Laura sedang tidak fit. Laura merasakan perutnya mual sejak pagi. Tubuhnya juga terasa lemas tapi Laura tetap memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah.
Pelajaran di kelasnya tengah berlangsung. Namun Laura tidak memperhatikan Bu Rani yang tengah menjelaskan materi. Laura tidak fokus belajar karena kondisinya sedang tidak fit.
Laura buru-buru menutupi mulutnya dengan telapak tangannya saat perutnya kembali bergejolak. Perutnya ingin memuntahkan sesuatu namun ia tahan.
"Lo pucat banget! Lo sakit, Ra?" Nata berseru khawatir saat melihat wajah pucat Laura.
"Gue lagi gak fit, tapi gue gak papa kok."
"Lo mau ke UKS?"
Laura menggeleng. Laura tidak ingin ke UKS, ia hanya ingin pergi ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya.
"Ke UKS aja, Ra. Biar lo bisa istirahat. Gue bilang ke Bu Rani ya?"
Laura dengan cepat menggelengkan kepalanya lagi. Laura menahan Nata agar tidak memberitahu Bu Rani bahwa dirinya sakit. "Gak usah, Nat. Gue gak papa sumpah. Eum--gue mau izin ke toilet aja, perut gue sakit."
"Mau gue anterin?"
"Gak usah, gue sendirian aja." Laura beralih menatap Bu Rani kemudian mengangkat tangannya. "Bu,"
Bu Rani menatap Laura. "Iya, ada apa Laura?"
"Saya mau izin ke toilet, Bu."
Bu Rani mengangguk. "Ya sudah, tapi jangan lama-lama."
"Iya, Bu." Laura beranjak dari duduknya setelah mendapat izin dari Bu Rani. Laura buru-buru keluar dari kelasnya. Laura sudah tidak bisa menahan lagi rasa mual di perutnya.
Toilet berada di samping kelas Laskar. Laura sempat berpapasan dengan Laskar ketika berjalan melewati kelas kekasihnya. Karena sedang buru-buru, Laura pun hanya diam tidak menyapa Laskar. Laura cuek seolah tidak melihat keberadaan Laskar.
"Lor!" Laskar berjalan cepat mengejar Laura. Tentu saja Laskar tahu Laura sedang tidak fit. Laura sudah memberitahunya sejak pagi.
Laskar berjalan memasuki area toilet perempuan. Laskar tidak peduli jika ada siswa atau siswi lain yang melihatnya masuk ke area toilet perempuan. Saat ini yang Laskar pedulikan hanya kondisi Laura. Laskar khawatir kondisi Laura semakin memburuk.
Begitu masuk Laskar mendapati Laura tengah muntah di wastafel. Laskar mendekat ke arah Laura. Satu tangannya membantu memegangi rambut Laura yang tergerai, sementara satu tangannya lagi memijat tengkuk Laura.
Laskar melihat Laura memuntahkan cairan bening. Laskar tidak heran karena Laura belum makan apa-apa sejak pagi.
Laura menyalakan keran kemudian membersihkan mulutnya. Laura lantas menatap Laskar. "Aku mual banget, yang. Efek semalem apa ya?"
"Mungkin." Laskar mengusap lembut kepala Laura. "Kamu izin pulang aja, jangan dipaksain kalo gak kuat. Nanti aku pesenin kamu taksi online!"
"Ya udah aku minta izin pulang sama guru BK."
"Aku temenin ke ruang BK."
Laura mengangguk kecil. "Iya."
Laskar dan Laura berjalan keluar dari area toilet sambil bergandengan tangan.
Laura melepas gandengan tangannya begitu sampai di depan kelasnya. "Aku masuk dulu, mau izin sama Bu Rani. Kamu tunggu di sini aja ya, yang?"
"Iya, Lor." Laskar menyentuh kening Laura dengan punggung tangannya. Laskar dapat merasakan suhu panas di kening gadisnya. "Kamu demam, sayang."
![](https://img.wattpad.com/cover/342814417-288-k248621.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For Him (End)
Teen FictionIni tentang LASKAR, LAURA dan LUKA. ***** Laskar artinya prajurit. Diharapkan ketika dewasa Laskar bisa setangguh prajurit. Tapi kenyataannya Laskar serapuh kertas. Hidup dengan berbagai masalah membuat Laskar hampir menyerah. Laskar dibenci dan sel...