[Happy Reading Guys!]
~~~
"Akhirnya selesai juga!" Seru gadis berambut panjang bergelombang. Dirga, Satya, dan Adnan hanya menatap jengah padanya. Yang sibuk kerja tugas itu adalah tiga cowok ini, tapi kenapa malah dia yang kelihatan capek begitu coba?Merasa sedang diperhatikan, ia langsung menghadap pada ketiga cowok di depannya.
"Apa liat-liat?"
Adnan menghela napas, "kita bertiga yang kerja tugas kenapa kamu yang kelihatan kek capek gitu? Padahal dari tadi kamu kerjaannya cuma usilin kita."
Dia mengangkat kedua bahunya serempak, "ya aku lagi pengen sama kamu aja. Aku bosan nungguin kamu dari tadi lho."
Dirga dan Satya yang dari tadi menyimak kini paham kenapa gadis itu sangat rese sejak tadi. Ternyata dia sedang mau cundle dengan Adnan. Keduanya saling menatap satu sama lain lalu mengangguk. Mereka segera menyambar tas mereka dan bangkit berdiri. Lagian kaki mereka juga sudah kram sekali karena duduk berjam-jam di lantai.
"Kita pamit pulang ya."
"Heum, udah sore banget nih soalnya." Sambung Satya beralasan. Dirga menatap sohib-nya itu dengan wajah datar. Dia kesel lantaran alasan yang Satya ucapkan kurang masuk akal. Apanya yang kesorean, ini saja baru jam 4 lebih 15 menit.
"Lah cepet amat. Main dulu lah, baru jam segini masa udah pulang aja. Lagian gue juga sendirian disini." Ujar Adnan.
Dirga menyenggol lengan Satya takut-takut. Ia sudah melihat hawa aneh di belakang Adnan, maka ia memberi kode pada oknum di sebelahnya.
"Sendirian?! Trus gue ini apa di biji mata lo hah?!!"
"Mampus gue." Cicit Adnan dalam hati.
"Haha wajar lah kan lo baru datang jadi Adnan agak lupa. Mungkin." Ujar Dirga dengan suara pelan di akhir kata.
"Oh lupa ya? Haha gue harus apa ya biar lo gak lupa lagi?"
Dirga dan Satya meringis dalam hati sedangkan Adnan sudah pasrah saja mau diapakan oleh gadis psikopat satu ini. Kalau bisa dia mau kabur saja dari rumah ini.
"Sambil lo mikir, kita pamit dulu ya, see yeah!" Dirga mengulas senyum tipis setelahnya, lalu menarik Satya keluar dari sana tanpa mendengar balasan dari cowok berambut kecoklatan itu yang sudah memaki habis kedua sahabatnya.
"Aha! Gue dapet ide!" Adnan menghela napas lalu mengukir senyum paksa.
"Jangan yang aneh-aneh."
"Gak aneh sayang. Aku cuman minta kamu bikinin aku pancake. Mau ya? Ya? Ya? Please." Ujarnya dengan wajah memelas dan kedua tangan yang menyatu seolah sedang memohon. Adnan akhirnya bernapas lega. Dia sudah cukup hafal dengan tingkah gadis ini, ucapannya selalu berubah-ubah tergantung mood. Untung dia orangnya sabar.
"Oke, tunggu disini. Aku bakal buatin, pake bluberry right?" Gadis itu mengangguk semangat. Adnan langsung berlalu ke dapur dan membuatkan pesanan sang ibu ratu sebelum dia mengamuk lagi.
Sementara itu disisi lain Dirga dan Satya masih berada di halaman rumah Adnan. Baru hari ini mereka bertemu gadis macam itu dan sepertinya ini akan menjadi trauma bagi mereka berdua kalau ketemu lagi. Dia mengerikan juga.
"Gila banget tuh cewek, kek psikopat." Ujar Satya.
"Kok bisa Adnan tunangan sama dia, terheran-heran gue." Sambung Satya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVIA || On Going
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Silvia Priscilla tidak pernah menyangka bahwa dalam hidupnya dia akan terikat oleh hubungan asmara dengan Dion dan Dirga. Kisah cinta ini semakin rumit dengan disertainya sebuah kenyataan bahwa Dion dan Dirga ada...