Empat belas

84 6 0
                                    

Selamat membacaa....

*****

Masuk kelas dengan wajah ceria dan jangan lupakan genggaman tangan pasangan freak itu yang seperti terkena lem korea alias lengket banget. Duduk berdua dan tertawa, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

"Bagus, kemaren galau sekarang gandengan kayak truk," ujar Manu.

"Putus kok cuma dua hari sih, minimal tuh setahun baru balikan." Kini Dika yang bersuara.

"Sirik aja lo jomblo!" Timpal Karel.

"Cari pacar makanya, biar gak nyinyir aja bisanya." Memang dasar jomblo bisanya cuma nyinyir.

"Sombong banget lo!" Yang di katai jomblo tak terima.

"Gue doain putus lagi lo berdua." Biasanya doa orang terzolimi itu diijabah.

"Saran gue sih yang sombong begitu tuh mending di putusin aja, Ra." Kata Sayaka.

"Bener tuh sebelum terlambat," Dika menyahut lagi.

"Ey, lo berdua jangan mempengaruhi cewek gue."

"Iya deh, nanti gue pikirin dulu." Karel melongo. Apa katanya tadi?

"Ra?" Manu, Sayaka dan Dika sontak tertawa keras.

"Mampus lo!" Kata Manu. Ia senang sekali kalau melihat Karel sedang terpojok.

"Sayang kok kamu gitu?"

"Najis banget sayang-sayangan." Bukan Sayaka namanya kalo gak nyinyir.

"Kamu udah gak sayang aku ya?"

"Apaan sih drama banget kamu."

"Kata gue juga mending di putusin, Ra. Sebelum terlambat."

"Setuju." Manu dan Dika menyetujui usulan Sayaka.

"Kamu bayangin deh kalo kita gak sama-sama lagi terus gimana nasib si Jaja, Ra?"

"Jaja siapa lagi anjir."

"Anak gue entar."

"Ngomongin anak kayak yang udah nanem bibit aja lo."

"Wih itu mah sering."

"Anjir, serius?"

"BOHONG!"

"Kamu itu kalo ngomong. Aku suapin kaos kaki baru tau rasa." Kesalnya sambil memukul pelan mulut Karel. Lagi-lagi temannya tertawa puas melihat adegan itu.

"Sekali lagi. Kurang kenceng itu tadi." Manu tertawa.

"Kamu mah, aku 'kan becanda, kenapa mukulnya beneran? Jadi jelek deh muka aku."

"Emang udah jelek." Teman-temannya tertawa lagi karena celetukan Dika.

"Enak aja. Ganteng gue, iya 'kan Ra?"

"Enggak."

"Ra, harus jujur. Aku ganteng 'kan?"

"Enggak."

"Kamu mah becanda terus. Yang jujur, Ra."

"Aku ganteng 'kan?"

"Iya." Iyain aja deh biar kelar.

"Tuh denger." Bangga karena di bilang ganteng oleh ceweknya.

"Bodo amat."

"Ra, balik dari kampus kerumah aku dulu, yuk?"

"Eh, ngapain?"

"Main. Kemaren Hanni cerita ke Bunda kalo dia ketemu kamu makanya Bunda juga pengen ketemu kamu," jelasnya.

KATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang