Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui vote dan komen 💜
-----
"Sayang. Bangun yuk, sholat shubuh dulu." Hasbi membangunkan Hasmi.
Anaknya itu dalam beberapa hari ini meminta tidur bersama dengannya dan juga Amri. Beberapa hari setelah semuanya diketahui oleh Hasmi--anak itu lebih manja dari biasanya dan sangat menempel kepada kedua orang tuanya.
"Hmmh 5 menit ya Papi." Gumam Hasmi masih setengah sadar.
Hasbi pun menghela napas dan memilih untuk melanjutkan dzikir paginya lebih dulu sembari menunggu Hasmi bangun.
Sang suami pun sedang berdoa tak jauh darinya setelah menjadi imam dalam sholat shubuh mereka. Setelah selesai doa Amri membaringkan kepalanya di atas paha Hasbi, menarik tangan sang suami agar mengelus rahang tegasnya.
"Hari ini jadi?" Tanya Amri sembari mendongak menatap Hasbi.
Hasbi mengangguk kecil sembari mengelus rahang tegas suaminya. Dan setelah selesai dzikir pagi mereka kembali membangunkan Hasmi dan bocah itu bangun dengan mudah.
Mereka sangat bersyukur karena Hasmi tak terlihat begitu terpuruk, ada beberapa kali kesempatan bocah itu kembali menangis di pelukan mereka karena mengingat fakta pahit tersebut. Hasmi pun sering meminta maaf kepada kedua orang tuanya karena merasa bersalah atas sikapnya di hari itu.
Amri dan Hasbi pun mendukung pemulihan mental dan batin Hasmi dengan membawanya ke psikiater untuk melakukan beberapa terapi dan mendapatkan jadwal konsul 1 bulan sekali. Mereka benar-benar ingin anak mereka sehat secara fisik dan mental.
Ting tong ting tong
Hasmi menekan bel rumah Nuga beberapa kali, dia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Beberapa hari ini dia enggan sekolah atau keluar rumah, ia sibuk dengan konseling nya dan juga menikmati waktu bersama kedua orang tuanya.
"Loh! Loh! Loh! Loh! Ayang?! Ayang Hasmi?! Apakah kau nyata Ayang?!" Suara berisik Nuga terdengar melalui pengeras suara dari interkom.
Hasmi merotasi bola matanya malas melihat respon Nuga yang sesuai perkiraannya. Dia pun mengangguk malas ke arah kamera interkom.
Dan dia terkekeh pelan saat mendengar suara langkah kaki yang gaduh, sudah dipastikan jika Nuga sedang berlari untuk membukakan pintu untuknya. Padahal Nuga bisa membuka kunci pintu pagarnya dari dalam rumah.
Krieeet~
"Selamat pagi Ayang! Selamat datang di istana Dede Nuga~" Nuga membungkuk sopan mempersilakan Hasmi untuk masuk.
Hasmi menatap aneh ke arah Nuga, namun dia merasa terhibur dengan tingkah konyol Nuga. Beberapa hari ini dia tak bertemu dengan Nuga rasanya sedikit sepi.
"Iya iya. Kamu udah sarapan belom? Kalo belom dan kalo ga keberatan kamu mau sarapan di rumah aku? Ayahku juga katanya mau ngomong sesuatu sama kamu." Ujar Hasmi sembari mendongak menatap Nuga.
Nuga membulatkan matanya terkejut, wajahnya mendadak terlihat sangat tegang dan gugup.
"A-apa mertua seme mau nyuruh Dede Nuga nikahin Ayah Hasmi? Duh! Dede Nuga harus bawa apa nih?! Bapak!!! Bapak punya buah apa di kulkas?!" Nuga berlari masuk kedalam rumah memanggil bapaknya berulang kali.
Hasmi menepuk dahinya kesal melihat respon Nuga yang selalu berlebihan. Dia pun berlari menyusul Nuga dan dia menggelengkan kepalanya heran melihat Nuga yang mengguncang tubuh Ale dengan brutal.
"Nuga diundang sarapan sama mertua seme Pak! Bentar lagi kalian besanan, ayo tolong siapin! Nuga mesti bawa sesuatu ke mertua biar ga malu-maluin Pak!" Nuga berteriak heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUGA-HASMI 21+ BL (END)
Teen FictionSide of story Abi-Ale dan Amri-Hasbi. Baca cerita 'abi-ale' dan 'amri-hasbi' lebih dulu. Kisah cinta anak Abi Ale dan Amri Hasbi. Nuga seme barbar bucin tolol yang mengejar cinta Hasmi uke tsundere dingin dan pemarah. Bagaimanakah Hasmi menghadapi...