Bagian 12

5.9K 614 125
                                    

Jika menyukai cerita ini maka mohon dukungannya melalui vote dan komen 💜

—————

Baru saja Nuga keluar dari pintu rumahnya namun dia kembali masuk mencari keberadaan sang bapak. Dan Ale yang sedang minum air es di dapur pun menatap datar ke arah Nuga yang menghampirinya.

"Mau apa?" Tanya Ale dengan wajah lelah.

"Mau pamit. Nuga mau minggat. Kecewa Nuga sama Bapak tuh, ga ngedukung Nuga. Ga pengertian sama perasaan Nuga. Ga ngertiin kepengenan Nuga. Kecewa Pak, Nuga kecewa banget." Nuga menghapus air matanya yang berjatuhan semakin deras.

Ale menghembuskan napasnya lelah, ia menarik surainya frustrasi melihat drama yang dilakukan anak semata wayangnya ini. Ale kembali mengisi gelas minumnya dengan air dingin lalu dengan amarah memuncak——

BYUUUR!!!!

"MINGGAT SONO LU BOCAH!!! GA USAH PULANG SEKALIAN! KENA STROKE GUE LAMA-LAMA PUNYA ANAK KAYAK LU NUGAAAAAAA!!!!!!" Ale berteriak murka sembari menyiram wajah Nuga dengan air es.

Nuga membuka mulutnya terkejut karena dinginnya air es, dia menatap tak percaya ke arah sang bapak yang mengusirnya secara terang-terangan.

"Iya! Nuga Bapak emang ga sayang sama Nuga! Pulangkan aku kepada orang tuaku Bapak!" Nuga memukul dadanya dengan dramatis.

"GUE AJA GATAU EMAK BAPAK LU SAPE BOCAH! KALO GUE TAU DAH GUE BALIKIN LU DARI DULU!" Ale berjalan ke arah wastafel.

Dia mengambil baskom dan mengisinya dengan air lalu dia hendak mengguyur tubuh anaknya namun Nuga lebih dulu berlari dengan cepat.

"BAPAK KONTOL!!!!" Teriak Nuga sembari menghapus air matanya yang berlinang.

Dada Ale naik turun dengan cepat merasa begitu geram dengan tingkah ajaib anaknya, dia benar-benar merasa 100 kali lebih tua dari umur aslinya karena setiap hari dihadapkan dengan Nuga yang seperti itu.

"Karma apa Ya Allah gue dapet anak modelan tuh bocah." Ale yang merasa lelah pun memilih ke kamar dan tidur.

Tak peduli kemana anaknya itu pergi, biarlah nanti suaminya yang mencari bocah itu jika tak kunjung pulang selama 24 jam. Ale sangat lelah lahir dan batin.

Nuga menyeret koper besarnya dengan lunglai, dia meremas dadanya yang terasa sakit karena diusir oleh bapaknya. Padahal dia berharap sang bapak menahannya dan memeluknya dengan erat memohon agar tak minggat.

Namun harapannya pupus, bapaknya justru mengusirnya bahkan menyiramnya dengan air es. Sungguh menyakiti batin Nuga yang sangat rapuh tersebut.

"Bapak emang ga peka banget. Anaknya abis ditolak malah diusir, disiram pake aer pulak. Kecewa berat gue, hampa banget hati gue sekarang. Gue butuh semangat buat hidup lagi." Ujar Nuga dengan helaan napas berat berulang kali.

Ting tong Ting tong

Nuga menekan bel rumah Hasmi, dia sudah bersiap memasang wajah paling menyedihkan dengan deraian air matanya. Dan Hasbi pun yang keluar dan dia memejamkan matanya sesaat merasa begitu lelah karena kembali melihat kehadiran Nuga.

"Apa lagi Ya Allah?" Hasbi menggelengkan kepalanya pasrah.

Dia menatap wajah Nuga yang begitu melas dengan air mata berlinang, dia pun semakin pening saat melihat bocah itu membawa koper besar.

"Om. Boleh ga Nuga numpang di sini? Soalnya bapak ngusir Nuga, dia bilang pengen balikin Nuga ke orang tua kandung Nuga. Iya, Nuga tau kok. Sadar diri juga, Nuga cuma anak adopsi. Nuga cuma numpang di rumah itu. Nuga tau, bapak cape sama anak pungut gatau diri kayak Nuga ini. Tapi, Nuga ga punya tempat tujuan lagi Om selain di sini. Kasih waktu dulu ya sebelum Nuga nyari kerjaan." Ujar Nuga dengan kedua mata yang terlihat begitu pasrah.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang