28

361 14 4
                                    

Kimberly Zeenaeira. Gadis itu berjalan di lorong sekolah dengan tatapan dingin nan tajam, ia jelas mendengar beberapa cibiran untuk Berry saat ia melewat. Sungguh ia ingin sekali menghajar orang-orang yang berani mengejek adiknya!.

Berly masih berjalan di lorong sehingga saat sampai diruang osis, tiba-tiba Arga memanggilnya.

"Berry!" Berly mengedarkan pandangannya mendengar itu, ia jelas tau kenapa Arga memanggilnya dengan nama Berry, sebab disana banyak orang dan bukan hanya mereka saja.

Berly menghentikan langkahnya. Arga pun merubah posisinya menjadi berdiri dihadapan Berly. Berly sedikit mendongak melihat pria itu, matanya bergerak seolah bertanya ada apa?.

Pria itu menghela nafasnya, "Tadi gue denger, Naisa bilang bakal bikin suatu rencana hari ini Kak, gue mohon lo waspada." Peringat Arga.

Berly tersenyum miring lalu terkekeh, "Sok-sok an banget anjing bikin rencana, lo denger apa lagi?" Arga tampak berpikir.

"Gue cuma denger itu, dia juga katanya maksain masuk demi ngasih pelajaran ke lo Kak."

"Bangsat, gue gak tahan Ga, maaf kalau hari ini gue gak bisa jadi Berry dengan baik." Setelah mengatakan itu Berly langsung berjalan pergi meninggalkan Arga. Arga menatap punggung gadis itu yang lama-lama menjauh dan menghilang dari pandangannya.

Arga menghela nafasnya, "Kok firasat gue bakal ada perang dunia abis ini?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sedangkan Berly, ia sudah sampai dikelasnya. Saat ia masuk kekelas terlihat semua atensi tertuju padanya. Berly yang merasa diperhatikan pun memutar bola matanya malas.

Berly duduk dibangku dan berniat untuk tidak mempedulikan tatapan orang-orang padanya.

Tapi tiba-tiba Vania dan Kinara muncul dikedua sisi Berly.

Berly mengalihkan pandangannya pada Kinara dan Vania, ia menatap mereka berdua bergantian.

"Ngapain?" Tanya Berly berniat menyindir. Nadanya juga terdengar menyebalkan di telinga Kinara.

"Bawa lo ke gudang. Ayo Van!"

Kinara dan Vania pun memegang masing-masing tangan Berly. Berly pun berusaha melepaskannya, "Apasih!? Lepasin!" Teriak Berly, banyak orang yang melihat kejadian itu tapi mereka hanya diam.

Sekarang Vania dan Kinara berhasil membuat Berly berdiri, mereka membawa gadis itu kearah gudang dengan kasar. Saat berjalan di lorong sekolah banyak yang memperhatikan dan menatap mereka.

Berly berada ditengah-tengah mereka, membuat Kinara dan Vania mencengkram kedua tangan Berly kuat.

Sebenarnya tenaga Berly bisa saja melepaskan cengkraman Vania dan Kinara, hanya saja ia harus tetap menjadi Berry sekarang, hingga nanti di gudang ia akan menghajar ketiga gadis licik itu, lihat saja.

Saat sampai di gudang ternyata sudah ada Naisa disana, ia terlihat melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap remeh Berly.

Vania dan Kinara melempar Berly kelantai penuh debu itu, Berly terduduk lemah di lantai tersebut, dihadapannya terdapat Naisa yang tengah menatapnya tajam.

Berly menunduk, ia berusaha untuk terlihat takut senatural mungkin. Vania menutup pintu gudang tersebut, ia menggeser meja untuk menahan pintu tersebut, jangan sampai ada yang membuka pintu itu, apalagi seorang guru.

Naisa berjongkok didepan Berly, ia mengangkat dagu Berly. Berly dapat melihat wajah Naisa yang sangat menjengkelkan itu, dan Naisa tersenyum miring menatap tatapan Berly yang terlihat tajam itu.

Kimberly [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang