45✈️Bonus Chapter {P,MM!}

1K 55 15
                                    

Walcome and Happy Reading

Don't forget
<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠↗ Vote and Coment

🛫📍🛬

Pernikahan yang sungguh megah, kali ini keluarga yang sebenarnya sudah berkumpul bersama. Para tamu undangan serta teman juga saling mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin yang menikah untuk kedua kalinya, tanpa ada kertas dan matre.

"Kali ini jangan ada kebohongan lagi." Tegas kakek Hasirama membawa tongkatnya dan memberi peringatan untuk Naruto dan juga Hinata.

"Tidak akan / Tidak akan!" jawab bersamaan penuh keyakinan. Tangan Hinata masih melingkar di lengan Naruto.

"Dan kali ini.... Kalian harus membaca novelku, ada banyak gaya di sana. Percayalah!" ujar Jiraiya memberikan sebuah buku dengan karangan pita yang lucu sebagai hadiah. Naruto dan Hinata saling tersenyum pasrah.

***

Keluarga Uzumaki sudah sepakat, mereka semua akan pergi menginap di hotel malam ini. Hanya dua tiga hari, karena mereka tidak ingin mengganggu malam pertama Naruto dan Hinata.

Suara tawa menggelegak, ketika Naruto dan Hinata menaiki anak tangga, dimana Hinata saat ini di gendong ala pengantin baru. Gaun besar Hinata menyapu lantai meski wanita itu terangkat menandakan betapa besarnya gaun tersebut, bahkan lebih besar daripada pernikahan pertamanya.

"Kau mau kita membaca buku paman Jiraiya dulu?" Naruto tersenyum lebar, sementara Hinata masih betah dalam gendongan suaminya, merangkul leher pria tampan itu dengan bahagia.

"Untuk apa? Gayamu lebih nikmat daripada buku paman Jiraiya!" goda Hinata membuat Naruto gemas.

Naruto menurunkan Hinata perlahan. Saling berhadapan dan tangan kanan Naruto mulai membuka seluruh ikat surai sang istri dengan pelan dan lembut sehingga surai indah dan wangi itu tergerai cantik serta bergelombang. Hinata tersipu malu saat Naruto mengusap lembut surai-nya, menghirup aroma wangi lalu menyusupkan tangannya mulai ke pipi mendekatkan wajahnya lebih dekat ke sang istri sampai nafas panas mereka terasa.

Tiba-tiba tangan Hinata menahan bibir Naruto yang hendak menciumnya. "Tahan dulu." Pria itu cemberut saat hasratnya harus di tahan.

"Ada apa lagi?"

"Kau lupa hadiah dari para wanita Uzumaki hm?!" Hinata mencoba mengingatkan suaminya yang tak sabaran itu. Naruto mencoba mengingat lagi dan... "Ah, iya. Apa kau bersedia memakinya?!" pria itu tersenyum lebar. Tentu saja itu sangat memalukan bagi Hinata, tapi.. mereka sudah suami istri apa salahnya jika melakukan hal seperti itu di hadapan suami sendiri.

Hinata mendekat dan berbisik seperti desahan kecil. "Aku bersedia!" bisiknya membuat Naruto panas dingin tak sabar melihat istrinya tersebut.

"Kalau begitu lakukan cepat. Aku akan menunggumu, cepat!" pria itu mendorong pelan istrinya untuk segera masuk kamar mandi dengan gaun sebesar itu.

Saat istrinya sudah masuk dan mengunci pintu kamar mandi. Naruto tersenyum lebar di atas ranjang.

"Aku juga harus bersiap, mungkin mandi di kamar mandi lain agar Hinata semakin suka!" ucapnya girang dan segera ke kamar mandi yang ada di kamar lainnya.

Please, Marry Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang