9

1.7K 118 5
                                    

Pria manis itu terus berjalan tanpa tau arah, dia juga bingung harus kemana bahkan dirinya juga kelaparan karena sejak tadi siang hingga malam menjelang Jungwon belum makan sama sekali, langkah kakinya begitu lemas. Dia tidak punya uang dirinya juga tidak punya tempat tinggal. Pemuda manis itu sangat meruntukin dirinya, bisa-bisanya dia pergi tanpa membawa apapun. Jungwon pergi karena kecewa dan juga menangis makanya dia tidak memperdulikan apapun saat itu karena hatinya yang begitu hancur saat melihat Jay bercumbu dengan wanita lain, bukankah seharusnya dia tidak cemburu? Tapi kenapa Jungwon sangat cemburu.

"Lapar... "Pemuda bermata kucing itu hanya duduk di ayunan taman bermain, dia bahkan tidak tau ada dimana, Jungwon hanya memegangi perutnya yang sejak tadi siang memang sudah kelaparan, dia juga udah lelah menangis terus dari tadi, matanya mungkin sekarang sudah bengkak karena menangis.

"Huhhhh kenapa dingin sekali" Jungwon menggenggam tangan sendiri dengan kuat, rasa dinginnya malam membuat dia sangat kedinginan, Jungwon juga tidak tau ini sudah jam berapa. Tubuhnya sudah lelah walaupun hanya sekedar untuk kembali berjalan, udara dingin semakin menusuk ke dalam tubuhnya Jungwon  memeluk tubuhnya sendiri agar mengikis rasa dingin.

Penglihatannya mulai buram dia juga udah begitu lelah dan lemas. Tapi saat di ujung kesadaran yang menipis, tangan Jungwon diangkat otomatis Jungwon menatap siapa orang itu.

Mata Jungwon seketika melebar melihat sosok yang menemukannya.

"Kau pikir kau siapa berani kabur hahh.." mata elangnya itu begitu tajam memperlihatkan raut wajah yang kesal.

"Dadddyy.."Suara Jungwon tersekat karena dia begitu takut menatap Jay yang begitu marah besar kepada dirinya.

"Suruh siapa kamu pergi dar rumah dan membuat semua orang mencarimu" rasaa kesal dan khawatir begitu terlihat jelas dari raut wajahnya Jay, bahkan genggaman di tangannya Jungwon pun begitu erat dia genggam, menandakan dia sangat marah. Jungwon bahkan meringis sejak tadi tangannya di genggam erat.

"Lu gw bayar malah lu malah kabur? Lu bisa aja gw tuntut untuk ganti rugi, lu sadar posisi lu itu cuman peliharaan gw tapi kok lu gak sadar soal kontrak yang agen lu buat" Jay karena sangat marah dia malah berbicara yang membuat Jungwon merasa terhina, sangat terhina.

Pemuda manis itu kembali menangis, air matanya mengalir di pipi gembil sang pemilik mata kucing, apakah dirinya sehina itu, dia marasa sangat terhina

"Lain kali kalau ada yang berbuat macam-macam lu harus tanya ke gw, jangan main kabur aja, faham kan?" Cara bicara Jay dari tadi seterus terusnan membentak Jungwon.

"Maaf.." Jungwon mengucapkan kata maaf dengan bibir yang bergetar bahkan dirinya begitu takut hanya untuk sekedar menatap wajah Jay.

"Denger oke Daddy juga minta maaf sama kamu, kamu pasti takut sama Daddy yah.. maaf yah baby" Jay meluluh dia tidak tega melihat Jungwon menangis begitu, di peluknya tubuh mungil Jungwon.

"Daddy cuman takut kamu kenapa-kenapa, Daddy marah karena kamu pergi begitu saja, harusnya lain kali kamu tunggu Daddy dan bertanya ke Daddy jangan pergi seperti ini" ucap Jay masih memeluk tubuh Jungwon.

"Baby.. kau dengarkan apa yang Daddy katakan?" Jay masih memeluk Jungwon, namun pemuda manis itu tidak merespon ucapnya.

Saat Jay melonggarkan pelukannya, tiba-tiba saja tubuh Jungwon merosot, untung Jay sigap menangkap tubuh kecilnya itu, Jay menatap wajah Jungwon. Matanya terpejam wajahnya begitu pucat. Panik melanda di diri Jay

"Baby.. Baby bangun.. baby.." Jay menepuk nepuk pipi gembilnya namun nihil, pemuda manis itu tidak membuka matanya sama sekali.

Jay langsung mengangkat tubuh Jungwon, berjalan ke arah mobilnya pikirannya semakin kalut saat Jungwon pinggang, namun dia harus menyetir dan tetap pokus pada jalanan.

BABY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang