60. The Devil's Line

226 26 1
                                    


Up📌

Selamat Membaca☺


***********************



Malam-malam Nova datang ke rumah Maharani dengan tujuan bertemu Laskar. Nova ingin meminta maaf sekaligus menjelaskan masalah kemarin. Sebenarnya semua yang terjadi antara dirinya, Laskar, dan Laura hanyalah kesalahpahaman. Laskar salah paham dengannya, maka dari itu ia akan menjelaskannya agar masalah kemarin terselesaikan. Nova tidak ingin hubungan persaudaraannya dengan Laskar rusak hanya karena sebuah kesalahpahaman.

Nova melangkahkan kakinya menuju arena kolam renang yang ada di dalam rumah Maharani. Salah satu asisten rumah tangga di rumah Tantenya ini mengatakan Laskar sedang berada di sana.

Sesampainya di arena kolam renang, Nova mendapati Laskar tengah duduk bersama Ardian. Dilihat dari ekspresi Laskar, sepupunya itu sepertinya sedang membicarakan hal yang serius.

Nova tetap menghampiri Laskar. Hal pertama yang dilakukannya ialah menyalami tangan Ardian. "Om,"

Ardian tersenyum ke arah Nova. "Mas Nova apa kabar?"

"Baik, Om." Nova tersenyum membalas senyuman Ardian. "Maaf kalo kedatangan aku ganggu kalian."

"Sama sekali gak ganggu. Udah selesai ngobrolnya, ini Om juga mau pamit." Ardian beranjak dari duduknya, pria itu hendak pulang.

"Mas Laskar, saya pamit pulang. Masih ada kerjaan yang belum saya selesaikan. Kalo butuh apa-apa, langsung kabarin saya ya, Mas?" ucap Ardian kepada Laskar.

Laskar mengangguk. "Iya, Om. Makasih udah mau ke sini."

"Sama-sama, Mas Laskar." Ardian menatap Laskar dan Nova secara bergantian. "Kalian berdua harus akur terus! Gak usah berantem-berantem lagi, malu lah sama pacar masing-masing!"

"Iya, Om." balas Nova.

Ardian lantas pergi meninggalkan Laskar dan Nova. Suasana seketika menjadi hening lantaran tidak ada yang bersuara. Baik Laskar maupun Nova sama-sama terdiam sepeninggal Ardian.

Nova duduk di kursi yang tadi diduduki Ardian. Diamnya Laskar membuat Nova menjadi canggung. Nova mencoba melawan kecanggungannya dengan mulai mengajak Laskar berbicara.

"Lo apa kabar, Las?"

"Kalo gue bilang gue baik-baik aja berarti gue bohong. Setelah semua yang terjadi di hidup gue, gue gak yakin gue baik-baik aja. Rasanya gue sekarang berada di antara hidup dan mati. Gue gak pengen hidup penuh cobaan kayak gini, tapi gue belum siap mati. Gue gak tau harus pilih melanjutkan hidup yang penuh cobaan ini atau pilih mengakhiri semuanya dengan cara mati." Laskar akhirnya bersuara namun tidak menatap Nova. Tatapannya lurus ke arah kolam renang di depannya.

"Gue harap lo kuat ngejalanin semua ini." Nova berguman lirih, entah Laskar mendengar suaranya atau tidak.

Laskar menghela napasnya kemudian menatap Nova. "Gue minta maaf, gue ngaku gue yang salah."

Nova tersenyum kecil. Senang rasanya mendengar Laskar meminta maaf kepadanya terlebih dahulu. "Gue udah maafin lo. Gue juga minta maaf sama lo, gue udah bikin lo salah paham. Gue sama sekali gak ada perasaan sama nyai. Tolong jangan salah paham lagi."

"Iya, gue yang salah. Gue udah nuduh lo yang enggak-enggak."

Nova mengulurkan tangannya guna mengajak Laskar bersalaman.

Laskar menerima uluran tangan Nova. Dua saudara sepupu yang kemarin bertengkar kini saling berjabatan tangan dan memaafkan satu sama lain. Sudah tidak ada lagi kesalahpahaman di antara keduanya.

For Him (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang