Bagian 2 S2

3.3K 392 115
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui voment dan follow 💜

—————

"Ye mulut lu emang ngaco ye Nuga! Sekata bilang anak gue mau meninggal. Gue potong juga lidah lu! Kita ke sini kayak orang gila tau terobos sana sini perkasa kuatir!" Hasbi memukuli tubuh Nuga dengan bantal sofa.

Nuga terlihat pasrah karena ini memang kesalahannya, dia tidak berniat mendoakan ayang Hasminya meninggal. Hanya saja Nuga mengutarakan ketakutannya kepada bapaknya jikalau Hasmi meninggal melihat betapa lemahnya kekasihnya itu.

Bulu kuduk Nuga meremang kala menyadari tatapan membunuh Amri yang sedang memangku Hasmi. Saya ini Nuga ingin menangis dan berlari ke pelukan babanya, dia takut dihabisi oleh calon mertuanya ini.

"I-iya. Maafin Nuga Om Camer Uke, Om Camer Seme. Nuga salah." Cicit Nuga dengan wajah takut.

Nuga menggeser duduknya karena takut jika dia diterkam oleh Amri, pria itu benar-benar seakan ingin mencabik-cabik tubuh Nuga. Tatapannya sangat tajam membuat Nuga takut untuk bergerak.

"Lain kali harus tenang kalo menghadapi sesuatu, kalo kamu panik sampe ngerugiin orang lain itu kesalahan fatal. Kan kamu udah pacaran sama anak Om, jadi harus berubah perlahan. Om ga bisa mercayain anak Om ke bocah yang grusak grusuk kayak kamu. Ini baru Hasmi demam, kalo misa beneran di situasi genting butuh pertolongan pertama masa kamu panik sendiri? Bisa terluka anak Om ini. Ya naudzubillah jangan sampai kejadian yang aneh-aneh." Ujar Amri dengan tegas.

Hasmi mengguncang tubuh ayahnya dengan pelan agar tidak terlalu keras dengan kekasihnya. Dia menatap kasihan ke arah Nuga yang terlihat gemetar ketakutan hingga berkeringat dingin. Dia memang kesal dengan Nuga namun dia pun tak tega melihat kekasihnya dimarahi ayahnya seperti itu.

"Ayah udah ih. Nuga ga maksud kayak gitu." Ujar Hasmi membela Nuga.

"Ga bisa. Dari kamu bayi sampe gede gini Ayah selalu bisa ngejaga kamu loh Sayang, Ayah selalu berusaha bersikap tenang tiap kali kamu terluka biar kamu ga makin takut, biar kamu bisa cepet dapet penanganan. Ayah bahkan rela loh baca banyak buku tentang pertolongan pertama, bersikap tenang dan banyak lagi. Kalo bukan buat kamu sama Papi apa lagi? Karena Ayah ini kepala keluarga, Ayah yang harus ngelindungi dan ngejaga kalian." Ujar Amri berusaha membuat anaknya mengerti.

Nuga melirik takut ke arah Amri, dia mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari pria itu. Dan Nuga mengerti apa yang dimaksud oleh pria dominan itu.

"Ayah ga ngelarang kalian pacaran. Ayah ga bisa ikut campur sama perasaan orang. Tapi jujur aja Ayah ga suka sama cowo ga tegas, cowo yang lemah, cowo yang panikan, cowo yang ga bisa adaptasi di segala situasi. Mana bisa Ayah percaya sama Nuga, kamu ini Ayah rawat Ayah jaga sepenuh hati dari dulu kok. Mana mungkin Ayah diem aja kalo pacar kamu modelannya begini. Bukannya bikin orang tua kamu lega ada yang jagain, malah bikin makin khawatir." Ujar Amri dengan kalimat yang tajam.

Dia menggendong Hasmi masuk ke dalam kamar dengan wajah yang terlihat mengeras karena amarah. Nuga semakin menunduk, kedua matanya terasa panas karena dia semakin merasa bersalah juga takut.

Tak dipungkiri, ucapan Amri menyakiti hatinya dan juga menyakiti harga dirinya. Ternyata cinta saja tidak cukup, banyak hal yang harus dilakukan untuk mencintai seseorang. Nuga tahu, Nuga juga sadar jika Amri adalah sosok pria yang hebat. Begitu juga dengan babanya, mereka berdua pria dominan yang mempunyai sikap tenang dan dapat diandalkan.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang