Silvia bosan.
Sejak pulang sekolah dia hanya berdiam diri dalam kamarnya sambil nonton film di tabletnya. Biasanya kalau pulang sekolah, Silvia banyak menghabiskan waktu dengan sang kakak. Mulai dari mengobrol, main PS, atau memasak.
Silvia sangat suka memasak seperti bundanya. Dia dan kakaknya menurunkan hobi itu dari sang bunda. Sudah bosan menonton, Silvia memilih untuk tidur saja. Matanya baru saja akan tertutup namun langsung terbuka lagi.
Tiba-tiba Silvia teringat akan sosok Dirga.
Laki-laki itu berhasil membuat Silvia penasaran. Apalagi saat dia tahu kalau Dirga adalah kembaran Dion. Sungguh mengejutkan.
"Kok bisa ada cowok semanis itu? heran."
Selama dia bersekolah tidak pernah sekalipun Silvia dengar atau tahu kalau di sekolahnya ada anak kembar. Padahal dia ketua OSIS dan dia akui kalau dirinya ini friendly.
"Mereka kembar, tapi bedanya banyak banget ... kecuali wajah sih."
Silvia terdiam sejenak lalu tiba-tiba bibirnya membentuk garis lengkung. Dia tersenyum. Silvia menutup wajahnya, dirinya tidak bisa berhenti tersenyum saat bayangan wajah Dirga muncul di kepalanya.
"Ya Tuhan, gue kenapa sih?! Kok mikirin dia terus!"
"Dia siapa?"
"ARGHH!!" Teriak Silvia kaget. Entah sejak kapan kakaknya itu berdiri disana. Dia bahkan tidak sadar saat kakaknya membuka pintu.
"Ih kak, kan gue udah bilang kalo mau masuk itu ketok dulu!!" Gerutunya sambil menatap sebal sang kakak yang kini memasang wajah sinis.
"Lo-nya yang budeg. Gue ketok-ketok dari tadi kagak dibukain, eh ternyata lagi ngehaluin cogan."
Kedua mata Silvia melebar. "A-apa sih! Mana ada." Sangkalnya.
Sang kakak menatapnya sinis "Halah, siapa yang tadi senyum-senyum sendiri sambil mikirin si 'dia'? Lagian tumben banget mikirin cowok rl, biasanya juga selalu oppa-oppa Korea yang lo pikirin tuh."
Sumpah, ini Silvia antara malu sama emosi saat mendengar pernyataan kakaknya. Berarti kakaknya sudah perhatikan kelakuan anehnya dari tadi.
"Gue cuma mau ngecek doang lo udah pulang apa belum." Lanjutnya.
"Sorry, gue lupa ngabarin."
Kakaknya mengangguk. "Gapapa. Yaudah lanjutin lagi halu-nya sana. Btw, wajah lo merah pake banget." Ledek pemuda itu sebelum menutup pintu.
Bruk
Silvia hanya menganga lebar sambil berkedip beberapa kali. Dia langsung beranjak ke meja rias untuk melihat wajahnya.
Kakaknya itu kadang suka membohonginya. Jadi Silvia ingin buktikan apa benar wajahnya merah. Semoga saja ucapannya itu hanya suatu kebohongan. Silvia memperhatikan wajahnya di cermin.
"Sial. MUKA GUE KOK GINI SIH?!!"
Sayang sekali kali ini kakaknya itu berkata jujur. Pertama kalinya wajah Silvia semerah ini. Tidak mungkin wajahnya jadi begini hanya karna memikirkan Dirga kan?
"Hp! Hp gue mana?!" Silvia buru-buru mencari Hp-nya yang entah sudah terlempar kemana. Ternyata Hp-nya ada di atas meja belajar. Silvia langsung mengambilnya dan mencari sesuatu.
Kenapa wajah perempuan memerah?
Itu yang Silvia cari di internet. Banyak artikel yang keluar di layar Hp sebagai jawaban atas pertanyaan Silvia. Tidak ada yang aneh dengan sekian banyak penjelasan yang dia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVIA || On Going
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Silvia Priscilla tidak pernah menyangka bahwa dalam hidupnya dia akan terikat oleh hubungan asmara dengan Dion dan Dirga. Kisah cinta ini semakin rumit dengan disertainya sebuah kenyataan bahwa Dion dan Dirga ada...