13

507 16 0
                                    

Kimberly membuka matanya pelan, sinar matahari dari jendela membuatnya terbangun. Berly mengubah posisinya menjadi duduk dan menggosok matanya.

Ia membuka matanya lebih lebar ketika sadar ia tidak sedang dirumah. Berly juga mengalihkan pandangannya ke kakinya, selimut tebal menutupinya.

Gadis itu tampak berpikir sejenak, dan mengingat-ngingat apa yang terakhir ia lakukan kemarin. Ia mengedarkan pandangannya pada ruangan itu, ia merasa familiar dengan kamar ini.

"Gue dimana?" Gumamnya, suaranya serak dan ia merasakan sakit ditenggorokannya.

Berly menoleh ke sebelahnya, ia terkejut melihat seseorang tidur membelakanginya, juga pria itu tidak menggunakan baju alias telanjang dada.

"Anjing!" Umpatnya.

"Gue masih perawan kan?! Gue dimana ini?!" Histerisnya yang membuat pria disebelahnya bergerak dan terbangun, pria itu membalikkan badannya kearah Berly.

"Z-zio?"

"Suara lo serak banget Ber," Ucap Zio langsung, caranya memanggil Zio juga berbeda.

"L-lo apain gue-?"

Zio mengubah posisinya menjadi duduk juga, "Gak ngapa-ngapain, kalau lo gak percaya cek aja cctv." Ucapnya santai sambil mengumpulkan nyawanya.

"Gimana gue bisa disini?" Tanya Berly.

Zio terkekeh, "Panjang ceritanya, kalau masih ngantuk tidur aja."

Berly tampak berpikir keras, "Lo beneran gak ngapa-ngapain gue kan?" Tanyanya lagi.

Zio menatap Berly, "Ya menurut lo? Cek aja."

Berly pun melihat ke arah tubuhnya, bajunya masih berada ditempatnya.

"Lagian lo, pake baju sexy ke Bar ngapain? Nyari mati lo?" Tanya Zio heran.

"Gue gak inget sumpah kemaren gue dimana Zi," Ujarnya jujur, ia bahkan tidak tau apa yang terakhir ia lakukan.

Zio pun menghela nafasnya dan menceritakan semuanya.

"Si Gina anjing! Bikin repot orang!" Ucap Berly.

"Suruh siapa lo minum 4 botol gitu? Gue aja paling banyak 2 botol." Kata Zio.

"Itu juga karena lo." Balas Berly.

Zio mengerutkan dahinya, "Kok gue?"

Berly tersenyum miring, "Lo kira karena apa gue ke Bar dan nyari mati pake baju ginian? Karena lo."

"Lo bikin gue ngerasa gak berharga, jadi gue mutusin buat jadi cewek murah tapi gak bisa. Gue malah ngerepotin lo juga." Lanjutnya.

"Dengan lo mau tubuh gue doang bikin gue mikir, apa gue gak sepantas itu dapet cinta dari seseorang? yang gue dapet cuma nafsu laki-laki kebanyakan, kalau cuma mau body doang itu gak jelas."

Zio berdeham, "Banyak yang suka sama lo dan ngasih hadiah ke lo, tapi kenapa lo tolak?"

Berly tersenyum pahit, "Yang suka sama gue kebanyakan orang mesum, ya karena badan gue kan? Bukan cinta sejati. Gue gak mau buang waktu buat orang kayak mereka."

"Termasuk lo, lo juga cuma mau badan gue kan? Banyak yang lomba-lomba mau dapetin badan gue, tapi gue gak mau."

Zio hanya memperhatikan Berly yang terus berbicara, gadis itu butuh tempat cerita dan Zio mengerti. Zio jadi merasa bersalah, karenanya Berly jadi sengaja menyakiti dirinya sendiri.

"Maaf gue-"

"Nope, gak masalah. Gue tau lo salah tapi lo gak sepenuhnya salah." Potong Berly cepat.

"Makasih udah bantu gue, maaf gue sering bikin lo repot juga emosi." Ujar Berly langsung sembari tersenyum tipis.

Kimberly [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang