Selamat datang dan selamat membacaa🤗
****
"Kenapa lagi si bayi gede?" Tanya Sayaka soalnya sedari tadi ponsel Tara berisik sekali, dan tersangkanya cuma satu yaitu pasti Karel."Paling juga pengen kesini," timpal Dika.
Mereka sedang kerja kelompok di sebuah cafe. Sayaka dan Dika satu kelompok dengan Tara serta dua teman mereka yang belum sampai. Sedangkan Karel satu kelompok dengan Grace, Manu dan beberapa teman mereka.
Kelompok Karel sedang mengerjakan tugas mereka di rumah Grace, dan jarak dari cafe ke rumah Grace itu hanya 15 menit tapi Karel bertingkah seakan mereka sedang LDR berbeda negara. Memang lebay anaknya.
"Sehari gak ketemu lo kayaknya meriang tuh dia."
"Bukan meriang lagi, udah demam tinggi kali."
"Lebay lo berdua. Udah ini mereka kapan sampenya?" Ujar Tara pasalnya sudah jam segini tapi mereka belum sampai juga padahal janjian jam delapan harus sudah di tempat.
****
Di saat teman-temannya fokus mengerjakan, Karel malah tidak mau diam sendiri. Ia ingin cepat selesai biar bisa menyusul Tara. Seperti yang ia katakan, rasa kangennya dengan Tara itu sudah level maksimal. Padahal tadi ia yang mengantarkan Tara ke cafe juga.
Karel kembali meletakan ponselnya. Ia menarik nafas dalam, bosan sekali rasanya."Kenapa lo? Tarik nafas mulu kayak banteng," ujar Manu. Ia sedari tadi terus memperhatikan gerak-gerik Karel.
"Ini kita masih lama? Bosen gue."
"Kalo mau cepet selesai kerjain nih, jangan main hp mulu lo." Karel itu pintar tapi dia malas belajar.
"Tapi kalo selesai kita boleh pulang kan?"
"Kalo lo mau nginep juga gapapa."
"Enak aja. Gak ada." Itu Grace yang protes.
"Gue juga gak mau. Kangen sama istri."
"Istri, istri. Nikah aja belum lo berdua."
"Ya terserah gue lah, mau panggil istri kek, adinda kek, matahariku kek, rembulanku kek suka-suka gue."