Kembali lagiii hehe .. maaf ya lama update nya hihi✌️
Sebenernya kemarin mau up tapi kehapus😤
Yaudah ya SELAMAT MEMBACA ALL❤️****
"Loh, itu kenapa tangan Tara di tarik-tarik?"
"Ga apa-apa. Grace bilang Tara selalu menghindar, mungkin Karel tarik tangan Tara kayak gitu supaya Tara gak kabur."
Itu Mami Tara dan bundanya Karel. Mereka saat ini sedang mengawasi anak-anaknya dari jauh. Pertemuan ini bukan tanpa sengaja tetapi memang sudah mereka rencanakan sejak mereka tau kalau anak-anak mereka tak lagi menjalin hubungan.
"Kalo rencana kita gagal gimana ya?" ujar Mami Tara.
"Kalo gagal nanti kita langsung nikahin aja," jawab bunda Karel dengan semangat. Mereka berdua sudah cocok satu sama lain masa iya harus gagal jadi besan? Rugi dong.
Kembali ke dua sejoli yang masih berstatus mantan. Keduanya sudah sampai di area parkiran.
"Masuk, Ra." Tara diam tidak berniat untuk masuk ke dalam mobil cowok itu. "Ra?"
"Aku gak mau. Lagian mau ke mana sih? Bunda sama mami gimana pulangnya kalo kita pergi duluan?"
"Bentar." Cowok itu mengeluarkan ponselnya mengetik sesuatu di sana. "Aku udah izin ke bunda, bunda bilang kita gak apa-apa pergi duluan. Sekarang ayo masuk."
"Mau ke mana sih?" kesalnya.
"Kamu maunya ke mana?"
"Kok tanya aku?"
"Ya kamu maunya ke mana biar kita ke sana."
"Aku mau pulang." Ketusnya.
"Yaudah ayo."
"Tapi gak mau sama kamu."
"Terus kamu mau naik apa pulangnya?"
"Taksi." Karel menghela napas dalam. "Yaudah bentar, aku titipin kunci dulu di security."
"Kenapa di titipin?" Karel menoleh. "Ya biar bisa pulang sama kamu naik taksi."
"Aku bilang 'kan gak mau pulang sama kamu. Budek ya?"
"Pilihannya cuma kamu ikut aku atau aku yang ikut kamu, Ra." Alis cewek itu menukik tajam kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari nomor Tirta.
"Halo Tirta tolong jemput gue di-"
"Ra, nanti lagi gue lagi mabar."
"Ih Tirta, jemput gue dul- halo? Tirta?" ternyata sambungan teleponnya sudah dimatikan oleh Tirta. Tara menoleh ke belakang melihat Karel yang masih menunggu sambil bersandar pada mobil.
Cowok itu menaik turunkan alisnya. "Kenapa? Tirta gak bisa jemput?"
"Ra. Kamu segitu bencinya ya sama aku?" Karel mendekat. Di tanya seperti itu membuat hatinya merasa tidak enak. Tara tidak benci, ia hanya kesal.
"Ra, ikut aku sebentar aja, aku mau ngomong."
"Aku ga-"
"Ra, plis. Sekali aja aku jelasin semuanya setelah itu kamu mau marah atau benci aku juga terserah, ya?" Haruskah Tara ikut? Karel bilang cuma sebentar saja 'kan?
Tara berjalan melewati Karel kemudian membuka pintu mobil cowok itu. Sebelum masuk ia menoleh. "Kenapa diem? Ayo." Senyum cowok itu langsung merekah. Sumpah ia senang sekali.
"Jangan ke rumah aku," ujar Tara tanpa menoleh. "Kenapa?"
"Males ketemu Tirta." Karel terkekeh. "Terus kamu mau ke mana?"