43✈️{P,MM!}

479 47 25
                                    

Don't forget
〈⁠(⁠•⁠ˇ⁠‿⁠ˇ⁠•⁠)⁠-⁠→Vote and Coment

🛫📍🛬

Court - Divorce Day

Hampir memasuki bulan Februari, sepertinya cuaca hari ini cukup baik dan mendukung aktivitas orang-orang. Sama halnya dengan Hinata yang saat ini tengah duduk tegap di salah satu bangku paling depan. Meskipun setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Judge, Hinata menjawab dengan senyuman tipis- Senyuman palsu yang berbeda balik dengan hati dan otaknya.

Di bangku sisi kanan, Hanabi dan Hikari berada di sana untuk menemani Hinata, sedangkan bibi Kurenai bersama Neji ke rumah panti. Sementara di bangku sisi kiri terdapat seluruh anggota keluarga Uzumaki kecuali Naruto. Seperti yang di inginkan Hinata, pria itu tidak datang agar proses perceraian mereka lebih cepat.

Setiap kali sang Judge bertanya mengenai keberadaan Naruto. Hinata selalu mengelak dan memberikan jawaban-jawaban seperti mengulur waktu. Tak satupun dari pihak keluarga Naruto maupun Hinata yang tahu soal kesengajaan Naruto yang tidak datang ke pengadilan.

"Kemana Naruto pergi? Apa dia sudah tahu kalau hari ini dia harus datang ke pengadilan?" kakek Hashirama menatap sedih sambil bertanya ke Jiraiya maupun keluarganya yang lain.

"Ayah tenang saja, dia pasti datang!" Jiraiya mencoba memberikan ketenangan untuk ayahnya yang baru saja keluar rumah sakit.

"Naruto tidak akan datang jika mereka benar-benar ingin berpisah." Seketika kakek Hasirama, nenek Mito, Jiraiya menoleh ke arah Tsunade. Sementara Kushina masih fokus menatap Hinata yang duduk di kursi tanpa adanya pergerakan.

"Apa yang kau katakan?" cukup terkejut, tentu saja. Dari hari yang terdalam, kakek maupun nenek masih berharap dengan pernikahan Naruto dan Hinata, mereka yakin keduanya cocok, apalagi kakek Hasirama tahu kalau keduanya saling mencintai.

Di saat wajah keluarga Uzumaki mulai sedih dan penuh ketegangan. Suara lembut mulai mengalun dengan penuh keyakinan, "Naruto akan datang! Karena dia putraku!" ucap Kushina tersenyum kecil, matanya sedikit menyipit dan penuh percaya.

***

Uzumaki Corp

Ujung pulpen mengetuk-ngetuk meja. Tanpa adanya pergerakan dari seseorang itu tidak akan terjadi. Sebuah tangan terbalut perban putih itulah yang menggerakkan pulpen hitam tersebut, menjepitnya di antara jari-jarinya. Safir birunya sudah kalut ke dalam lamunan sejak 30 menit, dan suara ketukan pulpen juga menemani nya di saat bersamaan.

Naruto tahu, dia tidak bodoh dalam urusan membaca dan waktu. Dia tahu hari ini persidangan Perceraiannya dan Hinata sedang di mulai. Karena permintaan Hinata, dia tidak akan datang ke pengadilan itu meskipun rasanya sangat ingin sekali menghentikan sidang tersebut. Tapi cukup, dia tidak ingin membuat Hinata bersedih lagi dengan menurutinya, mungkin.

Tanpa di sadari oleh Naruto. Sekretaris cantiknya bernama Shizuka dan karyawan bijaknya Shikamaru sudah berdiri di ambang pintu. Terlihat bahwa Shizuka takut menghampiri bosnya yang saat ini sedang sibuk melamun, apalagi mereka tahu Naruto tengah bermasalah dengan istrinya.

"Cepat berikan berkasnya." Paksa Shikamaru sedikit mendorong lengan Shizuka. Wanita bersurai hitam itu malah menggeleng.

"Aku takut." Balasnya seperti sebuah bisikan karena ia menutupi mulutnya dengan sebuah berkas yang ia bawa. Shikamaru menghela nafas, sebenarnya dia juga takut tapi kali ini ia akan menggunakan kebijakannya untuk sang bos agar mereka bisa terhindar dari amukan karena sudah mengganggu lamunannya.

Please, Marry Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang