Dua

167 8 0
                                    

Note :

Buat ver. WP bakalan agak beda sama POV di Tik Tok ya temen - temen.

Selamat membaca

*****
"Langsung ke lapangan?" Tanya Sayaka, mereka sudah tidak ada kelas lagi.

"Iya langsung aja," sahut Dika.

Setelah merapikan meja dan beberapa buku mereka langsung bersiap untuk ke lapangan. Mereka memang biasa seperti ini, jika sudah tidak ada kelas dan tidak ada kesibukan maka mereka akan berolahraga, kadang futsal kadang mereka juga bermain basket.

Mereka bermain di lapangan dekat kampus mereka, tapi setelah sampai di sana ternyata lapangannya sedang di pakai, mau tidak mau mereka harus menunggu.

Saat Karel dan teman-temannya hendak mencari tempat duduk Karel salah fokus kepada cewek yang duduk sendirian di tempat penonton, maka ia berlari menghampiri cewek itu tentu di ikuti oleh teman-temannya yang tentu bingung mengapa Karel tiba-tiba berlari.

Tapi saat mengetahui kemana Karel pergi, mereka otomatis merotasikan bola mata mereka.

"Tara." Tara terkejut saat ada yang memanggil namanya.

"Astaga bikin kaget aja lo!" Kesalnya. Pasalnya Tara sedang melamun lalu di kejutkan begitu tentu ia akan kesal. Tapi si pelaku malah tertawa tanpa rasa bersalah lalu duduk di sebelah Tara.

"Tumben lo ke sini?" Tara langsung cemberut, ia sebenarnya tidak mau kesini tapi tadi teman laknatnya yaitu si Grace memaksanya untuk menonton, lalu lihat sekarang, Tara malah di tinggal sendiri sedangkan temannya sudah pulang.

"Si Grace tuh, gue di paksa suruh nonton tapi dia malah pulang sama pacarnya, gue di tinggal sendiri."

"Lain kali kalo gak mau bilang aja gak mau gak usah maksain cuma buat menuhin keinginan temen lo." Tara diam.

"Mau pulang? Ayo gue anter."

"Apaan, bentar lagi giliran kita main, enak aja lo main pergi-pergi aja." Karel menoleh ke arah Sayaka.

"Bentar doang, ayo, Ra." Sebenarnya Tara mau tapi ia ingat sesuatu.

"Enggak deh, gue pulangnya nanti aja gue masih pengen di sini," ucapnya.

"Beneran?" Tanya Karel memastikan, Tara mengangguk.

"Yaudah, gue temenin."

"Najis, modus banget." Karel tidak mengindahkan ucapan teman-temannya, hal seperti itu sudah biasa.

Tara kembali fokus ke depan, sedangkan Karel malah fokus melihat Tara dari samping jangan lupa dengan senyum manisnya. Tara yang merasa di perhatikan pun menoleh.

"Kenapa?" Karel menggeleng lalu mengalihkan pandangannya ke lapangan.

"Gak jelas."

"Karel, sumpah lo bahaya banget jantung gue kayak mau meletus."

"Karel denger gak ya? Gue deg degan kenceng banget semoga dia gak denger."

Di luar Tara memang terlihat tenang, tapi hati da pikirannya sedang ribut.

Tara tahu Karel menyukainya, Tara tahu sangat tahu karena Karel sudah sering kali mengungkapkan perasaannya tapi selalu Tara abaikan. Bukan tanpa alasan Tara melakukan hal itu.

KATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang