33

313 12 0
                                    

Keesokkan harinya, Kimberly kembali bersekolah di sekolah asalnya, ia tidak bertukar peran lagi dengan Berry, sebab urusannya sudah selesai. Berly harap dengan semua ini Naisa, Kinara maupun Vania akan memperbaiki sikapnya.

Berly keluar dari mobilnya. Ketika ia keluar jelaslah semua orang disana memperhatikannya. Berly menatap balik orang-orang tersebut dengan wajah datar khasnya.

Sebelum kekelasnya Berly memutuskan untuk kekelas Zio, dan mengembalikan jaket Zio yang waktu itu ia pernah pinjam, tidak lupa ia juga sudah mencucinya.

Berly berdiri didepan kelas Zio, dan disana ia melihat Zio sedang duduk dibangku sembari melamun, ia memiliki ide jahil. Berly berjalan masuk kedalam kelas tersebut dan menghampiri meja Zio.

"DAR!!" Berly mengejutkan Zio, pria itu pun lantas tersadar dari lamunannya dan menatap Berly. Tapi tatapannya terlihat berbeda..

"Hahahah! Ini gue mau balikin jaket lo, dan juga-" Zio langsung menyambar jaket tersebut dari tangan Berly.

"Makasih." Jawabnya langsung.

Berly mengernyitkan dahinya, "Hmm gue mau tany-"

"Gausah lama-lama bisa gak?" Potong Zio lagi dengan wajah datarnya.

Berly berani sumpah kalau Zio mode begini sangat menyeramkan dan mencekam.

"Lo kenapa Zi? Gue cuma-"

"Bacot, minggir lo." Zio berdiri dan sengaja melewati Berly dan membuat pundak mereka bertabrakan. Berly terdiam ditempat, ia masih mencerna kejadian ini, ada apa dengan Zio?.

"Dia kenapa sih?" Gumam Berly heran. Pasalnya, Zio tidak pernah sekasar ini padanya kecuali saat mereka dulu masih menjadi 'musuh'. Sekarang rasanya aneh ketika Zio begitu pada Berly, dulu sih biasa saja bahkan ia tidak terlalu memusingkan.

Berly pun segera pergi dari kelas itu dan memutuskan untuk kekelasnya saja, ia hendak menanyakan soal ini pada Digo.

Sikap Zio sangat aneh tadi, apa yang ia lakukan sampai Zio bersikap seperti itu?.

Ketika sampai dikelas ia langsung menghampiri Digo.

"Digo!" Panggil Berly, dan Digo yang tengah duduk dimejanya bersama Reyhan pun menoleh.

"Kenapa Ber?"

"Zio kenapa? Tadi dia kaya-"

"Zio dari kemaren kayak gitu Ber, dia marah-marah gak jelas kan? Terus dia juga kemaren tiba-tiba pergi pas lagi nongkrong sama kita." Potong Reyhan seakan tau apa yang hendak Berly tanyakan.

"Wah iya? Ada apa sih??" Tanya Berly lagi.

Digo menggelengkan kepalanya, "Gak tau lah, lo khawatir ya? Cie."

Berly pun menoyor jidat Digo.

"Akh! Shhh sakit Ber sumpah! Lo udah sehat ya? Kemaren-kemaren lo baik deh." Ujar Digo sembari mengelus jidatnya.

"Berisik lo." Balas Berly dan langsung berjalan kearah bangkunya, pikirannya kacau, entah mengapa ia merasa ada yang salah.

••••

Istirahat tiba, Ginaura dan Berly berjalan di lorong menuju kantin seperti biasa, saat dijalan mereka berpapasan dengan Zio dan Bagas, tapi Zio tidak menyapa ataupun melirik Berly disana, tatapan pria itu lurus kedepan dengan datar. Sedangkan Bagas memang sedang memainkan ponselnya jadi ia tidak melihat Berly maupun Gina.

Berly yang melihat itu pun menghentikan langkahnya, Ginaura yang sadar pun menghentikan langkahnya juga. "Kenapa Ber?"

Berly menunduk lalu menoleh kebelakang, melihat punggung Zio yang berjalan menjauh.

Kimberly [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang