10

163 15 0
                                    

"let's talk."














Di cafe Lia sekarang duduk berhadapan sama Jaehyun sedangkan Haechan kuliah katanya ada ujian penting gak mau bolos. Tumbenan. Biasanya juga suka-suka Haechan. Katanya biar cepet lulus mau otw nikahin Lia. Dasar gendeng emang.

"Aku minta maaf atas nama Jeno, Lia..."

"Udah aku maafin kak..."

"So...that's mean you agree to come back with Jeno?"

"Tentu aja gak..."

"But you cheating too with Haechan..." Ucap Jaehyun mau skak Lia.

"Aku udah nurut apa kata kalian sebelumnya. Jauhin Haechan, lost contact sama Haechan. Tapi apa? Jeno yang selingkuh. Bahkan seapartemen dan sekamar sama Karina. We don't know what they already do when they together. Apa kak Jaehyun bisa jamin itu?"



Jaehyun diem denger ucapan Lia. Ya, dia gak bisa menjamin. Orang adeknya itu aja bisa ngibulin dia saat dia udah usaha buat yakinin keluarga Lia supaya mau bantu ngejatuhin Lia sama Haechan.


"No one is prefect..."


"Tapi bukan artinya aku harus memaksakan apa yang gak bisa aku terima,kan?"

"Karina say, she still love Haechan more then she love Jeno..."


"So do I. Tapi kalian yang maksa aku ada di posisi itu dulu dan disaat aku udah Nerima, adik kak Jaehyun sendiri yang ngehancurin itu..."

"Dia cuma salah jalan..."

"Dan salah jalannya kejauhan. Mau balik juga jalannya udah ditutup..." Jawab Lia berusaha setenang mungkin padahal dia tau kalau Jaehyun emang berusaha neken dia kayak biasanya supaya nurut. Kadang dia mikir. Dia ini pacarnya Jeno apa Jaehyun sih. Napa jadi apa-apa Jaehyun yang ngurus.

"Kalau kak Jaehyun takut masalah hubungan perusahaan, aku udah bilang sama papa kerja samanya tetep jalan aja. Gak perlu terpengaruh sama hubungan kita..."

"Tapi kamu penerusnya, Lia..."

"Dan kak Jaehyun penerus perusahaan keluarga kalian,kan? Kalau seandainya kak Jaehyun dipaksa buat sama orang yang kak Jaehyun gak suka, apa kak Jaehyun mau?"

"Cinta bisa tumbuh karena terbiasa..."

"Buat kak Jaehyun mungkin itu bener. Tapi buatku, itu gak bener. Kak Jaehyun terbiasa diminta melakukan sesuatu yang akhirnya buat kak Jaehyun terbiasa. Sedangkan aku, baru sejak kenal kalian aku dipaksa buat ngelakuin apa yang bukan kehendak ku. Bahkan soal perusahaan. Aku cukup ngerti, tapi papa gak pernah maksa aku buat ngurus sendiri semuanya karena aku gak mau. Itu bedanya aku sama kak Jaehyun..." Jawab Lia lugas ngebandingin dirinya sama Jaehyun langsung. Dia gak mau Jaehyun terus nyamain diri mereka. Meski sama-sama calon penerus perusahaan, tentu aja mereka beda.

"Aku cuma mau adikku bahagia..." Ucap Jaehyun setelah cukup lama diem. Tangannya gerak buat ngaduk americano nya yang rasanya lebih luar biasa paitnya daripada punya Johnny tebak Lia.

"Kalau gitu ajarin dia cari kebahagiaan dengan usahanya sendiri tanpa nyakitin orang lain. He's not your baby yang selalu kak Jaehyun sebagai penanggung jawabnya. Dia udah besar. Udah harus siap Nerima resiko apapun dari hal yang dia lakuin. Termasuk masalah ini..."


"Lia—"


"Stop babying him, kak. Kak Jaehyun bilang, aku bisa anggep kak Jaehyun kayak kakakku sendiri juga. Sebagai kakak dengan dua adik, kakak harus belajar adil buat kita. Bukan cuma berpihak sama Jeno terus..." Mohon Lia yang ngebuat Jaehyun diem juga natap gadis di depannya itu. Dia bisa liat Lia udah capek banget tapi harus tetep ngadepin masalah ini padahal dia udah ngambil keputusan. Kalaupun dia ada di posisi Lia, dia pasti gak suka juga keputusannya di ganggu gugat sama orang lain.

"I don't think this still work for her now..."





















.
.
.






Back In To You (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang