42✈️{P,MM!}

456 41 13
                                    

Don't forget
Vote and Coment ⟵⁠(⁠o⁠_⁠O⁠)

🛫📍🛬

Uzumaki Corp

Naruto tidak bisa berpikir jernih kali ini, bahkan para karyawan nya pun memberi tatapan kasihan. Kasihan karena mereka berpikir istrinya hanya berpura-pura dengannya, mereka hanya tidak tahu kisah sebenarnya saja.

Seperti saat ini, di perusahaan yang cukup ternama milik Uzumaki. Mereka yang tengah berada di kantin mulai berbincang mengenai perihal masalah berita yang masih hangat untuk di buat gosip.

Tak hanya bergosip secara live saja, mereka! Karyawan yang tak bertanggung jawab itu juga bergosip melalui grup chat hingga beritanya semakin menyebar di cabang Uzumaki Corp lainnya, sungguh membuat geram. Tidak ada yang sadar bahwa bosnya kali ini akan lepas kendali.

"Naruto, kau tidak makan siang?" Shikamaru baru saja masuk dan berjalan menuju bosnya.

"Aku tidak mood." Pria pirang itu terlihat lelah akan semuanya. Shikamaru tahu lewat mimik wajah Naruto, pria nanas tersebut menghela nafas panjang, sangat membosankan ketika telinganya selalu mendengar suara-suara setan dari para wanita bergosip.

Sementara Naruto sedari tadi masih membaca berita mengenai dirinya dan wanita yang dia cintai. Kedua alis Kuning berkerut marah saat membaca komentar buruk tentang Hinata. "Menurutmu siapa yang salah?" pertanyaan tiba-tiba membuat Shikamaru sedikit tersentak hingga mengehentikan dirinya yang tadinya asik mengorek telinga.

Sejenak, Shila mencerna pertanyaan yang di maksud oleh pria pirang itu. "Yaa, menurutku tidak ada yang salah. Jika kalian melakukannya dengan bersama-sama, maka kalian juga sama-sama bersalah. Tapi, seperti kataku dari awal-- "

"Lalu kenapa mereka menyalahkan Hinata?"

"Apa!"

Shikamaru terpaku mendapat tatapan tajam dari manik biru tadi, ia sedikit berpaling sambil menggaruk belakang kepalanya dengan gugup. Tak tahu harus mengatakan apa lagi untuk pria dilema seperti bosnya kali ini. "Aku rasa para karyawan juga mengatakannya."

Naruto langsung beranjak pergi. "Oi, kau mau kemana?" tak ada jawaban dari Naruto, Shikamaru mulai panik sendiri. "Shit! Kenapa aku tidak bis tutup mulut." Decak nya segera ikut langkah Naruto.

Di dalam perusahaan begitu ricuh, baru saja jam istirahat selesai sehingga para karyawan di sana mulai kembali ke tempat masing-masing. Namun sebelum itu terjadi, mereka semua di kejutkan dengan suara tepukan tangan satu kali dengan keras serta menggema. Seluruh pasang mata menatap ke arah bos mereka yang saat ini berdiri dengan wajah marahnya di lantai dua bersama Shikamaru.

"JIKA KALIAN INGIN BERGOSIP, BICARAKAN DI TEMPAT LAIN JANGAN DI KANTOR KU. KALIAN AKU GAJI UNTUK BERKERJA BUKAN BERGOSIP." Tak ada yang berani menatap balik mata Naruto yang sudah berapi-api. Mereka semua jadi berpikir kembali-- kapan terakhir kali bosnya itu semarah ini?

"DAN SATU HAL LAGI. KAMI MELAKUKANNYA BERSAMA-SAMA! DIA MEMBUTUHKAN KU DAN AKU JUGA MEMBUTUHKANNYA, AKU JUGA SAMA BERSALAHNYA JADI KALIAN JUGA HARUS BERGOSIP BURUK TENTANGKU."

"Naruto, sudah!" sebisa mungkin Shikamaru mencoba menenangkan Naruto. Tapi tak di sangka pria itu malah menyingkirkan tangannya menjauh dari tubuhnya.

Please, Marry Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang