangan siksa tubuhmu hanya untuk tampil sempurna, setiap orang sudah sempurna apa adanya." Matthew menatap Callie intens. Yang ditatap hanya menghela nafas berat dan mengangguk.

"YES, MR!" Kata Callie dengan terpaksa menghabiskan makanan yang ditambahkan oleh Matthew. Padahal dirinya tidak berbohong sudah kenyang karena makan sedikit saat dikantin tadi.

Matthew memperhatikan Callie yang sibuk dengan makanan dihadapannya. Bibirnya kembali terangkat setiap dirinya berhadapan dengan Callie seperti ini.

TBC...

YES, MR! | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang