09. Library

737 86 6
                                    

Callie melirik jam tangan yang melingkar ditangan kecilnya. Dia menghela nafasnya berat, sebentar lagi ada kelas siang dengan Mr. Matthew. Dan dia masih belum menyelesaikan tugas yang diberikan Mr. Matthew.

"Jika aku masuk kelas dan ini belum selesai, Mr. Matthew pasti akan menghukum aku." Gumam Callie melipat tangannya diatas meja dan meletakkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Ia sekarang sedang berada di perpustakaan kota mencoba mencari referensi terbaik disini, namun semua tidak semudah yang dia bayangkan.

"Mungkin bolos sekali saja tidak apa," monolog Callie sambil memperhatikan laptopnya yang masih menyala menunjukkan tugasnya yang belum selesai.

"Ah tapi sepertinya bukan sekali, ini sudah beberapa kali aku membolos." Monolog Callie kembali. Salah satu tangannya menarik ponselnya untuk menyalakan sebuah lagu yang kebetulan earphone sudah terpasang disetiap sisi telinganya. Callie memilih untuk tidur saja, dia tidak bisa hadir kelas Matthew hari ini.

Beberapa menit berlalu, Callie akhirnya bangun. Dia melihat jam kembali yang kemungkinan besarnya kelas Matthew sudah berakhir. Callie segera membereskan bukunya untuk segera pulang. Dia mengembalikan buku-bukunya ke tempat semula, hingga ada satu yang tempatnya berada diatas. Sebelumnya Callie dapat mengambilnya ada tangga kecil yang memang disediakan disana. Namun sekarang tangga itu tidak ada entah kemana.

"Bagaimana aku menyimpannya kembali?" Gumam Callie, dia memaksakan sendiri akhirnya untuk meletakkan buku itu dengan berjinjit mencoba meletakkan buku nya. Setelah berhasil meletakkan bukunya kembali, Callie tak sengaja menyenggol yang lain dan berakhir jatuh. Namun anehnya Callie tidak merasakan apapun yang menimpanya.

Begitu membuka matanya, cahaya matahari menyoroti wajah seorang pria yang menahan buku itu. Bak seorang pangeran yang tengah melindungi putrinya yang kemudian cahaya matahari menyoroti kedua insan tersebut memberikan nuansa lebih dramatis.

"Mr?" Panggil Callie setelah memperjelas pandangannya saat cahaya matahari mulai menghilang. Namun tak lama setelahnya kedua matanya membulat melihat seekor kecoa keluar punggung Matthew.

"MR!! KECOA!!" Pekik Callie. Begitu mendengar pekikan itu Matthew bergerak secara abstrak sambil mengusap-usap setiap badannya hingga badan besarnya menyenggol rak buku dan berakhir beberapa buku terjatuh menimpa Callie.

Setelah Matthew memastikan bahwa tidak ada apapun di badannya. Dia melirik pada gadis yang sekarang tengah menunduk dengan wajah yang tertutupi rambut panjangnya dan beberapa buku disekelilingnya yang sudah berhasil menimpanya.

"Callie?" Panggil Matthew pelan. Dia mendekati Callie perlahan dan membuka rambutnya, yang pertama dia lihat adalah kedua mata yang berkaca-kaca sudah siap menangis.

Matthew membulatkan matanya melihat, dia segera menarik Callie perlahan sambil merapihkan rambutnya. "Maaf saya tidak sengaja, kamu tidak apa-apa?" Tanya Matthew lembut menundukkan kepalanya mensejajarkan wajahnya dengan Callie.

Bukannya mendapatkan jawaban dari Callie, Matthew justru mendengar isakan kecil dari gadis dihadapannya yang membuat Matthew semakin panik. Dia menarik Callie ke dalam pelukannya sambil mengusap lembut kepala Callie. "Maaf, saya minta maaf." Kata Matthew.

Callie melepaskan pelukannya membuat Matthew terkejut. Dia semakin kebingungan dengan Callie karena masih tidak mengatakan apapun. "Apa kepalamu masih sakit? Saya tidak sengaja." Ujar Matthew lagi.

"Sakit, tapi Mr. Matthew jangan mengambil kesempatan untuk memeluk saya ya!" Ucap Callie menjaga jarak dari Matthew sambil merapihkan rambut dan pakaiannya. Kepalanya terasa berdenyut benar-benar sakit, bayangkan saja ketika kepalamu tertimpa beberapa buku-buku tebal.

Matthew benar-benar dibuat tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan dari Callie. Dia hanya mencoba membantu Callie, dia khawatir jika Callie akan kesakitan dan dirinya mencoba menenangkan gadis itu dengan cara memeluknya. Mengapa terkesan dia seperti mencari kesempatan seperti ini?

"Mr? Kenapa Mr. Matthew diam saja? Bantu aku untuk membereskan ini!" Kata Callie sibuk merapihkan buku-buku yang tadi berjatuhan. Matthew berhasil sadar dari lamunannya, dia segera membantu Callie dan meletakan kembali ke tempat semula.

"Kepalamu masih terasa sakit?" Tanya Matthew setelah mereka selesai merapihkan bukunya. Callie menggelengkan kepalanya kecil.

"Tidak begitu sakit, namun jika tertekan ini masih terasa berdenyut dan sakit." Jawab Callie sedikit memanyunkan bibirnya.

Matthew tersenyum tipis melihat itu, dia menarik bibir Callie dengan gemas membuat pekikan kembali terdengar dari Callie membuat Matthew terkekeh. "Jangan membuat bibir seperti itu didepan seorang pria, bibirmu bisa habis dilahapnya."

Callie membulatkan matanya. "Tidak peduli!" Kata Callie dia segera berbalik badan dengan kaki sedikit dia hentakan kembali ke tempatnya semula dimana laptopnya diletakkan. Matthew mengikuti gadis itu dari belakang dengan senyuman yang masih terpancar diwajahnya.

Alis Matthew mengkerut saat membaca isi laptop Callie yang masih menyala. Callie yang menyadari ada Matthew dibelakangnya segera menutup laptopnya dengan keringat dingin yang mulai turun dari pelipisnya.

"Kamu belum menyelesaikan tugasnya?" Matthew membuka suara. Callie berpura-pura tidak mendengar ditempatnya, dia terlihat sibuk membereskan isi tasnya.

"Callie, saya sedang bertanya. Mengapa kamu belum menyelesaikannya? Yang berarti tadi kamu membolos dari kelas saya?" Tanya Matthew kembali. Pertanyaan Matthew kali ini membuat Callie sedikit keheranan, itu berarti Mr. Matthew tidak masuk kelas hari ini juga bukan?

Callie membalikan badannya menghadap Mr. Matthew. "Apakah Mr. Matt hari ini tidak masuk?" Tanya Callie tanpa menjawab pertanyaan Matthew.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaan saya. Mengapa kamu membolos?" Tanya Matthew mengulangi pertanyaannya. Callie menundukkan kepalanya menatap kedua kakinya.

"Aku.. belum menyelesaikan tugas dari Mr." Ujar Callie dengan nada yang seperti bergumam. Untung saja Matthew masih dapat mendengarnya.

"Hari ini saya tidak masuk, dikelas digantikan oleh Mr. Nic. Saya ada kegiatan dan kebetulan setelah itu saya kemari, ternyata saya menemukan mahasiswi saya disini." Ucap Matthew. Callie tidak bergeming, dia masih diposisinya.

Matthew menghela nafas berat. "Saya bantu, dibagian mana yang membuatmu kesulitan Callie?" Tanya Matthew yang kali ini berhasil membuat Callie sedikit mendongak.

"Umm.. aku kesulitan mencari beberapa referensi. Buku-buku disini tidak lengkap!" Ucap Callie.

"Kamu bisa mencarinya juga di internet, itu ada banyak. Teman-teman mu juga mencarinya disana, jika memang kamu ragu kamu juga bisa menghubungi saya Callie." Jawab Matthew.

"Aku tidak enak jika harus bertanya-tanya terus menerus pada Mr." Kata Callie sambil memilin ujung sweater nya.

Matthew tersenyum kecil. "Kamu mau tahu salah satu perpustakaan paling lengkap dikota ini?" Callie mendongak menatap Matthew dan menganggukkan kepalanya.

"Ada di apartemen saya." Ucap Matthew. Callie sedikit mengerucutkan bibirnya, tidak mungkin jika dia harus pergi ke apartemen dosennya itu bukan?

"Ikut saya pulang ke apartemen." Tambah Matthew. Tanpa persetujuan sang pemilik Matthew mengambil tas Callie yang sudah rapih lalu menarik gadis itu untuk ikut bersama nya.

Callie melirik pada Matthew dengan raut wajahnya sedikit panik. "Mr? Memangnya saya boleh pergi ke apartemen Mr? Jika nanti disana ada istri Mr. Matthew bagaimana??" Tanya Callie sambil mencoba melepaskan diri dari Matthew.

"Kamu yang akan menjadi istri saya." Ucap Matthew santai dengan pandangan lurus ke depan. "Ehh?" Callie yang terkejut akhirnya pasrah saat dirinya terus ditarik Mr. Matthew, dia sepertinya tadi lupa bahwa dosennya itu belum menikah.

TBC...

YES, MR! | markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang