23✈️{P,MM!}

334 39 20
                                    

Don't forget
→⁠(⁠°⁠ ⁠۝ ⁠°⁠)⁠┗ Vote and Coment

🛫📍🛬

Tokyo - Jepang

Terlihat di sebuah taman yang indah, nenek Mito duduk bersama kakek Hasirama sang pujaan hatinya. Keduanya tengah menikmati enaknya makan dan berbagai kuaci, meskipun mereka tahu gigi tuanya tak sekuat muda dulu.

"Bagaimana Naruto dan Hinata di sana?" tanya sang nenek membuka menghentikan canda tawa mereka.

"Sangat baik. Tapi terkadang aku harus memberi ocehan untuk bocah pirang itu!" Mito tertawa kecil mendengar keluh kesah suaminya.

"Sifatnya sama seperti Khusina' kan?" suara tawa berhenti seketika. Bagaimana pun kakek Hasirama dan nenek Mito adalah orang tua, dimana mereka selalu merasa rindu akan putri sulungnya yang tiba-tiba pergi begitu saja.

"Bagaimana keadaannya ya?" nenek Mito terdiam, suaminya benar, bagaimana keadaan putrinya di luar sana? Apakah dia masih hidup?

***

Kembali ke London. Sudah tiga jam lewat, Naruto dan Sakura saling bertukar cerita, perlahan suasana tegang serta canggung mereka mulai mencair. Dari sisi dapur, Hinata hanya duduk diam setelah ia selesai memakan setengah masakannya.

Wajah cantiknya terlihat sendu tersenyum tipis ketika suara-suara dua orang di arah ruang tamu masuk ke gendang telinganya. Canda tawa suami beserta wanita pink itu terdengar jelas, meskipun tawa tersebut kecil.

"Senang bisa berbincang denganmu, Naruto! Rasanya seperti kembali ke masa-masa dulu!" ucap Sakura sembari menyeka butir air mata di sudut matanya akibat tawa tadi sambil berdiri di ikuti oleh Naruto.

"Hm, aku juga senang kau akhirnya datang." Sejenak manik keduanya saling bertemu, sampai Sakura melihat ke samping Naruto. Seorang wanita cantik baru saja melangkah ke arah mereka.

"Kita belum sempat berkenalan! Namaku Haruno Sakura." Mengulurkan tangannya ke arah Hinata dengan senyuman lembut.

Hinata meraih dengan degupan jantung tak teratur, entahlah rasanya seperti mimpi harus berjabat tangan dengan seorang model ternama seperti Haruno Sakura. "Hyuga, mak-maksudku Uzumaki Hinata!" senyuman Sakura perlahan memudar-- harusnya nama itu ada di namanya, bukan wanita lain.

Naruto yang sudah tahu ekspresi sendu Sakura. Ia hanya bisa diam, merutuki dirinya, bagaimana pun pernikahan ini sudah terlanjur.

"Aku harus pergi. Ada latihan pemotretan sore nanti!" sebisa mungkin wanita musim semi itu tersenyum menutupi rasa sakit hatinya. -'Maaf Sakura. Aku tidak bisa mengatakan kalau pernikahan ini hanya palsu.' Batin Naruto. Sejenak Hinata menoleh ke arah Naruto yang terlihat menunduk sanyup.

"Datanglah lagi lain hari. Kedatangan mu akan di sambut!" ucap Hinata tiba-tiba, tak ada yang aneh dari ucapan Hinata. Tidak ada yang tahu selain wanita bersurai indigo tersebut. Dia selalu marah dengan suami Rubah nya itu, tapi dia juga tak suka melihatnya sedih.

Sedikit aneh bagi Sakura. Bagaimana bisa seorang istri membolehkan wanita lain, meskipun itu adalah seorang teman tapi sangat dekat dengan suaminya? "Akan ku usahakan!" Jawab Sakura tersenyum lalu pamit pergi, setelah saling beradu pandang dengan kekasih pirangnya itu.

Please, Marry Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang